• Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
  • Login
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Sapa Mantan
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
  • Home
    • Mojok.co
  • NusantaraHOT
  • Gaya Hidup
    • Game
    • Fesyen
    • Otomotif
    • Olahraga
    • Sapa Mantan
    • Gadget
    • Personality
  • Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Acara TV
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Politik
  • Profesi
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
  • Pojok Tubir
  • Kampus
  • Hiburan
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Asal Usul Gelar Haji dan Kebiasaan Penisbatannya

Fatimatuz Zahra oleh Fatimatuz Zahra
26 Agustus 2019
A A
gelar haji

gelar haji

Share on FacebookShare on Twitter

Kalender penanggalan Islam saat ini telah sampai pada pengujung bulan Dzulhijjah atau dalam penaggalan Jawa sering disebut Bulan Besar. Bulan ini seringkali menjadi bulan yang paling dinanti, tidak hanya karena banyaknya pembagian daging di Hari Raya Kurban tapi juga bagi umat muslim yang sedang menunanikan ibadah haji. Seperti namanya, Dzulhijjah ialah bulan milik orang-orang yang sedang berhaji karena pada bulan tersebut dilaksanakan seluruh rangkaian kegiatan ibadah haji termasuk wuquf yang merupakan puncaknya. Pada hari wuquf tersebut juga diperingati sebagai hari besar umat muslim yaitu Idul Adha atau Idul Qurban yang juga biasa disebut sebagai Hari Raya Haji.

Pun di bulan ini pula orang-orang yang telah selesai menunaikan seluruh rangkaian ibadah hajinya akan pulang dengan menyandang predikat baru yaitu Haji dan Hajjah yang biasa disematkan pada nama depan dengan akronim H dan Hj. Predikat baru yang melekat pada diri seseorang yang telah selesai menunaikan ibadah haji ini sering kali turut merubah status sosialnya seperti dipandang lebih mapan secara finansial dan bahkan ada pula yang menganggap bahwa predikat Haji menunjukkan tingkat religius seseorang.

Mengenai status finansial mungkin dapat diterima karena ya memang untuk melaksanakan ibadah haji diperlukan pendanaan yang cukup besar sehingga seringkali dinisbatkan pada orang-orang dengan kelas ekonomi menengah ke atas. Tetapi mengenai tingkat religiusitas atau pemahaman agama, sesungguhnya sama sekali tidak dapat disangkut pautkan apalagi disimplifikasi bahwa orang yang sudah berhaji memiliki pengetahuan agama yang lebih tinggi dibanding yang belum. Kenapa? Karena pengetahuan ya diperolehnya dari pendidikan. Pengetahuan agama salah satunya dapat diperoleh dari pesantren bukan seberapa banyak ritual yang telah dijalani tetapi kematangan pikir seseorang mengenai kajian-kaijian agama. Sehingga sama sekali tidak dapat dibenarkan meminta fatwa kepada sesorang hanya karena ia telah menunaikan ibadah haji tanpa diketahui asal-usul keilmuannya.

Terlepas dari kesalahan persepsi banyak orang mengenai status sosial seorang Haji, ternyata para Haji dan Hajjah sendiri juga masih sering melegitimasi diri terhadap gelar barunya. Tak sedikit dari mereka yang marah ketika gelar barunya itu tidak dicantumkan dalam forum-forum resmi, dan bahkan meminta disapa dengan sebutan “Pak Haji” dan “Bu Hajjah”. Hal ini terlihat lumrah sebagai apresiasi dari tingkat kesulitan yang telah mereka lalui hingga menyelesaikan ibadah haji tersebut, mulai dari pesiapan mengumpulkan modal hingga rangkaian ibadah haji yang memerlukan ketahanan fisik. Tetapi untuk dijadikan sebagai sesuatu yang prestis, kita perlu tahu seperti apa sejarah penisbatan nama Haji yang menjadi budaya di Indonesia hingga saat ini.

Penisbatan gelar Haji ini dimulai sejak abad 19 saat kolonial Belanda masih berkuasa di Indonesia. Awal mulanya pemerintah Belanda mencurigai lonjakan jumlah pengajuan paspor untuk pergi haji sehingga mereka melakukan ordonasi yaitu pengetatan dan pembatasan jumlah orang yang pergi haji setiap tahunnya. Hal ini dikarenakan mereka pemerintah Belanda khawatir akan terjadi pemberontakan besar-besaran dari orang-orang yang pulang dari Arab akibat pengaruh Pan Islamisme yang sedang digaungkan di Timur Tengah. Kekhawatiran ini diperparah dengan banyaknya pemimpin-permimpin pergerakan yang sudah pergi haji seperti H.O.S Tjokroaminoto, HAMKA, dan lain sebagainya. Namun kemudian setelah kolonial Belanda menyadari bahwa tidak sepenuhnya pemikiran para pribumi berubah pasca ibadah haji, pengetatan ini kemudian dicabut dan diganti dengan kewajiban menisbatkan gelar Haji dan Hajjah bagi setiap orang yang telah melaksanakan ibadah haji. Hal tersebut dilakukan semata untuk memudahkan pengawasan belanda terhadap para haji tersebut. Sehingga apabila sewaktu-waktu terjadi pemberontakan maka pemerintah belanda tinggal menarik orang-orang yang bergelar Haji dan Hajjah tersebut untuk dimintai keterangan.

Tidak dapat dipungkiri bahwa gelar haji masih sangat dijunjung tinggi oleh masyarakat khususnya di Indonesia. Hal ini tidak lepas dari campur tangan Belanda yang telah menanamkan strata sosial tersebut pada masa penjajahan. Karena pada masa itu hanya sedikit yang bergelar haji, masyarakat merasa bahwa memilikinya ialah sebuah kehormatan meskipun pada kenyataannya hal tersebut hanya digunakan oleh kolonial Belanda untuk mengontrol dan mengawasi gerak-gerik para Haji tersebut.

Tapi anehnya hingga saat ini haji masih dipandang sebagai ibadah yang prestis sehingga penisbatannya dirasa wajar dan bahkan membanggakan. Padahal jika dilihat dari sumber hukumnya haji tidak berbeda dengan rukun islam yang lain, ya memang sudah semestinya dikerjakan seperti salat, puasa, zakat, dan lain-lain. Yang menjadi lucu ialah ketika selesai sholat atau puasa tidak pernah ada yang mau dipanggil Pak salat dan Bu Puasa, tapi setelah haji hampir tidak ada yang mau meninggalkan gelar kehormatannya itu.

Melihat hal ini kita perlu berhati-hati, seperti kata Cak Nun yang mengutip Ashadi Asegaf mengenai analogi keikhlasan saat beribadah. Beliau berkata bahwa kalau bisa kabarkan kepada semua orang bahwa kamu tidak salat untuk menutupi kenyataan bahwa kamu rajin salat. Lantas, masih perlukah menisbatkan gelar haji jika ibadah ini benar-benar ditujukan untuk Sang Ilahi? (*)

 

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) yang dibikin untuk mewadahi sobat julid dan (((insan kreatif))) untuk menulis tentang apa pun. Jadi, kalau kamu punya ide yang mengendap di kepala, cerita unik yang ingin disampaikan kepada publik, nyinyiran yang menuntut untuk dighibahkan bersama khalayak, segera kirim naskah tulisanmu pakai cara ini.

Terakhir diperbarui pada 24 Januari 2022 oleh

Tags: hajihajjahhari raya kurbanidul adhamekkahtanah suci

Ikuti untuk mendapatkan artikel terbaru dari Terminal Mojok

Unsubscribe

Fatimatuz Zahra

Fatimatuz Zahra

Sedang belajar tentang manusia dan cara menjadi manusia.

ArtikelTerkait

Ayam Goreng ALBAIK, Kuliner Kecintaan Jemaah Indonesia di Arab Saudi Terminal Mojok

Ayam Goreng ALBAIK, Kuliner Kecintaan Jemaah Indonesia di Arab Saudi

20 Desember 2022
Bubuk Kopi, Penghilang Bau Tak Sedap Setelah Menyembelih Hewan Kurban Terminal Mojok

Bubuk Kopi, Penghilang Bau Tak Sedap Setelah Menyembelih Hewan Kurban

10 Juli 2022
5 Bagian Daging Sapi yang Enak Disantap Terminal Mojok

5 Bagian Daging Sapi yang Enak Disantap, Siapa Tau dalam Besek Daging Kurbanmu Nyempil Bagian Ini!

9 Juli 2022
Culture Shock Orang Jawa Ketika Pertama Kali ke Mekkah dan Madinah Terminal Mojok

Culture Shock Orang Jawa ketika Pertama Kali ke Mekkah dan Madinah

8 Juli 2022
Kenapa Tokoh Masyarakat Sering Kebagian Kepala Kambing Saat Iduladha?

Kenapa Tokoh Masyarakat Sering Kebagian Kepala Kambing Saat Iduladha?

8 Juli 2022
Kecap Bango, ABC, Sedaap: Mana yang Bikin Olahan Daging Kurban Makin Mantap? terminal mojok.co

Kecap Bango, ABC, Sedaap: Mana yang Bikin Olahan Daging Kurban Makin Mantap?

21 Juli 2021
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
Flashback Bersama Akademi Fantasi Indosiar (AFI)

Flashback Bersama Akademi Fantasi Indosiar (AFI)

pembubaran fpi

Membubarkan Banser dan Pembubaran FPI: Serius?

maling

Romansa Maling Tak Tertangkap



Terpopuler Sepekan

Surat Cinta untuk Walikota: Pak, Malang Macet, Jangan Urus MiChat Saja!
Pojok Tubir

Mati Tua di Jalanan Kota Malang

oleh Mohammad Faiz Attoriq
28 Maret 2023

Lama-lama, kelakar mati tua di jalanan Kota Malang itu nggak lagi jadi guyonan, tapi risiko yang menjelma jadi nyata.

Baca selengkapnya
Derita Pemilik Honda CS1, Mulai dari Biaya Servisnya Mahal Sampai Disinisin Montir di Bengkel

Derita Pemilik Honda CS1, dari Biaya Servis yang Mahal Sampai Disinisin Montir di Bengkel

25 Maret 2023
Pantes Nissan Evalia Nggak Laku di Indonesia, Desainnya Aneh!

Pantes Nissan Evalia Nggak Laku di Indonesia, Desainnya Aneh!

28 Maret 2023
Pengalaman Saya Naik ATR 72, Pesawat Baling-baling yang Katanya Berbahaya

Pengalaman Saya Naik ATR 72, Pesawat Baling-baling yang Katanya Berbahaya

23 Maret 2023
3 Dosa Tempat Kursus Bahasa Inggris di Kampung Inggris Pare yang Bikin Kecewa

3 Dosa Tempat Kursus Bahasa Inggris di Kampung Inggris Pare yang Bikin Kecewa

20 Maret 2023

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=_zeY2N8MAE4

Subscribe Newsletter

* indicates required

  • Tentang
  • Ketentuan Artikel Terminal
  • F.A.Q.
  • Kirim Tulisan
DMCA.com Protection Status

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Login
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Gaya Hidup
    • Sapa Mantan
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Hewani
    • Kecantikan
    • Nabati
    • Olahraga
    • Otomotif
    • Personality
  • Pojok Tubir
  • Kampus
    • Ekonomi
    • Loker
    • Pendidikan
  • Hiburan
    • Acara TV
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Tiktok
  • Politik
  • Kesehatan
  • Mau Kirim Tulisan?
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2023 Mojok.co - All Rights Reserved .

Halo, Gaes!

atau

Masuk ke akunmu di bawah ini

Lupa Password?

Lupa Password

Silakan masukkan nama pengguna atau alamat email Anda untuk mengatur ulang kata sandi Anda.

Masuk!