Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup Sapa Mantan

Bapak, Cinta Pertama yang Tak Sempat Terucap

Rina Purwaningsih oleh Rina Purwaningsih
28 Agustus 2021
A A
Bapak, Cinta Pertama yang Tidak Sempat Terucap terminal mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Ada pepatah yang mengatakan bahwa seorang ayah adalah cinta pertama bagi anak perempuannya. Saya tidak menyadari hingga di kemudian hari saya menyesalinya. Penyesalan terbesar saya bukanlah penyesalan atas perbuatan yang pernah saya lakukan. Justru sebaliknya, saya sangat menyesal mengapa tidak pernah mencoba melakukannya. Saya menyesal mengapa dulu saya tidak pernah menyatakan rasa sayang saya kepada Bapak.

Dulu, saya dan Bapak tidak pernah akur. Karakter Bapak yang keras membuat saya membencinya. Jika saya melakukan kesalahan, Bapak tak segan-segan melayangkan pukulan kepada saya. Saat marah, Bapak juga sering membentak dan memaki saya. Padahal saya anak tunggal, anak perempuan satu-satunya!

Tapi, tunggu. Tidak ada diksi perempuan dalam kamus Bapak. Tidak ada alasan saya adalah anak perempuan atau anak yang dinanti-nanti setelah 5 tahun usia pernikahan Bapak dan Ibu. Prinsip Bapak, saya tidak boleh manja, tidak boleh kakehan polah. Dan satu lagi, tidak boleh cengeng. Atau… Pletaaak! Tendangan tanpa bayangan tiba-tiba mendarat sebagai bonusnya. Huh, seorang ayah itu cinta pertama apanya!

Cerita dari Paklik dan Bulik, saat saya kecil, saya sangat nakal. Suka tantrum, ngamuk-ngamuk kalau menginginkan sesuatu. Suka berkelahi dengan siapa pun. “Untung Bapakmu tegas!” jelas mereka bangga.

Jiangkrik!!!

Paklik dan Bulik saya sangat keterlaluan. Bagaimana bisa mereka membela kakak mereka yang jelas-jelas kejam seperti itu? “Bapak harus diberi pelajaran!” jerit saya dalam hati.

Saat masuk SMP, misi balas dendam saya kepada Bapak dimulai. Saya memutuskan untuk ikut bela diri dengan tujuan supaya bisa melawan Bapak. Bapak adalah seorang pelatih silat di Setia Hati Teratai. Namun, saya memilih latihan di perguruan silat lain karena tidak mau disamakan dengan Bapak. Belum juga setahun latihan, saya sudah berani menantang Bapak. Tubuh Bapak yang tinggi dan kekar dengan sangat mudahnya menjatuhkan saya yang pendek, kecil, tapi tengil. Saya kapok. Tidak berani menantang Bapak lagi.

Setelah SMA, hubungan kami masih belum juga baik. Bapak tetap tidak pernah mau menunjukkan sikapnya yang lembut atau minimal kebapakan sedikit lah pada saya. Pernah suatu hari saya mengalami kecelakaan motor sewaktu berangkat ke sekolah. Saya pun dilarikan ke rumah sakit. “Goblok! Gara-gara kamu motornya rusak!” Bapak memarahi saya di depan teman-teman sekolah, para guru, dan mas-mas polisi muda gebetan saya. Sial! Gini amat nasib punya Bapak tak berperasaan, gerutu saya dalam hati.

Baca Juga:

Suzuki Satria 120 R dan Kenangan Cinta Pertama yang Sulit Dilupakan

Pak Menkes, yang Wajib Pintar Nggak Cuma Ibu, Bapaknya Juga!

Setelah merantau, kuliah, dan bekerja, kebencian saya kepada Bapak mulai berkurang. Lebih tepatnya, saya melupakan Bapak. Saya sibuk dengan hidup saya, jarang bertukar kabar dengan Bapak. Saya menikah pun tidak banyak melibatkan beliau. Demikian juga Bapak, tidak banyak mengatur seperti dulu lagi. Sepertinya saya sudah dianggap dewasa dalam memilih pasangan. Ada sebuah kalimat yang selalu saya ingat dari Bapak sebelum saya menikah, “Setelah ini kamu punya kerajaan sendiri. Siapa pun tidak boleh ikut campur urusan rumah tanggamu, termasuk Bapak.”

Siapa sangka sikap itu justru menjadi bumerang bagi Bapak sendiri. Prinsip Bapak tidak berfungsi untuk menghadapi tipe menantu penipu, koruptor, manipulator, dan segala perilaku kotor lainnya. Sikap saya yang terbiasa tidak boleh cengeng, membuat saya tidak terbuka kepada Bapak. Saya berusaha menyelesaikan kemelut rumah tangga sendiri sampai semua tidak bisa tertolong lagi. Korban-korban berjatuhan, termasuk Bapak.

Bapak jatuh terkena serangan stroke yang cukup parah. Tak lama Bapak meninggal tanpa perawatan karena menantu laknatnya telah mengambil apa pun milik Bapak. Sesaat sebelum ajal, Bapak memanggil saya. Beliau menatap saya dan mengucapkan sebuah kata yang mengubah persepsi saya tentang Bapak selama ini. Terbata-bata Bapak berusaha berbicara. Nyaris tak terdengar, tapi terbaca oleh saya dari gerakan bibirnya.

“Maaf…”

Seorang yang selama ini saya kenal sebagai sosok laki-laki yang kuat, keras, dan angkuh menjelma menjadi seorang yang lemah, rapuh, dan penuh sesal. Bapak telah pergi. Saya hanya mampu mematung melihat tubuh Bapak yang telah terbujur kaku. Tak setetes pun air mata jatuh dari pelupuk mata saya. Saya tidak mau terlihat menangis di depan Bapak. Namun, yang saya ingat dada saya terasa berat dan sesak. Setelah pemakaman, saya kembali melanjutkan pertarungan hidup saya. Bercerai dan menata kembali kehidupan.

Dua tahun setelah itu saya mengunjungi salah satu sahabat Bapak. Darinya saya tahu banyak hal yang tidak pernah saya ketahui selama ini. Bapak sering tidak memakan nasi berkat punjungan dari siapa pun, karena teringat saya kecil yang selalu menghabiskan berkat tanpa sisa. Bapak juga sering mengeluhkan saya yang tidak pernah pulang atau sekadar menelepon memberi kabar. Bapak bahkan berencana menjual satu-satunya rumah yang ia tinggali untuk membantu menyelesaikan masalah saya.

Tak menunggu lama, saya bergegas menuju makam. Genangan air yang selama ini tertahan di sudut-sudut mata tumpah tak terbendung lagi. Akhirnya saya bisa menangis. Menangis menyesali, mengapa begitu kerasnya hati ini sampai tidak bisa melihat sisi baik Bapak, cinta pertama saya, sama sekali. Semua memang sudah terlambat. Tapi, setidaknya mampu mengurangi beban di hati. Sambil memegang nisan kayu tanpa nama, saya berbicara dengan Bapak, “Bapak, terima kasih atas cintamu. Maafkan anakmu. Aku sayang Bapak.”

BACA JUGA Hikmah yang Bisa Kita Petik dari Surat Cinta Tak Tersampaikan Semasa Sekolah dan tulisan Rina Purwaningsih lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 28 Agustus 2021 oleh

Tags: anak perempuanBapakcinta pertamaOrang Tua dan Anak
Rina Purwaningsih

Rina Purwaningsih

Perempuan beneran yang B aja.

ArtikelTerkait

F4 Adalah Cinta Pertama yang Tak Terlupakan

F4 Adalah Cinta Pertama yang Tak Terlupakan

18 Desember 2019
5 Alasan Bapak Sendiri Adalah Instruktur Menyetir Terbaik

5 Alasan Bapak Sendiri Adalah Instruktur Menyetir Terbaik

11 Oktober 2022
Cara Bapak Saya Ajari Anak Perempuannya Mahir Membaca Peta terminal mojok.co

Cara Bapak Saya Ajari Anak Perempuannya Mahir Membaca Peta

25 Agustus 2021
6 Momen Kampret Akibat Ejekan Nama Bapak (Unsplash)

Ejekan Nama Bapak yang Menciptakan 6 Momen Menyebalkan

25 Desember 2022
Pak Menkes, yang Wajib Pintar Nggak Cuma Ibu, Bapaknya Juga!

Pak Menkes, yang Wajib Pintar Nggak Cuma Ibu, Bapaknya Juga!

27 Januari 2023
kesetaraan gender

Mengapa Perlu Memperkenalkan Kesetaraan Gender pada Anak?

27 Mei 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang Mojok.co

4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang

3 Desember 2025
Nggak Ada Gunanya Dosen Ngasih Tugas Artikel Akademik dan Wajib Terbit, Cuma Bikin Mahasiswa Stres!

Dosen yang Minta Mahasiswa untuk Kuliah Mandiri Lebih Pemalas dari Mahasiswa Itu Sendiri

5 Desember 2025
Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

30 November 2025
4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

1 Desember 2025
5 Hal yang Jarang Diketahui Orang Dibalik Kota Bandung yang Katanya Romantis Mojok.co

5 Hal yang Jarang Diketahui Orang di Balik Kota Bandung yang Katanya Romantis 

1 Desember 2025
Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang (Unsplash)

Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang dengan Pesona yang Membuat Saya Betah

4 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.