Masih banyak orang terutama di kalangan saya yang nggak kenal dengan Maxim. Ada yang mengira itu adalah jasa ekspedisi, jasa jual-beli kendaraan, jasa cuci mobil, jasa cukur rambut, sampai situs toko daring. Meski menurut berbagai sumber Maxim telah beroperasi di Indonesia sejak 2018, nyatanya saya baru tahu makna dan fungsi jasa ini setahun yang lalu. Itu pun karena saya dikasih tahu oleh seorang teman yang sering pakai jasa ini saat masih tinggal di Jakarta.
Sebagai pengguna yang telah beberapa kali menggunakan Maxim, saya merasa kalau ada beberapa hal dari jasa transportasi daring ini yang perlu dibenahi. Saat ini Maxim memang masih kalah familier dengan Grab atau Gojek. Tapi, kalau soal kemurahannya jelas Maxim nggak mau kalah. Kemurahan itu bisa disimak pada tarif jasanya, bisa pula senyum dan hati para drivernya.
Saya tahu kalau di negeri kita ada pepatah, “Ada harga, ada rupa”. Tapi, entah kenapa dengan segala kemurahan yang diberikan, ada saja hal kurang sreg yang saya rasakan. Nggak cuma menuntut saya untuk terus update aplikasi, tapi hasil kayak nggak ada bedanya. Ada kekurangan lain yang perlu diketahui oleh para pengguna baru supaya mereka menjadi maklum adanya.
Berikut kekurangan yang saya rasakan sepanjang menggunakan Maxim (studi kasus daerah Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah).
#1 Pin yang kadang nggak akurat
Pin yang nggak akurat tentu sangat menganggu kelancaran driver saat menjemput para penumpang. Sepanjang pengalaman pakai jasa ini, pin lokasi terkini saya sering meleset antara 10–100 meter dari yang seharusnya. Selain itu, nama lokasi yang muncul pada aplikasi Maxim nggak sedetail Google Maps, Gojek, dan Grab. Untuk mengatasinya, kita harus menggeser sendiri pin lokasi tersebut ke titik penjemputan atau titik lokasi tujuan yang tepat.
Misalnya, saya ingin pergi ke kantor. Nama kantor saya tercantum pada aplikasi Google Maps, Gojek, dan Grab. Ternyata pada aplikasi Maxim, nama kantor saya nggak ada. Jadi, saya harus rajin menggeser sendiri layar peta, lalu menentukan pin pada lokasi tujuan yang tepat. Hal ini juga berlaku sama bagi yang ingin pergi keluar kota. Tentu hal ini sangat membagongkan bagi orang-orang yang buta arah atau Google Maps.
#2 Waktu jemput yang kadang lama dan luput dari estimasi
Barangkali karena jumlah driver Maxim belum bejibun, waktu pencarian drivernya jadi lama. Kalaupun berhasil ketemu, biasanya lokasi driver jauh dari lokasi kita, jadi waktu jemputnya juga jadi lama. Sepanjang pengalaman pakai jasa ini, waktu tercepat menunggu yang pernah saya peroleh adalah 6 menit. Waktu terlama menunggu yang pernah saya peroleh adalah 28 menit. Itu pun kadang luput dari estimasi waktu tiba yang telah ditentukan pada aplikasi tersebut.
Pernah saat saya menunggu kedatangan mobil, pada aplikasi tertulis bahwa estimasi waktu tibanya adalah 8 menit. Ternyata setelah 8 menit berlalu, mobil tersebut masih berjarak sekitar 2 km dari lokasi saya. Tahu-tahu estimasi waktu tadi berubah jadi 2 menit. Tentu hal ini bikin kecele para pengguna yang telanjur bersiap-siap sambil mengatur barang bawaannya.
Baca halaman selanjutnya
#3 Kendaraan yang kadang nggak good looking