Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

ASN yang Rajin Itu Bukan Prestasi, tapi Bunuh Diri

Retnaningtyas oleh Retnaningtyas
9 Agustus 2020
A A
kenapa pns asn di indonesia malas dan ogah-ogahan bekerja mojok.co

kenapa pns asn di indonesia malas dan ogah-ogahan bekerja mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Si Kelik adalah seorang aparatur sipil negara (ASN) yang supersantai. Tiap hari kerjanya baca koran setelah memencet tombol presensi. Leyeh-leyeh di ruang kecil, nyempil dekat dapur kantornya. Ia sama santainya dengan Dewi, ASN cantik di salah satu kantor pemerintah daerah yang sering kutemui ngopi di siang bolong, masih dengan seragam kantornya.

Pantas saja orang kampungku bilang, “Enak ya jadi PNS! Kerja santai, duit mengalir ke rekening.” Ada lagi yang berceloteh, “PNS itu kerjanya cuma baca koran.” Itulah persepsi orang melihat sosok ASN dan PNS. Saya yakin persepsi itu tidak hanya ada di kampung saya.

Persepsi itu tidak salah juga. Beberapa orang yang mereka temui mungkin sedang duduk santai menyeruput kopi. Membaca koran yang dibolak-balik sampai hafal tiap barisnya. Atau bermain game di komputer jadul kantornya.

Tapi mungkin mereka tidak tahu… tipe ASN santai seperti itu justru sedang menjalankan strategi andal bertahan hidup di lingkungan birokrasi.

Kenapa begitu?

Di antara ribuan bahkan jutaan pegawai pemerintah di Indonesia ini, juga terselip orang dengan dedikasi tinggi. Bekerja secara loyal. Tidak melulu memikirkan gaji. Dari sekian ribu ASN yang bertebaran, masih ada beberapa yang rajin dan berkinerja. Tidak hanya rajin datang pagi dan pulang tepat waktu. Mereka bahkan rela mengorbankan waktu makan siangnya untuk menyelesaikan tanggung jawab.

Teman saya di daerah Sumatra bercerita tentang inovasi-inovasi yang dia buat. Terobosan-terobosan yang ciamik untuk kemudahan organisasinya. Wow, saya berdecak kagum mendengarnya. Tapi ternyata ada rasa sakit di balik ceritanya. Oleh teman-teman sekantor, justru kinerjanya dianggap sebagai pencitraan. Ajang cari muka di hadapan pimpinan. Tentu kemudian dia menjadi bahan omongan.

Negara mana sih ini? Orang berkinerja justru banyak musuhnya!

Ada cerita lain. Saudara saya, seorang pegawai pemerintah di Jawa, ternyata tak kalah asyik bercerita tentang birokrasinya. Beberapa program yang dia buat begitu dirasakan oleh masyarakat. Wajar jika dia menjadi dikenal masyarakat dan dinanti hadirnya. Pimpinan tertinggi pun menggunakan programnya.

Baca Juga:

3 Istilah dalam Dunia Kerja yang Patut Diwaspadai karena Punya Makna Berbeda dari Pikiran Karyawan

4 Alasan Pegawai P3K Baru Harus Pamer di Media Sosial

Namun, alih-alih dihargai, kenyataan malah bikin sakit hati. Ternyata, di bawah pimpinan tertinggi masih ada kelompok-kelompok birokrasi yang bermain. Entah memainkan peran untuk keselamatannya. Menonjolkan diri untuk menaikkan jabatannya. Ataukah bermain peran untuk melenggang saat pilkada?

Kelompok birokrasi inilah yang memetakan para pegawai. Jika ada ASN yang bukan anggota kelompoknya terlihat menonjol kinerjanya, siap-siap saja. Prestasi yang mereka toreh tak lebih sebagai sebuah siksaan. Menjadi bahan omongan. Dicari titik salahnya. Disiksa dengan berbagai pertanyaan.

Biasanya ASN berdedikasi akan aktif mengeluarkan ide-ide briliannya. Sayang ide-ide itu biasanya jarang ditangkap pimpinan. Misal ditangkap pun akan balik ke ASN itu sendiri untuk mengeksekusi. Yang terjadi, orang punya ide maka harus tanggung jawab sebagai perencana sekaligus pelaksana.

Teman saya yang lain adalah seorang ASN di salah satu pemda di Pulau Jawa. Sudah 19 tahun ia bekerja. Prestasinya cukup banyak. Dia pernah jadi Lurah Teladan Nasional dan inovasinya selalu jadi rujukan. Tapi, jangankan dihargai atas prestasinya, dinaikkan jabatan atau dikasih piagam yang ada namanya. Justru dia dimusuhi. Diintimidasi. Beberapa pejabat dengan eselon lebih tinggi, merasa terusik. Merasa dilompati. Merasa diabaikan. Karena berdasar kebiasaan. Berdasar kebiasaan ya. Apa pun yang dilakukan ASN harus melewati eselon di atasnya. Dan merekalah yang berhak mengklaim prestasi pekerjaan stafnya. ASN rendahan tak boleh melesat melebihi pimpinannya.

Beda lagi dengan si Anggi. Kerjaannya rapi. Dia pintar menerjemahkan apa maunya pimpinan. Tapi akhir-akhir ini dia sering sakit dan hampir depresi. Beban pekerjaan berlebih diberikan padanya. Jangankan untuk pergi ngopi seperti si cantik Dewi. Sekadar ke kantin makan siang pun tidak bisa dilakukannya. Masih ditambah Sabtu saat yang lain libur, dia diminta lembur menyelesaikan pekerjaan yang dibebankan.

Itulah kenapa ASN santai justru bisa bertahan hidup. Karena si tukang leyeh-leyeh ini nggak akan diperhitungkan. Nggak akan diberi beban kerjaan. Dan tentu nggak akan mendapat hujatan. Kalau tahan paling sekali dua kali mendengar orang-orang menggunjingkan kemalasannya.

ASN rajin itu justru bunuh diri lho. Dia akan kebanjiran kerjaan. Pimpinan akan memberi beban lebih entah karena percaya dengan kinerjanya atau mungkin yang mau kerja cuma itu saja?

Mungkin sudah berpuluh-puluh tahun ASN bekerja santai dan di awal bulan pasti mendapat gaji. Mereka terbiasa santai, bekerja tanpa banyak berkreasi. Begitu ada ASN yang rajin akan mengusik ketenangan mereka selama ini.

Aturan tertulis, pemerintah menghendaki ASN itu memiliki dedikasi tinggi dan berprestasi. Berbagai bentuk pelatihan pun diberikan untuk mendorong ASN berprestasi.

Namun kenyataan di lapangan tidak semenarik aturan tertulis. ASN yang mencoba menerjemahkan aturan untuk berprestasi pada akhirnya justru menyiksa diri sendiri. Beban pekerjaan di luar kemampuan, pandangan sinis menganggap pencitraan bahkan dijauhi teman karena dekat dengan pimpinan. Ini nyata. Hampir di semua lembaga pemerintahan ada.

Banyak media menulis tentang ASN ideal. Masyarakat juga menuntut kinerja prima ASN. Bukan sulit diwujudkan. Hanya butuh banyak pengorbanan. Beginilah realitas dunia ASN di Indonesia. Prestasi ternyata tidak melulu dihargai dan justru kadang mempersulit diri sendiri.

Jika memang tradisi seperti ini terus menerus berjalan, maka wajar jika masih banyak ASN yang ogah-ogahan!

BACA JUGA Arti PNS dan ASN Itu Beda, Nggak Bisa Disama-samain

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 9 Agustus 2020 oleh

Tags: asnBirokrasikerjapns
Retnaningtyas

Retnaningtyas

Seorang ASN penggiat pemberdayaan yang tertarik belajar menulis.

ArtikelTerkait

Sastra Jepang vs LPK Jepang: Manakah yang Lebih Baik?

Sastra Jepang vs LPK Jepang: Manakah yang Lebih Baik?

23 Juni 2022
15 Istilah yang Sering Digunakan dalam Kegiatan Instansi Pemerintah PNS

Sebaiknya PNS Dipersulit Ngambil Kredit di Bank: Utang kok Hobi, Ra Mashok!

18 Mei 2023
Mempertanyakan Efisiensi Syarat Administrasi Seleksi CPNS 2024 ASN penempatan cpns pns daerah cuti ASN

Cuti ASN: Izin Istirahat yang Penuh Tugas Tambahan dan Masih Dibebani Rasa Bersalah

18 Oktober 2025
4 Tanda Kalian Nggak Cocok Kerja di Pabrik, Tempat Ini Hanya untuk Orang-orang Bakoh dan Displin Mojok.co

4 Tanda Kalian Nggak Cocok Kerja di Pabrik, Tempat Ini Hanya untuk Orang-orang Bakoh dan Disiplin

27 Juni 2024
Tabiat Dosen Gaib, di Kelas Tidak Pernah Ada, tapi Sogok Mahasiswa dengan Nilai A dosen muda

Dosen yang Jadi Pejabat Kampus Itu Harusnya Tidak Wajib Mengajar, Kasihan Mahasiswanya Terlantar karena Kesibukan Birokratis

21 September 2024
Derita 600 Non-ASN Situbondo: Dipecat, dapat Solusi Busuk (Unsplash)

Outsourcing dan Bantuan Modal Usaha: Dua Solusi Rapuh Bupati Situbondo atas Dirumahkannya 600 Tenaga Non-ASN yang Sama Sekali Tak Menjawab Keresahan

3 Mei 2025
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Pendakian Pertama di Gunung Sepikul Sukoharjo yang Bikin Kapok: Bertemu Tumpukan Sampah hingga Dikepung Monyet

Pendakian Pertama di Gunung Sepikul Sukoharjo yang Bikin Kapok: Bertemu Tumpukan Sampah hingga Dikepung Monyet

15 Desember 2025
Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

16 Desember 2025
Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

16 Desember 2025
Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

19 Desember 2025
Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label “Mobil Taksi”

16 Desember 2025
Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

16 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Slipknot hingga Metallica Menemani Latihan Memanah hingga Menyabet Medali Emas Panahan
  • Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan
  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.