Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Beda Penggunaan Tanda Petik Biasa dan Tanda Petik Tunggal

Muhammad Ramadhani Suryolaksono oleh Muhammad Ramadhani Suryolaksono
25 Juni 2020
A A
penggunaan tanda petik satu dan tanda petik dua puebi online daring ivan lanin mojok.co

penggunaan tanda petik satu dan tanda petik dua puebi online daring ivan lanin mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Sebagai seseorang yang senang menulis, saya memiliki sebuah persoalan yang tidak pernah saya cari tahu jawabannya. Bukan karena malas, tapi karena waktu itu, menurut saya hal tersebut tidak terlalu genting. Namun, sebagaimana hal-hal lain yang ditunda, persoalan tersebut akhirnya terlupakan. Sekarang setelah saya mengingat dan berhasil menemukan jawabannya, saya menuliskan artikel ini. Hehe.

Kita semua tahu bahwa di dalam bahasa Indonesia ada cukup banyak tanda baca. Sebagian besar kita kenali dengan baik dan kita bisa menggunakannya dengan baik pula, semisal tanda koma, titik, tanda seru, dan tanda tanya. Ada juga tanda petik yang mungkin beberapa dari kita sering menggunakannya. Tapi, tahukah kalian di dalam tanda baca bahasa Indonesia ada dua jenis tanda petik? Terus bedanya apa dong? Nah, di sini akan ada sedikit penjelasannya.

Tanda petik (“…”)

Kita mulai dari yang lebih familier, tanda petik dua (“…”). Petik ini digunakan untuk mengapit petikan langsung yang berasal dari pembicaraan, naskah, atau bahan tertulis lain. Contohnya:

“Kamu udah makan belum?” tanya seorang lelaki kepada kekasihnya.

Itu adalah penggunaan tanda petik yang sudah sering kita jumpai. Penggunaan lain tanda petik dua adalah untuk mengapit judul sajak, lagu, film, sinetron, artikel, naskah, atau bab buku yang dipakai dalam kalimat. Misalnya:

Kemarin ibu saya menonton sinetron yang berjudul “Anakku Ternyata Bukan Anakmu” di sebuah saluran televisi nasional.

Penggunaan tanda petik dua yang selanjutnya adalah untuk mengapit istilah ilmiah yang kurang dikenal atau kata yang mempunyai arti khusus. Kali ini saya ambilkan contohnya dari PUEBI, sumber satu-satunya yang membuat saya bisa menulis artikel ini. Contohnya:

“Tetikus” komputer ini sudah tidak berfungsi.
Dilarang memberikan “amplop” kepada petugas!

Pada contoh pertama, tanda petik dua digunakan karena istilah “tetikus” kurang dikenal. Dan pada contoh kedua, tanda petik digunakan karena kata “amplop” mempunyai arti khusus, yakni uang.

Tanda petik tunggal (‘…’)

Selanjutnya, tanda petik tunggal. Dinamai petik tunggal karena petiknya memang hanya ada satu di tiap sisi kata atau kalimat yang diapit. Nah, kalau yang ini gunanya buat apa? Jadi, petik tunggal ini digunakan ketika kamu ingin mengapit petikan yang sudah ada di petikan lain. Contohnya:

Temanku bertanya, “Kamu dengar suara ‘kring-kring’ tadi nggak?”

Nah, jadi salah satu fungsi tanda petik tunggal adalah ketika kita butuh untuk menggunakan petikan di dalam petikan. Biar tidak salah paham gitu, hehe.

Baca Juga:

Menyesal Masuk Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia? Wajar, tapi Saya Yakin Kamu Akan Berubah Pikiran Setelah Membaca Ini

Jurusan Bahasa Indonesia Adalah Jurusan Paling Menderita oleh Stigma Negatif yang Lahir dari Ketidaktahuan Masyarakat

Lalu, fungsi yang kedua. Tanda petik tunggal dipakai untuk mengapit makna, terjemahan, atau penjelasan kata atau ungkapan. Misalnya:

retina ‘dinding mata sebelah dalam’
noken ‘tas khas Papua’
money politics ‘politik uang’

Nah, sehabis diberikan penjelasan seperti itu baru dilanjutkan agar menjadi kalimat yang baik.

Jadi, ternyata bahasa Indonesia yang kita pakai sehari-hari itu aturannya banyak dan perlu kita pelajari. Setidaknya biar kalau kita lagi chat sama pacar jadi kelihatan intelek. Tapi, selain itu, mempelajari penggunaan tanda baca dan ejaan yang baku memang sangat diperlukan. Apalagi, bagi kalian-kalian yang saat ini statusnya adalah mahasiswa tingkat akhir dan sedang menyusun skripsi, pasti paham lah ya rasanya revisian cuman karena salah cara menggunakan tanda baca.

Sebelum menutup tulisan ini, saya menyatakan bahwa semua informasi yang saya tulis di atas didapat dari laman web PUEBI daring yang dibikin Ivan Lanin. Bahkan, beberapa contoh saya ambil persis serupa seperti yang ada di laman webnya. Sengaja tidak menuliskannya menggunakan format sitasi agar tidak terlihat terlalu akademik dan juga karena format artikel di Mojok adalah artikel santai yang bisa dinikmati sambil menunggu kereta atau seusai makan siang di kantor.

BACA JUGA Penggunaan Huruf Kapital: Panduan, Contoh, dan Catatan Perkecualian dan tulisan Muhammad Ramadhani Suryolaksono lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 25 Juni 2020 oleh

Tags: bahasa indonesiapuebitanda petik
Muhammad Ramadhani Suryolaksono

Muhammad Ramadhani Suryolaksono

Sudah bukan mahasiswa, tapi masih suka baca.

ArtikelTerkait

11 Kosakata Sehari-hari yang Sebenarnya Berasal dari Bahasa Belanda Mojok.co

11 Kosakata Sehari-hari yang Sebenarnya Berasal dari Bahasa Belanda

20 Desember 2023
Mempertanyakan Orang Jawa Tulen yang Masih Bingung dengan Istilah Bahasa Jawa “Selawe”, “Seket", dan “Sewidak” Mojok.co

Mempertanyakan Orang Jawa Tulen yang Masih Bingung dengan Istilah Bahasa Jawa “Selawe”, “Seket”, dan “Sewidak”

22 Mei 2024
3 Kosakata Bahasa Indonesia yang Jarang Diketahui! (Unsplash)

3 Kosakata Bahasa Indonesia yang Jarang Diketahui!

19 Agustus 2023
Belajar dari Kasus Netflix Malaysia, Orang Jawa Harus Bangga Berbahasa Jawa terminal mojok.co

Belajar dari Kasus Netflix Malaysia, Orang Jawa Harus Bangga Berbahasa Jawa

3 Februari 2021
10 Lagu Anak Berbahasa Indonesia yang Perlu Dihafalkan terminal mojok

10 Lagu Anak Indonesia yang Perlu Dihafalkan Orang Dewasa

4 November 2021
15 Kosakata Bahasa Sunda yang Susah Diartikan ke Bahasa Indonesia. Orang Sunda Juga Bingung Menjelaskannya

15 Kosakata Bahasa Sunda yang Susah Diartikan ke Bahasa Indonesia. Orang Sunda Juga Bingung Menjelaskannya

25 November 2023
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

3 Alasan Kenapa Kampus Tidak Boleh Pelit Memberikan Jatah Absen ke Mahasiswa

3 Alasan Kenapa Kampus Tidak Boleh Pelit Memberikan Jatah Absen ke Mahasiswa

16 Desember 2025
Setup Makaroni Kuliner Khas Solo, tapi Orang Solo Nggak Tahu

Setup Makaroni: Kuliner Khas Solo tapi Banyak Orang Solo Malah Nggak Tahu

19 Desember 2025
Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Panduan Membeli Toyota Vios Bekas: Ini Ciri-Ciri Vios Bekas Taxi yang Wajib Diketahui!

18 Desember 2025
Jalur Wlingi-Karangkates, Penghubung Blitar dan Malang yang Indah tapi Mengancam Nyawa Pengguna Jalan

Jalur Wlingi-Karangkates, Penghubung Blitar dan Malang yang Indah tapi Mengancam Nyawa Pengguna Jalan

17 Desember 2025
3 Kebiasaan Pengendara Motor di Solo yang Dibenci Banyak Orang

3 Kebiasaan Pengendara Motor di Solo yang Dibenci Banyak Orang

16 Desember 2025
Isuzu Panther, Mobil Paling Kuat di Indonesia, Contoh Nyata Otot Kawang Tulang Vibranium

Isuzu Panther, Raja Diesel yang Masih Dicari Sampai Sekarang

19 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan
  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi
  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.