Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Bagi Saya, Nasi Goreng Padang itu Aneh

Trian Ferianto oleh Trian Ferianto
16 Desember 2020
A A
Bagi Saya, Nasi Goreng Padang itu Aneh Terminal Mojok
Share on FacebookShare on Twitter

Bagi orang Jawa, nasi goreng Padang itu aneh. Begini alasannya.

Sebagai orang Indonesia, nasi goreng adalah menu generik kita semua. Maka, ketika merantau ke daratan Sumatra, cepat atau lambat, lidah saya ingin juga menikmati nasi goreng. Saya pun memutuskan berkeliling di jalanan kota untuk mencari papan bertuliskan: menjual nasi goreng. Saya langsung masuk dan pesan satu porsi untuk dibungkus dan dibawa pulang begitu menemukan warung nasi goreng.

Sebelum memesan nasi goreng, saya sudah bersiap untuk menunggu setidaknya lima sampai sepuluh menit sambil main hape sembari penjualnya memasak terlebih dahulu. Ternyata hanya butuh waktu yang lebih singkat, penjual sudah siap menyerahkan bungkusan nasi tersebut. Saya terima dan saya bayar.

Sambil meninggalkan warung nasi goreng tersebut, saya menengok ke dapur tempat penggorengan sambil bertanya dalam hati: “Kok cepat sekali?”. Ternyata, nasi gorengnya sudah ready sewajan besar penuh. Penjual tadi hanya menghangatkan saja sejumlah porsi yang mau dihidangkan untuk pembeli yang datang.

“Jadi, nasi goreng yang saya bawa adalah nasi goreng nget-ngetan.” batin saya sambil memasukkan kunci kontak dan melaju pulang.

Sampai di rumah, saya buka bungkusan nasi gorengnya. Dari sisi penampilan, jelas aneh. Ini tidak seperti nasi goreng biasanya. Warnanya yang lebih cerah menandakan bahwa nasi goreng ini tak pernah dikasih kecap. Aromanya pun lebih tajam daripada nasi goreng yang biasa saya nikmati.

Di atas nasi goreng berwarna cerah tersebut terdapat topping suwiran kubis mentah, bawang goreng, dan telur ceplok. Kubis mentah jelas elemen aneh lain yang saya temukan. Dan yang paling paripurna, terdapat ayam goreng krispi sebagai pelengkap hidangan. Perasaan saya tadi tidak memesan tambahan lauk. Yang saya pesan hanyalah nasi goreng. Titik.

Saya coba menyantapnya. Ternyata benar, ini nasi goreng spesies lain daripada yang biasa saya rasakan. Sudah nget-ngetan, warnanya cerah, aromanya tajam, ada irisan kubis mentah, ekstra ayam tepung krispi lagi! Ora mashok blas di lidah Jawa saya. Nasi goreng kok nggak kayak nasi goreng!

Baca Juga:

4 Hal Sepele tapi Sukses Membuat Penjual Nasi Goreng Sedih

Dear HokBen, Nasi Pulenmu Itu Ditakdirkan buat Dimakan Langsung, Bukan Dijadikan Nasi Goreng

Usut punya usut, setelah saya telusuri kembali warung penjualnya dan menanyakan ke kawan yang sudah lebih lama di tempat ini, nasi goreng yang saya beli tersebut adalah nasi goreng Padang.

Bah… Ada pula nasi goreng Padang selain warung nasi Padang!

Bagi kami orang Jawa, yang namanya nasi goreng ya berawal dari nasi putih pero yang masih segar. Dimasak just in time saat ada pesanan dari pembeli.

Prosesnya seperti ini: panaskan wajan dengan sedikit minyak goreng, masukkan geprekan bawang putih sebagai bumbu fundamen awalnya. Jika nasi goreng paket agak mahal, penjual akan memasukkan satu butir penuh telur ayam sebagai lauk default-nya plus suwiran ayam yang agak banyak. Jika paket nasi goreng agak murah, kocokan dua telur ayam dibagikan ke beberapa penjual alias pokok’e mambu endog.

Setelah itu, masukkan ramuan rahasia yang dimiliki masing-masing penjual. Di sinilah yang membedakan secara signifikan enak dan tidaknya nasi goreng penjual satu dengan yang lainnya.

Setelah racikan bumbu awal sudah mulai terasa harum aromanya, masukkan nasi pero tadi sesuai dengan porsi yang dipesan. Nasi kemudian benar-benar digoreng di atas wajan sampai menyatu dengan bumbu-bumbu tadi. Terakhir, tambahkan saus atau kecap sesuai takaran kokinya atau bisa request sesuai selera pembeli. Setelah disangrai kembali hingga tercampur rata, barulah nasi yang habis digoreng tersebut dihidangkan ke pembeli, atau dibungkus untuk dibawa pulang. Yang jelas semua prosesi memasak nasi goreng itu dilakukan di hadapan pembeli: just in time. Saat itu juga!

Jelas beda dengan nasi goreng nget-ngetan di awal cerita tadi tho.

Dengan begini, kami diyakinkan oleh penjual bahwa nasi goreng yang sedang kami nikmati adalah nasi goreng fresh from the wajan. Bukan nasi goreng yang patut juga dicurigai hasil timbunan semalam yang tidak laku.

Prasangka netizen bisa ke mana-mana kan? Apalagi di era post-truth seperti sekarang ini. Prasangka netizen itu bisa mengalahkan pendapat ahli yang bertahun-tahun belajar tekun di satu bidang.

Lagi pula, saya yakin, apa yang dimaksud Obama sebagai “nasi goreng” saat menyebut kuliner yang dia rindukan kala masa kecil di Indonesia, adalah nasi gorengnya orang Jawa tadi, bukan nasi goreng nget-ngetan.

BACA JUGA Tidak Ada yang Salah dari Makan Nasi Padang Dicampur Kecap.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 16 Desember 2020 oleh

Tags: nasi gorengnasi goreng padang
Trian Ferianto

Trian Ferianto

Blogger, penikmat buku dan kopi, senang menulis

ArtikelTerkait

Nasi Goreng di Surabaya Salah Konsep Sejak Awal karena Pakai Topping Irisan Telur Rebus

Nasi Goreng di Surabaya Salah Konsep Sejak Awal karena Pakai Topping Irisan Telur Rebus

11 September 2025
Nasi Goreng Instan Adalah Puncak Evolusi Budaya Instan Orang Indonesia sekaligus Penyelamat di Kala Saldo Cekak

Nasi Goreng Instan Adalah Puncak Evolusi Budaya Instan Orang Indonesia sekaligus Penyelamat di Kala Saldo Cekak

13 September 2025
6 Makanan Khas dari Daerah yang Rasanya Berubah ketika Dijual di Jakarta

6 Makanan Khas dari Daerah yang Rasanya Berubah ketika Dijual di Jakarta

19 Mei 2024
Nasi Goreng Dikasih Jeruk Nipis, Resep Rahasia Orang Sulawesi yang Bikin Orang Luar Geleng-geleng

Nasi Goreng Dikasih Jeruk Nipis, Resep Rahasia Orang Sulawesi yang Bikin Orang Luar Geleng-geleng

3 Oktober 2025
Nasi Goreng Kambing Mak Adi Lebih Enak ketimbang Sate Klathak (Unsplash)

Setelah Mencoba Sendiri, yang Istimewa di Warung Sate Klathak Mak Adi Justru Nasi Goreng Kambing

27 Agustus 2024
5 Makanan yang Punya Aroma Khas dan Enak Terminal mojok

5 Makanan yang Punya Aroma Khas dan Enak

14 Februari 2022
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk yang Pernah Ada? (Unsplash)

Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk dalam Hidup Saya?

27 Desember 2025
Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

Nestapa Tinggal di Kendal: Saat Kemarau Kepanasan, Saat Hujan Kebanjiran

22 Desember 2025
Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan Mojok.co

Pertama Kali Mencicipi Swike: Makanan Berbahan Dasar Kodok yang Terlihat Menjijikan, tapi Bikin Ketagihan 

23 Desember 2025
Panduan Bertahan Hidup Warga Lokal Jogja agar Tetap Waras dari Invasi 7 Juta Wisatawan

Panduan Bertahan Hidup Warga Lokal Jogja agar Tetap Waras dari Invasi 7 Juta Wisatawan

27 Desember 2025
Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, tapi Layanan QRIS-nya Belum Merata Mojok.co

Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, Sayang Layanan QRIS-nya Belum Merata 

24 Desember 2025
Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi (Unsplash)

Desa Sumberagung, Desa Paling Menyedihkan di Banyuwangi: Menolong Ribuan Perantau, tapi Menyengsarakan Warga Sendiri

22 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.