Saya rasa Banyuwangi sudah waktunya punya transportasi publik yang mumpuni seperti kota-kota besar. Transportasi publik yang terintegrasi akan memudahkan mobilitas warganya. Apalagi, kota dengan julukan The Sunrise of Java itu sedang mengembangkan sektor pariwisata. Transportasi yang mumpuni menjadi poin plus di mata pelancong.Â
Kalau dalam bayangan saya, transportasi yang mumpuni ini bisa diberi nama Trans Banyuwangi. Ya supaya mirip-mirip dengan Transjakarta atau Batik Solo Trans (BTS). Nama yang terkesan modern itu harus diimbangi dengan desain bus yang ciamik dan sistem yang canggih. Jujur, membayangkan Banyuwangi punya transportasi yang mumpuni bisa bikin saya senyum-senyum sendiri.Â
Saya yakin banyak warga Banyuwangi yang relate dengan saya. Transportasi semacam ini sudah lama menjadi harapan warga. Apalagi kalau transportasi sudah terintegrasi dengan baik, pasti sangat membantu mobilitas warga apalagi jarak antar kecamatan di Banyuwangi cukup jauh.Â
Saya coba ambil contoh kawan saya yang berasal dari Kecamatan Kalibaru, kecamatan di Banyuwangi yang berbatasan dengan Jember. Dia selalu kesulitan kalau ingin ke kota menggunakan transportasi umum. Pilihannya hanya 2, kereta atau bus. Keduanya sama-sama merepotkan. Â
Opsi pertama, naik kereta, merepotkan karena perlu war tiket dengan calon penumpang lain. Opsi kedua, naik bus, sangat tidak direkomendasikan karena harganya tidak ramah di kantong.Â
Andai saja ada Trans Banyuwangi, anggap saja dinamai demikian ya, jelas teman saya dari Kecamatan Kalibiru ini tidak akan kesulitan menuju kota atau sebaliknya. Tinggal duduk manis, tiba-tiba sudah sampai di lokasi. Sangat nyaman dan aman. Ditambah harga yang terjangkau, dijamin transportasi ini segera menjadi primadona.Â
Membantu sektor pariwisata Banyuwangi
Kehadiran Trans Banyuwangi tidak hanya menguntungkan warga setempat, transportasi yang mumpuni menjadi poin plus di mata pelancong. Hal ini jelas perlu dipertimbangkan karena sektor pariwisata di Banyuwangi tengah digenjot. Asal tahu saja, sepanjang 2022, setidaknya ada 2,9 juta wisatawan ke Banyuwangi. Jumlah itu diperkirakan meningkat pada tahun lalu. Per akhir September 2023 saja, jumlah kunjungan wisatawan sudah mencapai sekitar 3,1 juta orang.Â
Kehadiran transportasi yang mumpuni dan terintegrasi jelas bisa mengerek jumlah kunjungan wisatawan. Sudah jadi rahasia umum, tempat-tempat wisata Banyuwangi memang indah, tapi aksesnya tidak mudah. Lokasi wisata nyempil dan sulit diakses menggunakan kendaraan umum. Tidak jarang wisatawan mengurungkan niatnya untuk berwisata karena kesulitan-kesulitan ini.Â
Tidak hanya mobilitas warga saja yang dipermudah kalau Trans Banyuwangi betulan terealisasi. Transportasi ini juga bisa menjadi membuka lapangan pekerjaan baru. Dalam bayangan saya, pengadaan transportasi yang mumpuni bisa memberi kesempatan bagi sopir mikrolet dan angkot untuk mendapat pekerjaan dan pendapatan yang lebih layak. Mereka bisa diserap menjadi sopir armada mengingat minat penumpang mikrolet dan angkot yang kian menipis.Â
Penjelasan di atas yang membuat saya yakin bahwa sudah saatnya Banyuwangi memiliki transportasi yang mumpuni. Warga dan sektor pariwisata memerlukannya. Belum lagi bisa membantu meningkatkan kesejahteraan sopir angkot yang kian tidak dilirik. Kurang alasan apalagi?Â
Penulis: Rino Andreanto
Editor: Kenia IntanÂ
BACA JUGA Pariwisata Banyuwangi Jangan Berharap Melampaui Bali, Perbaiki Dulu Kekurangan yang Lain
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.