Percaya sama saya, mending naik taksi daripada naik becak motor dari Stasiun Surabaya Pasarturi ke Pelabuhan Ujung.
Saya tipe orang yang senang naik kendaraan umum. Salah satu kesempatan yang membuat saya bisa menjajal berbagai jenis transportasi adalah ketika pulang ke Madura. Biasanya, saya akan naik kereta menuju Stasiun Surabaya Pasarturi. Setelahnya menyambungnya dengan kapal laut melalui Pelabuhan Ujung Surabaya.
Nah, dari Stasiun Surabaya Pasarturi ke Pelabuhan Ujung ini jaraknya sekitar 7 km. Jarak yang cukup jauh kalau ditempuh dengan berjalan kaki. Itu mengapa berbagai transportasi tersedia dari stasiun ke pelabuhan. Ada angkot hingga ojek atau taksi online.
Pada hari itu saya memilih kendaraan becak motor untuk menuju Pelabuhan Ujung. Sebenarnya pilihan ini sama sekali tidak direncanakan. Pada waktu itu saya turun dari kereta sambil membawa banyak sekali barang bawaan. Sepanjang jalan keluar stasiun, ada banyak orang menawarkan jasa angkutan mulai dari taksi hingga becak. Tapi, saya tidak tergoda.
Belum sampai keluar dari area stasiun, saya melirik pangkalan becak motor yang berada di pintu keluar. Mungkin karena sudah nggak bisa menahan barang-barang bawaan, hati saya jadi tergoda untuk naik becak motor saja. Selain itu, saya pikir harganya tidak terlalu mahal, toh kendaraan ini pada dasarnya adalah becak.
Baca halaman selanjutnya: Harga becak motor …
Harga becak motor nggak bersahabat, mending naik taksi aja
Sepanjang perjalanan dari stasiun ke Pelabuhan Ujung saya santai saja, duduk manis di becak motor sambil menikmati pemandangan sekitar. Akhirnya saya tiba di pelabuhan. Saat tiba saatnya membayar, saya begitu terkejut karena tukang becak menolak saya beri uang Rp30.000. Kurang katanya, saya harus membayar Rp40.000 katanya.
Sejujurnya saya tidak memahami patokan tarif becak motor yang digunakan. Apakah harga segitu memang wajar untuk jarak kurang lebih 7 km? Atau memang saya sedang sial saja sehingga dikenai harga lebih mahal. Entahlah, yang jelas apa yang saya bayarkan pada waktu sangat mahal.
Setelah saya bandingkan, dengan harga segitu saya bisa duduk nyaman naik taksi. Pilihan transportasi lain, saya bisa memesan ojek mahasiswa dan duduk manis diantar sampai ke kos. Semua itu bisa saya peroleh dengan sekitar harga Rp50.000. Jauh lebih hemat.
Saya memang kecewa, tapi ya sudah lah, namanya juga nasi sudah menjadi bubur. Setidaknya setelah pengalaman itu saya jadi tahu kalau harga becak motor nggak ramah di kantong. Lain waktu, saya nggak akan lagi menggunakan jasanya lagi.
Penulis: Sugiati
Editor: Kenia Intan
BACA JUGA Surabaya Jadi Ibu Kota Provinsi Madura Adalah Ide Paling Sesat
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.