Ketika mendengar nama AQUA dan pikiran kalian masih saja melayang pada merek air minum kemasan, wah, main kalian kurang jauh. Ayo, move on. AQUA nggak melulu berkaitan dengan air minum kemasan. Mesin cuci juga ada loh yang merek AQUA. Nggak percaya? Baiklah. Bagaimana kalau saya menyebut Sanyo? Lebih familier? Sayangnya, meski sangat dekat dengan konsumen Indonesia, Haier Group Corporation, salah satu raksasa elektronik asal Tiongkok, mengakuasisi Sanyo Electronic Co, Ltd pada tahun 2011 lalu. Imbasnya, beberapa produk Sanyo diambil alih oleh Haier, termasuk mesin cuci. Terus, nama Sanyo resmi selametan bubur abang putih jadi AQUA, deh.
Sebagaimana pendahulunya—si Sanyo yang terkenal murah—mesin cuci AQUA juga hadir sebagai solusi cuci mencuci bagi sohib receh. Bayangkan, hanya dengan duit satu jutaan, kamu bisa bergabung jadi member anti kucek-kucek club. Ini harga serius satu jutaan, ya. Persisnya satu juta dua ratus sekian, tergantung domisili kalian. Jadi bukan yang bilang harga satu jutaan, eh, ternyata setelah dicek satu juta sembilan ratus ribu. Jahanam itu, sih.
Asyiknya lagi, meskipun harganya murah, performa mesin cuci AQUA ini top abis. Dengan mengusung teknologi canggih big pulsator, kecepatan putaran mesin cuci jadi semakin mantap. Baru putar sedikit saja, detergen yang dituang sudah berubah jadi busa-busa nan cantik. Bikin acara cuci mencuci jadi praktis dan efektif. Soal konsumsi daya listrik, standar lah, 350 W. Oh ya, mesin pengeringnya juga bekerja dengan optimal sehingga pakaian bisa cepat kering meski nggak terpapar sinar matahari secara langsung.
Walah, hafal banget. Situ sales AQUA ya, Mbak?
Oh, maaf. Saya berani ngomong gini karena saya penggunanya, dong. Jadi nggak asal bacot. Sayangnya, mesin cuci AQUA yang saya miliki baru saja bulan lalu saya pensiunkan. Ia pensiun setelah mengabdi hampir 7 tahun. Kerennya lagi, selama hampir 7 tahun pemakaian itu, belum pernah sekalipun mesin cuci AQUA saya ngeluh meriang atau nggreges. Sehat, Gaes. Padahal saya mencuci hampir setiap hari. Kalau ada satu hari nggak mencuci, bisa dipastikan hari berikutnya saya akan mencuci 2 sampai 3 kali proses pencucian. Entahlah. Saya sendiri kadang heran, itu baju kotor beranak apa gimana, ya? Penuh terosss.
Soal dipensiunkannya mesin cuci AQUA milik saya, itu juga terjadi bukan karena dia mati total. Pengeringnya masih berfungsi dengan sangat baik. Permasalahannya ada di tabung yang untuk mencuci. Putarannya sudah nggak kencang seperti dulu lagi. Ah, pasti dia lelah sudah goyang terus selama hampir 7 tahun.
Pada akhirnya, kita pasti sama-sama setuju bahwa untuk standar mesin cuci, bisa bertahan selama hampir 7 tahun tanpa pernah servis sekalipun adalah sebuah pencapaian yang patut diacungi jempol. Tahu sendiri, kan, barang elektronik kalau sudah kena servis jadi njelei? Mendadak gampang meriang lah, ganti sparepart lah. Bikin kzl saja. Jadi nggak salah dong jika kemudian saya menyebut mesin cuci AQUA ini sebagai merek mesin cuci terbaik sohib receh? Sudah murah, awet, performa joz gandos pula!
Tapi dua tabung ya, Mbyak??? Repot!
Waini. Mispersepsi ini. Pemikiran mesin cuci satu tabung lebih praktis daripada dua tabung kok masih saja dipiara. Mau satu atau dua tabung, keduanya sama-sama punya tingkat kerepotan masing-masing. Kalau mau yang benar-benar nggak repot, ya kirim saja pakaian kotor ke londri. Masalahnya, duitnya ada nggak?
Sumber Gambar: YouTube Vicky Sunarya
BACA JUGA Cuci Pakai Mesin dan Konvensional: Mana yang Lebih Efektif? dan artikel Dyan Arfiana Ayu Puspita lainnya.