Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Bantul, Sentra Industri UMKM sekaligus Penghasil Utama Gondes di Jogja

Prabu Yudianto oleh Prabu Yudianto
20 Januari 2024
A A
Bangunjiwo Bantul Problematik: Daerahnya Makin Modern, tapi Infrastruktur Nggak Memadai bantul jogja

Bangunjiwo Bantul Problematik: Daerahnya Makin Modern, tapi Infrastruktur Nggak Memadai (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

“Ealah gondes pekok!” Umpat saya saat di-blayer oleh pengendara RX-King yang menyalip. Mas-mas berpakaian gombor dengan sandal jepit itu melaju kencang tanpa peduli umpatan saya. Ya maklum sih, cuma mengumpat dalam hati. Tapi mau bagaimana lagi? Saya sedang berada di Bantul Jogja. Tempat kultur gondes tumbuh berkembang layaknya kembang tebu sing kabur kanginan.

Saya malah jadi penasaran: kenapa Bantul banyak gondes? Kenapa bukan Kota Jogja dan Sleman? Apa istimewanya kabupaten pinggir laut ini sehingga bisa melahirkan generasi yang penuh cibiran ini? Pertanyaan ini berbuah permenungan panjang. Terkesan nggak penting? Yo sakkarepku tho?

Permenungan ini berlanjut menjadi penelitian sederhana. Dan penelitian itu berbuah artikel yang kini sedang Anda baca.

Gondes yang tak lagi gondrong

Sebenarnya apa itu gondes? Salah satu artikel Mojok pernah membedah kultur ini. Singkatnya, gondes adalah singkatan dari gondrong ndeso. Tapi gondes tidak sesederhana itu. Mereka yang disebut gondes kini juga tidak gondrong. Tapi masih bisa dianggap ndeso karena muncul di daerah suburban dan rural.

Gondes sendiri punya konotasi negatif. Yaitu penyebutan pemuda nakal khas desa. Kenakalannya sih beragam. Dari kebut-kebutan kemaki di jalan sampai playboy. Para gondes ini adalah society misfits yang berperilaku diluar norma masyarakat.

Saya jadi kepikiran tentang lahirnya kultur punk di London dan New York. Kata punk sendiri juga digunakan untuk menyebut para pemuda misfits dan melawan norma masyarakat. Toh anak “punk” di Jogja juga sering dipisuhi sebagai gondes. Anak punk di London dan New York juga berada di daerah pinggiran kota.

Meskipun hari ini kata gondes sudah mengalami perubahan makna, namun Bantul Jogja masih jadi pusatnya. Tapi kenapa Bantul?

Bantul yang selalu ndeso

Ketika mendengar nama Bantul, yang terlintas adalah daerah rural alias ndeso. Memang benar, karena Bantul adalah kabupaten di mana unit pemerintahan di bawah kecamatan adalah desa. Tapi istilah ndeso tidak hanya bicara pemerintahan desa.

Baca Juga:

Panduan Bertahan Hidup Warga Lokal Jogja agar Tetap Waras dari Invasi 7 Juta Wisatawan

Alasan Posong Temanggung Cocok Dikunjungi Orang-orang yang Lelah Liburan ke Jogja

Bantul memang daerah agraris dan sentra industri UMKM. Kabupaten ini juga menjadi salah satu penyuplai utama bahan pangan bagi Kota Jogja, terutama daging. Kegiatan ekonomi Bantul jelas lebih ndeso daripada Kota Jogja yang lebih modern. Maka wajar jika Bantul juga ndeso secara ekonomi. Kabupaten ini jelas kalah dengan Sleman dan Kota Jogja yang penuh perputaran uang.

Paparan budaya ala kota yang dibawa perantau dan mahasiswa juga belum menyentuh Bantul Jogja. Berbeda dengan Kabupaten Sleman yang jadi pusat pendidikan dan kos-kosan, terutama di daerah suburban yang dekat Kota Jogja. Meskipun di Bantul mulai bermunculan perguruan tinggi, namun lokasinya masih di tepi kota dan belum banyak. Infrastruktur pendukung mahasiswa juga masih mepet kota.

Perkara hiburan, Bantul juga tetap ndeso. Kabupaten Bantul menolak keberadaan Mall. Hiburan modern seperti club malam juga gagal di Bantul. Lihat saja Pyramid Café yang harus bertekuk lutut di hadapan dangdutan dan jathilan.

Maka karakter sosial di Bantul juga ikut ndeso. Kegiatan khas desa masih terpelihara di Bantul. Hiburan masyarakatnya masih identik dengan dangdutan dan jathilan. NDX AKA yang jadi simbol gondes juga lahir di Bantul. Pada akhirnya, warga Bantul juga masih dilabeli ndeso. Anda akan tetap dianggap ndeso ketika lahir dan hidup di bantul. Meskipun Anda adalah CEO Google atau komisaris Meta.

Bantul memang ideal bagi gondes

Karakter sosial Bantul yang ndeso ini cocok untuk melahirkan gondes. Para pemuda misfits ini bertahan dengan model adu maskulinitas yang dianggap ndeso. Dari reseh di dangdutan, blayer-blayer di jalan, sampai menjadi garangan pemikat perempuan. Inilah cara aktualisasi paling realistis bagi para gondes.

Akhirnya kultur gondes terus terpelihara di Bantul Jogja. Meskipun tren modern terus tumbuh di kota sebelah, anak-anak terus meniru gaya para seniornya. Dan mereka bahagia dengan kegondesan mereka. Percuma mereka sok-sokan mencoba dugem, kalau njogeti dangdutan di lapangan desa lebih keren di kelompoknya. Apa gunanya jalan-jalan di mall, kalau nongkrong di depan gapura desa lebih menyenangkan dan akrab.

Pada akhirnya, gondes tetap terpelihara dan terus tumbuh di Bantul. Mungkin style mereka akan berubah seiring perkembangan zaman. Namun spirit gondes, punk ala Bantul, tetap terpelihara di tengah dangdutan dan jathilan. Suara aktualisasi diri mereka akan tetap lantang bersama geberan RX-King blombongan. Inilah Bantul, dan inilah gondes.

Penulis: Prabu Yudianto
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Bantul Memang Daerah yang Penuh dengan Kejadian (dan Orang) Aneh, Selalu Saja Ada Hal Baru (dan Aneh) di Bantul

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 20 Januari 2024 oleh

Tags: BantulgondesJogjakulturndxPunkRX king
Prabu Yudianto

Prabu Yudianto

Penulis kelahiran Yogyakarta. Bekerja sebagai manajer marketing. Founder Academy of BUG. Co-Founder Kelas Menulis Bahagia. Fans PSIM dan West Ham United!

ArtikelTerkait

Dilema Pagar Alun-alun Jogja: Takhta untuk Rakyat atau Halaman Rumah Sultan? terminal mojok.co

Dilema Pagar Alun-alun Jogja: Takhta untuk Rakyat atau Halaman Rumah Sultan?

5 Juli 2021
Surabaya Jauh Lebih Superior dari Semarang (Unsplash)

Semarang Boleh Lebih Superior Ketimbang Cikarang, tapi Masih Kalah Jauh Dibandingkan Surabaya

17 Juli 2023
4 Hal yang Bikin Purwokerto Nggak Beda Jauh dengan Jogja Terminal Mojok

4 Hal yang Bikin Purwokerto Nggak Beda Jauh dengan Jogja

29 Mei 2022
Nasib Warga Prambanan Sleman, Terasing dari Kabupatennya Sendiri Mojok.co

Nasib Warga Prambanan Sleman, Terasing dari Kabupatennya Sendiri

10 September 2024
Jogja (Sudah Tidak) Istimewa, Gunungkidul (Tetap) Merana. (Unsplash.com)

Jogja (Sudah Tidak) Istimewa, Gunungkidul (Tetap) Merana

24 Juli 2022
Klitih Tidak Hilang dengan Ditangkapi, tapi Diberi Ruang Berekspresi terminal mojok.co

Klitih Tidak Hilang dengan Ditangkapi, tapi Diberi Ruang Berekspresi

28 Desember 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

26 Desember 2025
Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal (Wikimedia)

Potensi Wisata Indramayu yang Belum Tergarap Maksimal

21 Desember 2025
Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

Linux Menyelamatkan Laptop Murah Saya dari Windows 11, OS Paling Menyebalkan

24 Desember 2025
Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

26 Desember 2025
5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

5 Rekomendasi Kuliner Babi Surabaya untuk Kalian yang Menghabiskan Cuti Natal di Kota Pahlawan

22 Desember 2025
Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

22 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.