Surat Terbuka untuk Bupati Bangkalan Madura Terpilih, Jangan Ikut Membuat Kabupaten Ini Semakin Amburadul!

Bangkalan Madura, Kabupaten Amburadul Butuh Kerja Nyata (Unsplash)

Bangkalan Madura, Kabupaten Amburadul Butuh Kerja Nyata (Unsplash)

Selesai sudah akhirnya hiruk-pikuk Pilkada di kabupaten saya, Bangkalan Madura. Penolakan MK atas permohonan pasangan Maju (Mathur-Jayus) dalam sidang Perselisihan Hasil Pemilihan (PHP) berarti pasangan Lukman-Fauzan yang terpilih sebagai bupati baru di kabupaten ini.

Ya, bisa dibilang Pilkada Bangkalan Madura tahun kemarin memang sangat berbeda dari tahun-tahun sebelumya. Sebab, semua pasangan calonnya tak ada yang memiliki gelar kiai. Makanya, masyarakat tak sungkan untuk mengkritisi, mengomentari, serta mengajari para calon yang kurang kompeten.

Nah maka dari itu, melalui surat terbuka ini saya memberanikan diri pula untuk ikut “mengajari” bapak bupati yang sudah terpilih.

Sudahi segala bentuk premanisme di Bangkalan Madura

Inilah masalah pertama yang harus segera dibasmi di Bangkalan Madura. Tak ada yang lebih menakutkan bagi para pendatang selain premanisme dari warga lokal. Tidak berkembangnya wisata di sini, ya masalahnya ada di sikap premanisme dari oknum penduduk lokal sendiri.

Misalnya, beberapa tempat wisata, terutama wisata kuliner, yang harganya mahal. Itu bukan gara-gara pajak dari pemerintah saja, tetapi juga banyaknya pungutan liar yang merajalela. Bayar ke orang ini, bayar ke ormas itu, dipalak preman ini, dipalak komplotan itu. Pokoknya, rugi bikin usaha di kabupaten ini.

Bahkan, masalah ini bukan hanya terjadi dalam kehidupan rakyat. Di kalangan pejabat pemerintah juga terjadi. Tak perlu malu, akui saja bahwa minimnya investor di kabupaten ini, ya gara-gara terlalu banyak pemalakan dari yang punya jabatan.

Betul, kan pak/bu?

Baca halaman selanjutnya: Saatnya perbaikan menyeluruh di Kabupaten Bangkalan.

Lebih perhatikan lagi masyarakat pelosok

Ya kita tahu, tata kota di Bangkalan Madura ini sangat amburadul. Dengan luas wilayah yang 4 kali lebih luas dari Kota Surabaya, pusat ekonomi, administrasi, pendidikan, dan segalanya malah berada di ujung paling barat kabupaten ini. Dampaknya, ya tentu saja pembangunannya sangat tidak merata. Di ujung barat mentereng. Di timur, selatan, dan utara cuma bisa geleng-geleng.

Sebagai warga yang berada di area timur, saya sering mendengar obrolan tentang betapa tak pedulinya pemerintah di kabupaten ini pada warga pelosok. Coba renungkan, Bupati Bangkalan mana yang punya hobi pergi ke desa-desa mengunjungi rakyatnya. Tidak ada, kan!

Ya, sebab di kabupaten ini, rakyat hanya dikunjungi pas butuh suara saja!

Singkirkan semua pejabat korup

Pendapat saya, sepertinya ini adalah pekerjaan sulit bagi bupati terpilih. Sebab, korupsi di Bangkalan Madura ini agaknya makin tahun malah makin marak. Mulai dari jajaran terendah di tingkat desa sampai bupati sebagai orang nomor satu di kabupaten ini tak lepas dari yang namanya korupsi.

Sungguh malu saya sebagai warga Bangkalan Madura, wilayah yang disebut sebagai Kota Dzikir dan Sholawat. Yah, dzikir para pejabatnya hanya di mulut saja. 

Tapi saat bekerja, hilang dzikirnya (ingat pada Tuhan). Kursi jabatan dijual, anggaran dibengkakkan, proyek jadi ladang keuntungan, pokoknya semua bentuk korupsi dianggap sebagai hal yang normal. Tak jauh beda dengan orang yang tak punya Tuhan.

Juga tak perlu dimungkiri, pelakunya kadang adalah orang yang mengaku berpendidikan tinggi. Mereka mengaku mantan aktivis, mengaku pro rakyat. Hadeh, aneh memang kabupaten ini!

Ingat tretan-tretanku, dzikir atau ingat Tuhan, itu tidak cuma di ucapan saja, tapi juga di tindakan. Percuma baca dzikir siang malam, tapi umatnya ditelantarkan.

Ya sudah, baru itu saja pesan saya untuk bupati terpilih Bangkalan Madura. Tak berani saya menuntut banyak-banyak. Sebab, saya sudah kapok dari pemerintahan sebelum-sebelumnya.

Kondisi Bangkalan Madura yang amburadul bin hancur lebur, ya gara-gara pemerintahnya tak bisa ngatur. Maka dari itu, saya sangat berharap bupati yang baru ini tak menambah hancur kabupaten tercinta saya. Sebab kalau makin hancur, tak bisa dibayangkan akan seperti apa kabupaten ini.

Sekian!

Penulis: Abdur Rohman

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA 10 Alasan Bangkalan Madura Menjadi Kabupaten Tertinggal yang Membuat Warganya Marah dan Ingin Pergi

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version