Siang ini di waktu istirahat kerja, secara tidak sengaja saya melihat konferensi pers Ahmad Dhani di salah satu stasiun televisi swasta. Kebetulan posisi televisi berada di ruang tunggu yang sering menjadi jalur utama orang-orang (baik petugas maupun klien) untuk lewat.
Awalnya saya sangat tidak tertarik dengan siaran langsung tersebut. Sama seperti melihat orang-orang terkenal lainnya yang pernah di penjara. Hanya membatin, “oh, sudah keluar toh dia”.
Namun sebuah pernyataan yang entah spontan atau tidak, keluar dari mulut musisi hebat ini, membuat saya harus menonton siaran pers itu sembari tersenyum.
“Saya merasa dipenjara itu merupakan sebuah anugerah“. Ucap beliau dengan lugas.
Mendengar kalimat itu saya merasa cukup senang, karena sebagai pegawai di dunia kepenjaraan, melihat narapidana yang bebas kemudian merasa mendapatkan kesan yang positif itu merupakan sebuah kebahagian. Namun muncul juga pertanyaan dibenak saya, betulkah anugerah?
Jujur saja, memang sudah menjadi tugas dan kewajiban kami sebagai tangan kanan pemerintah yang mengurusi narapidana agar memulihkan kembali keadaannya seperti sedia kala. Dan ini bukan persoalan yang mudah.
Setiap kasus yang menghantarkan para narapidana itu masuk ke dalam penjara memiliki karakteristik masing-masing. Ada yang memang melakukan kejahatan itu karena sudah terbiasa, tetapi ada juga yang pemula. Ada pula seseorang yang di penjara itu bukan karena kejahatan pada manusia, tetapi tidak sepakat dengan para penguasa (seperti pada zaman Presiden Suharto). Bahkan ada juga yang dipenjara karena kesalahan serta kelalaian, seperti pengendara yang mengalami kecelakaan.
Keanekaragaman tersebut membuat penjara menjadi miniatur kehidupan dunia dalam sebuah lembaga. Meskipun labelnya adalah tempat berkumpulnya para pelanggar hukum, namun tetap ada hukum yang ditegakkan agar lingkungan tersebut kondusif untuk pembinaan.
Ini semua dampak dan akibat dari sistem kepenjaraan kita yang menganut konsep Pemasyarakatan. Sehingga narapidana itu dipandang bukan sebagai orang yang selalu salah, tetapi diberi kesempatan untuk berbenah. Maka tidak heran kalau mas Ahmad Dhani ini menganggap penjara itu anugerah. Karena memang di dalamnya dia mendapatkan pembinaan untuk berbenah menjadi lebih baik lagi.
Bayangkan saja kalau sistem kepenjaraan kita tidak menggunakan konsep Pemasyarakatan. Saya yakin tidak mungkin akan terucap dari mulut mas musisi hebat tersebut kalimat yang menganggap penjara sebagai anugerah. Malah bisa menyimpulkan penjara sebagai tempat yang penuh derita. Lah setiap hari pasti akan disiksa agar membuat jera. Belum lagi perlakuan tidak manusiawi lainnya. Untungnya penjara kita tidak seperti itu.
Meskipun demikian, memang penjara tetap memberikan kesengsaraan tersendiri bagi penghuninya. Tidak dapat berkumpul kembali dengan keluarga itu merupakan kesengsaraan yang teramat pedih. Apalagi kalau masuk penjaranya karena ketidaksengajaan. Sudah harus mendekam di dalam penjara, para tetangga malah menghina-hina, ditambah lagi keluarga tidak mau menerima.
Saya pribadi sering iba ketika melihat narapidana yang seperti ini. Untungnya mas Ahmad Dhani tidak mengalami nasib seperti ini. Terbukti keluarganya masih memberi dukungan. Belum lagi para pendukung setianya yang datang bergiliran memenuhi layar konferensi pers ini.
Memang beda kalau yang keluar penjara itu seorang yang terkenal seperti mas Ahmad Dhani ini. Saya sih seringnya lihat narapidana yang bebas masih kebingungan. Bahkan ada yang bingung harus pulang naik apa.
Lebih kerennya lagi, mas Ahmad Dhani ini masih suka memberikan komentar yang membuat terkesima. Kalau tadi saya merasa bangga ketika dia mengucapakan dipenjara itu sebuah anugerah, tetapi saat dilanjutkan ucapannya yang berterima kasih kepada Pelapor dan Aparat Hukum yang telah mengahantarkannya untuk mendapatkan anugerah, kok saya jadi merasa terharu ya. Hehehe
Semoga Mas Ahmad Dhani serta narapidana lainnya bisa menjadi insan yang lebih baik lagi dari sebelumnya sertaberkontribusi positif bagi Negara setelah bebas dari penjara.
BACA JUGA Bekerja di Lapas Bikin Saya Mikir Kalau Penjara Bukan Tempat Tepat Mendapat Keadilan atau tulisan Royyan Mahmuda lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.