Kalau kalian nggak terbiasa, jangan coba-coba berangkat kerja naik KRL dari Cibinong ke Tangerang kayak saya, deh.
Harga tiketnya yang murah membuat KRL menjadi moda transportasi pilihan bagi banyak pekerja di daerah Jakarta dan sekitarnya. Tak terkecuali saya yang sudah menggunakan KRL sebagai alat transportasi sehari-hari.
Saat ini saya bekerja di daerah Tangerang, sementara rumah saya berada di Cibinong. Dari Stasiun Cibinong menuju Stasiun Tangerang biasa saya tempuh sekitar dua jam dan harus transit dua kali di Stasiun Manggarai dan Stasiun Duri. Sampai sini kebayang kan keseharian saya seperti apa?
Dari Cibinong ke Tangerang
Saya biasa berangkat kerja dari Stasiun Cibinong dengan jadwal KRL pertama pukul 05.21 WIB. Biasanya sudah banyak anker (anak kereta) yang menunggu kedatangan kereta dari Stasiun Nambo di sisi peron. Saat kereta dari Nambo tiba, keadaan kereta sudah setengah terisi. Kebayang nggak sih jam segitu saya sudah harus berlomba-lomba dengan anker lainnya untuk mendapatkan tempat duduk. Rebutan tempat duduknya bener-bener brutal, Gaes, saling dorong dan saling sikut.
Pokoknya kalau kurang beruntung, siap-siap saja harus berdiri selama sejam lebih dari Stasiun Cibinong hingga Stasiun Manggarai. Biasanya kalau sudah begitu lumayan lah, kaki jadi gemetaran.
Transit di Stasiun Manggarai, momok para pengguna KRL
Stasiun Manggarai menjadi momok bagi (((mungkin))) seluruh pengguna KRL yang transit di stasiun ini. Gimana nggak, stasiun ini menjadi pusat transit kereta dari Bogor, Bekasi, Jakarta, Rangkasbitung, dan Kampung Bandan. Terlebih masih ada pembangunan infrastruktur stasiun yang belum rampung, fasilitas lift dan eskalator yang kurang memadai, hingga akses jalan di peron yang sempit. Hal-hal ini seolah menambah kepadatan Stasiun Manggarai tiap harinya.
Saat kereta dari Stasiun Nambo tiba di Stasiun Manggarai—tepatnya tiba di peron 11 yang berada di lantai 2—saya biasanya sudah standby di depan pintu kereta bersama anker lainnya. Karena kereta yang menuju Duri via Kampung Bandan biasanya sudah tiba di peron 7 yang letaknya di lantai 1. Otomatis saya harus turun tangga menuju peron tersebut.
Berdesakkan dengan anker lainnya dan lari-larian tak bisa saya hindari. Semua orang di Stasiun Manggarai seakan dikejar waktu agar tiba tepat sebelum kereta berangkat kembali. Bayangkan, kereta cuma berhenti sekitar satu sampai dua menit, kalau ketinggalan ya terpaksa menunggu kereta selanjutnya datang. Berasa ikut acara Ninja Warrior nggak, tuh?
Baca halaman selanjutnya
Harus siap jadi “manusia geprek” di dalam kereta…