Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Begini Rasanya Menjaga Perpustakaan Sekolah sampai Tengah Malam

Erwin Setia oleh Erwin Setia
3 Mei 2020
A A
Begini Rasanya Menjaga Perpustakaan Sekolah sampai Tengah Malam
Share on FacebookShare on Twitter

Sejak sekitar dua bulan lalu saya bekerja sebagai staf perpustakaan sebuah SMA di Kota Bekasi. Sekolah itu tidak lain adalah almamater saya sendiri. Ini adalah pekerjaan yang menyenangkan. Saya menyukai buku dan saya suka berada dekat dengan buku-buku. Menjadi staf perpustakaan adalah suatu anugerah buat saya.

Jarak sekolah ini dengan rumah saya cukup jauh. Memakan waktu satu jam lebih dengan berkendara. Karena saya tak punya kendaraan bermotor, sayang ongkos kalau harus pulang-pergi menumpangi angkutan umum, dan masih cukup waras untuk jalan kaki puluhan kilometer; saya pun terkadang menginap di perpustakaan. Ini bukan tempat yang asing. Sewaktu SMA saya biasa mengunjunginya. Jadi, saya tak merasa harus takut, khawatir, atau apalah.

Dengan menginap, itu artinya saya juga musti menjaga perpustakaan ini, dan mengawasinya sampai tengah malam—kecuali kalau saya telanjur tidur.

Pada malam hari tidak ada siapa-siapa yang berkunjung. Perpustakaan tempat saya bekerja mungil belaka, tapi tetap meruyakkan aroma keheningan yang kental saat malam hari tiba.

Biasanya saya akan tidur pada jam sepuluh atau sebelas malam. Tapi terkadang bisa lebih malam dari itu. Dan terjaga pada tengah malam di perpustakaan sekolah yang sepi merupakan pengalaman yang spesial.

Sekolah saya tidak angker. Setidaknya sepanjang tiga tahun saya bersekolah di sana, tidak pernah ada kisah hantu atau semacam itu (atau saya melewatkannya?). Namun, tak jauh dari sekolah ini ada makam kecil. Dan makam itu bisa dilihat dari jendela lantai tiga—sekolah ini kecil, tapi meninggi ke atas bukan ke samping seolah mengamalkan iklan HiLo.

Kendati tidak ada riwayat horor, bukan berarti saya bisa tenang-tenang saja saat bermalam di sini. Saya juga agak waswas dan sebentar-sebentar memperhatikan jendela. Di luar jendela ada kebun milik warga. Saya tidak pernah melihat hal-hal aneh di jendela, tapi percayalah, pohon pisang pada pukul dua belas malam dapat mendadak terlihat seperti sebatang pocong.

Kalau tiba-tiba merasa bergidik, saya buru-buru memutuskan untuk tidur walaupun nggak ngantuk-ngantuk amat. Saya berdoa dan berharap tak dihantui mimpi buruk.

Baca Juga:

Perpustakaan di Indonesia Memang Nggak Bisa Buka Sampai Malam, apalagi Sampai 24 Jam

Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

Untungnya, saya tidak melihat penampakan apa pun, dan itu adalah suatu hal yang patut disyukuri.

Kalau pikiran saya sedang lempang, malam hari di perpustakaan saya habiskan untuk merenung. Saya merenungkan betapa sepi perpustakaan. Mungkin sudah jadi ujaran yang kelewat klise bahwa perpustakaan adalah satu di antara tempat yang paling jarang dikunjungi orang—kuburan dan kamar mandi kayaknya lebih banyak dikunjungi orang, deh. Dan Anda harus tahu, perpustakaan sekolah pada tengah malam adalah sesepi-sepinya perpustakaan.

Pada tengah malam, buku-buku akan tampak lebih agung. Rak-rak menjadi terlihat megah, tembok begitu mewah, dan perpustakaan terasa menjadi tempat paling sakral sedunia. Dan ya, mari kita hentikan omongan berlebihan ini.

Seorang pepatah bilang bahwa sebaik-sebaik teman adalah buku. Sepanjang pagi sampai sore, saya menyepakati pepatah itu. Namun, begitu malam tiba—apalagi tengah malam—saya sangsi akan kebenaran kata-kata tersebut. Bagaimana tidak, jika tengah malam tiba, membaca buku tak lantas membuat hati saya tenang. Keadaan justru makin parah ketika buku yang saya baca adalah kisah-kisah penghuni neraka atau cerita-cerita horor macam Kisah-Kisah Tengah Malam Edgar Allan Poe. Alih-alih teman yang baik, buku-buku pada tengah malam di perpustakaan yang sepi adalah bumbu penguat rasa horor.

Seiring waktu saya terbiasa menginap di perpustakaan, nuansa horor memang agak berkurang. Lagi pula, secara umum keadaan baik-baik saja. Tapi tengah malam tetaplah tengah malam. Dan perpustakaan yang sepi tetaplah perpustakaan yang sepi.

Tiba-tiba saya membayangkan perasaan seorang penjaga perpustakaan besar yang mesti berjaga sampai tengah malam (ada nggak ya?). Saya tidak tahu apakah mereka akan dikerubungi rasa cemas atau malah gembira bisa bermalam dengan buku.

Yang jelas, saya cukup bermalam di perpustakaan kecil almamater saya saja. Kalau ada yang menawari saya bekerja dan berjaga sampai tengah malam di perpustakaan besar, saya rasa saya akan mempertimbangkannya ribuan kali. Sebab, Anda tidak akan pernah bisa mencegah sesuatu tiba-tiba mengetuk pintu pada tengah malam….

BACA JUGA Menebak Alasan Orang yang Pakai Masker tapi Maskernya Dibuka dan tulisan Erwin Setia lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 28 September 2021 oleh

Tags: BukuHororPerpustakaan
Erwin Setia

Erwin Setia

Mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung.

ArtikelTerkait

Kebiasaan Coret-coret Buku Sendiri Nggak Salah, Kenapa Harus Heran Terminal Mojok

Kebiasaan Coret-coret Buku Sendiri Nggak Salah, Kenapa Harus Heran?

19 Mei 2022
tidak selesai membaca buku mojok.co

Tidak Selesai Membaca Buku Adalah Sebuah Kejahatan

23 Juni 2020
reuni malapetaka

Reuni yang Berujung Malapetaka

23 Juni 2019
salat jumat wabah corona protokol kesehatan mojok.co

Ketika Jin yang Menyerupai Seorang Teman Ikut Salat Jumat

26 September 2019
4 Keuntungan Punya Rumah Dekat Kuburan yang Jarang Disadari Orang Mojok.co

4 Keuntungan Punya Rumah Dekat Kuburan yang Jarang Disadari Orang

1 Mei 2025
IVAA, Hidden Gem Perpustakaan dan Arsip Seni di Jogja

IVAA, Hidden Gem Perpustakaan dan Arsip Seni di Jogja

10 Desember 2022
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

Banyuwangi: Ditinggal Ngangeni, Ditunggui Bikin Sakit Hati

20 Desember 2025
Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

26 Desember 2025
Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

26 Desember 2025
Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

24 Desember 2025
Daihatsu Gran Max, Si "Alphard Jawa" yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan Mojok.co

Daihatsu Gran Max, Si “Alphard Jawa” yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan

25 Desember 2025
Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

25 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.