Rumah sakit merupakan sebuah tempat pelayanan kesehatan yang memiliki beragam profesi dengan beragam kompetensi. Mulai dari dokter spesialis hingga cleaning service. Namun, suguhan tontonan yang ada dalam sinetron maupun FTV telah berhasil membuat stigma bagi sebagian masyarakat bahwa seorang laki-laki yang bekerja di rumah sakit disebut dokter dan seorang perempuan sebagai suster, entah apa pun profesinya.
Sosok dokter dan suster (baca: perawat) rupanya telah menjadi default bagi kebanyakan sutradara ketika scene pada sebuah film berada di lingkungan rumah sakit. Hal ini ternyata menjadikan literasi masyarakat terkait profesi kesehatan terkesan hanya sebatas dokter dan suster saja. Pokoknya kalau ada petugas perempuan yang bekerja di rumah sakit panggil saja sus.
Di tempat saya bekerja, sering terjadi pasien menyebut dokter perempuan dengan sebutan suster dan petugas radiografer laki-laki sebagai dokter.
Hal ini menjadi sebuah tantangan tersendiri ketika seorang radiografer ditanya perihal diagnosa oleh keluarga pasien, padahal hanya dokter lah yang berhak menentukan diagnosa dengan mempertimbangkan hasil pemeriksaan penunjang.
Berikut ini adalah profesi di rumah sakit selain dokter dan perawat yang kerap kita temui.
Apoteker
Profesi ini tidak sebatas menjual obat atau kondom di apotek. Salah besar jika seorang apoteker dianggap sebatas penjual obat. Apoteker merupakan profesi yang memiliki kompetensi dalam urusan meracik obat yang diresepkan oleh dokter agar tidak salah dosis.
Selama bekerja dirinya juga bertanggung jawab dalam urusan stok obat dan harus update terkait obat yang sudah tidak boleh beredar.
Ahli teknologi laboratorium medis (ATLM)
Ahli teknologi laboratorium medis bisa juga disebut analis kesehatan. Dalam kesehariannya profesi ini bersentuhan dengan sampel darah, urin, feses hingga sperma pasien untuk dilakukan uji laboratorium. Selama pandemi Covid-19 profesi ini memiliki beban kerja yang cukup berat karena banyaknya pasien yang menjalani rapid maupun swab test.
Uji laboratorium merupakan salah satu pemeriksaan penunjang yang diperlukan oleh dokter untuk menegakkan diagnosa. Profesi ini juga rentan tertular penyakit sehingga selama bekerja wajib menggunakan APD (Alat Pelindung Diri) seperti masker, goggle, sarung tangan, dan lain-lain.
Perekam medis
Profesi ini bukanlah seseorang yang merekam proses persalinan lalu diunggah ke YouTube. Perekam medis memiliki tanggung jawab terhadap catatan medis pasien agar tidak rusak dan tetap terjaga dengan baik. Mereka juga bertanggung jawab atas kerahasiaan data pasien sebagai upaya memenuhi kebutuhan privasi.
Sekilas pekerjaan mereka mirip seperti pustakawan yang paham di mana letak buku dan buku mana saja yang berada dalam status pinjaman.
Radiografer
Jangan bayangkan bahwa profesi ini bersentuhan dengan headphone dan request lagu. Profesi ini bertugas di ruang radiologi untuk melakukan pemotretan dengan sinar radiasi, sehingga bisa juga disebut sebagai pekerja radiasi. Meskipun seorang radiografer mempelajari ilmu anatomi, namun dirinya tidak berwenang untuk menyampaikan diagnosis kepada pasien.
Mirip dengan seorang fotografer, profesi ini harus memahami berapa kekuatan kontras cahaya agar dapat menghasilkan foto rontgen yang layak baca.
Selain itu, profesi ini juga terbilang berbahaya karena selama bekerja mereka sangat dekat dengan risiko paparan sinar radiasi yang berisiko memicu sel kanker hingga kemandulan. Sehingga seorang radiografer harus benar-benar kompeten dalam melaksanakan pekerjaannya agar tidak mencelakai pasien maupun dirinya sendiri.
Bidan
Mungkin ada yang beranggapan bahwa bidan hanya ada di klinik persalinan atau bidan praktek mandiri, namun keberadaan bidan di rumah sakit juga menjadi peran yang sangat penting terutama ketika terdapat pasien dengan masalah kegawatan kebidanan yang memerlukan pertolongan segera.
Bisa dibilang bidan adalah playmaker di dalam rumah sakit. Mereka juga bisa ditempatkan di banyak ruangan seperti ruang rawat inap, IGD, ruang bersalin, poli KIA, ruang perawatan bayi risiko tinggi (Perinatologi), instalasi bedah sentral, hingga petugas pendaftaran.
Fisioterapis
Jangan salah artikan profesi ini sebagai tukang urut, meski faktanya profesi ini juga memiliki kompetensi dalam mengatasi permasalahan otot. Profesi ini kerap bersentuhan dengan permasalahan cedera pada atlet maupun pasien geriatri (usia lanjut) yang mengalami keterbatasan gerak fisik seperti pada kasus stroke.
Ahli gizi
Bisa juga disebut sebagai nutrisionis, ahli gizi di rumah sakit memiliki peran penting dalam proses perawatan pasien khususnya dalam pemberian diit yang diperlukan.
Terkadang dokter akan menuliskan instruksinya di lembar catatan medis agar pasien diberikan diit rendah garam, tentu saja hal ini menjadi tugas ahli gizi dalam menentukan jumlah garam dalam sajiannya.
Seorang ahli gizi juga harus mampu menilai status gizi pasien dan dapat memberikan makanan yang sesuai dengan kebutuhan kalori tiap pasien.
Pramusaji
Pramusaji memiliki tugas menyiapkan makanan dan mengantarkannya ke pasien yang berada di ruang rawat inap. Selama bekerja mereka kerap berada di dapur untuk memasak dan melakukan plating makanan yang sudah matang.
Rohaniawan
Umumnya rumah sakit memiliki petugas rohaniawan yang dapat memberikan bimbingan rohani kepada pasien yang sedang dirawat. Hal ini dibutuhkan karena proses perawatan pasien juga melingkupi biopsikososiospiritual, sehingga kebutuhan pasien dalam beribadah dapat difasilitasi, misalnya membantu pasien tayamum.
Selain itu rohaniawan juga bertugas dalam memberikan siraman rohani agar pasien tetap berprasangka baik atas ujian yang menimpanya. Keberadaan profesi ini juga dibutuhkan untuk mendoakan pasien yang meninggal atau sedang mengalami proses sakaratul maut.
Tentu masih ada profesi lainnya baik medis ataupun non-medis karena rumah sakit adalah fasilitas kesehatan yang mengutamakan kolaborasi antarprofesi dalam setiap proses perawatan.
BACA JUGA ‘Anak Band’ Adalah Sinetron dengan Judul Paling Aneh yang Pernah Ada dan tulisan Dhimas Raditya Lustiono lainnya.