Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Ketika Apa yang Kita Beli Menentukan Kasta Kita, Saatnya Belajar Filsafat Baudrillard!

Alfian Widi Santoso oleh Alfian Widi Santoso
3 Maret 2020
A A
Baudrillard

Ketika Apa yang Kita Beli Menentukan Kasta Kita, Saatnya Belajar Filsafat Baudrillard!

Share on FacebookShare on Twitter

Nggak bisa dimungkiri kalau kita sekarang lagi ada di dalam arus globalisasi yang bikin masyarakan menilai sesuatu dari benda atau fashion yang melekat pada diri kita, bahasa kerennya Value Sign. Buktinya, yang sekarang dianggap keren itu ketika kamu punya iphone 11 atau berangkat sekolah dijemput sama mobil BMW. Dan si value sign menciptakan sebuah hierarki kelas yang tentu saja semakin meminggirkan rakyat biasa yang nggak punya apa-apa selain iman dan taqwa.

Saya dulu tinggal di desa, dan pandangan masyarakat juga ikut berubah gara-gara value sign ini. Masa yah, pas waktu saya kelas 8 SMP, kan lagi ngetrend banget kaos distroan. Nah, orang yang pakai kaos distro itu dilihat sebagai orang keren dan terpandang karena, ya keren aja, nggak seperti di kota yang memang lazim banyak yang jual kaos distro, di desa di mana coba orang bisa dapat baju seperti itu?

Trend kaos distro ini bikin teman-teman di desa saya—saya juga termasuk sih, jadi pada boros karena jadi pengin beli kaos distro juga biar disebut keren. Padahal, harga kaos distro itu kan di atas 100 ribu. Sementara kaos-kaos lain yang ada di pasaran harganya di bawah 80 ribu, itu pun sudah dapat kaos yang sudah sangat bagus menurut standar ibuk atau emak kita yang hatam betul soal masalah kain, dan kerapihan jaitan meskipun modelnya ya… kadang-kadang anu. Hehe.

Tapi ya karena mahal inilah kaos distro jadi menentukan kasta di mata teman-teman. Biasanya kalau kasta kita tinggi seperti ini, akan banyak teman yang mendatangi. Termasuk jadi banyak yang tiba-tiba ingin pacaran sama kita. Itu yang terjadi sama saya dulu. Saya pernah punya hubungan cinta yang begitu mesra dengan seseorang yang sangat populer di sekolah karena dia cantik luar biasa, masyaAllah lah pokoknya. Tapi ternyata dia cuma suka saya karena kasta saya yang tinggi tadi.

Pas saya kesusahaan, saya diputuskan begitu saja, padahal, saya kira dia mencintai saya apa adanya hiks. (Eh kenapa kok ceritanya mirip sinetron yang ada di cerita Indosiar yah? Apa jangan-jangan memang banyak yang yang punya kisah cinta seperti itu?)

Putus cinta ini bikin saya terpuruk, dan untungnya, pelarian yang saya temukan adalah dunia filsafat. Yhaa, saya sekarang jadi pencari kebenaran. Di sinilah saya menemukan konsep marxisme yang berbicara soal kesetaraan dan anti penindasan. Saya jadi tercerahkan kalau value sign yang dibawa oleh globalisasi dan ideologi neoliberal ini tidak relevan dalam konsep marxisme karena di sana semua orang setara. Barulah pas kelas 12 saya berlabuh pada filsuf Baudrillard.

Baudrillard sendiri dengan upayanya ingin ‘Breaking The Habit’ atau ingin memutuskan perilaku buruk membeli barang tak berguna atau mubazir, hanya karena untuk membuat eksistensi diri saja. Baudrillard seakan-akan menciptakan hal yang sama dengan orang-orang tua dulu, dengan pepatah “ojo sok nyugihi nek awakmu iki asline mlarat, iku ngko nggarakno awakmu kemlaraten” (Jangan sok kaya kalau kamu aslinya miskin, perilaku itu membuatku terlalu miskin), atau lebih-lebihya dengan mudah kita menulis ‘besar pasak, daripada tiang’.

Tapi bagaimana lagi, kita hanya dapat pasrah terhadap arus globalisasi yang kian melejit arusnya di seluruh dunia, dan bahkan kita pun sudah tidak ingat lagi zaman-zaman apa saja yang telah kita lalui. Contoh saja dalam trend gadget, kita dulu main tamagochi itu sudah bagus banget, lalu tamagochi berubah ke PSP atau PS 2, lalu PSP digantikan hp gaming pertama yang dulu berat dan hapenya itu landscape, lalu hari ini waktunya hp touchscreen yang kian marak mulai dari harga 1 jutaan sampai 20 jutaan.

Baca Juga:

Mencibir Wacana Bodoh Menghapus Jurusan Filsafat karena Mereka Nggak Paham kalau Kuliah di Filsafat UGM Bikin Saya Bahagia Seumur Hidup

Ki Ageng Suryomentaram: Pangeran Jogja yang Melawan Belanda Bersama Rakyat Jelata dan Meninggalkan Gemerlap Dunia Kekuasaan

Maka sekarang kita hanya dapat pasrah dan melakukan hal yang paling kecil dalam kehidupan yaitu bersikap ‘neriman’ atau ‘legowo’ yang berarti ‘menerima seadanya, yang kita punya sendiri’. Dalam globalisasi ini maka kita harus berani menahan semua nafsu duniawi yang dapat menghabiskan uang anda sendiri.

BACA JUGA Belanja Lebaran Bareng Om Baudrillard atau tulisan Alfian Widi Santoso lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 3 Maret 2020 oleh

Tags: Baudrillardfilsafatglobalisasi
Alfian Widi Santoso

Alfian Widi Santoso

ArtikelTerkait

Belajar Tasawuf dari Film Superhero Dr. Strange

Belajar Tasawuf dari Film Superhero Doctor Strange

21 Maret 2020
Ki Ageng Suryomentaram filsafat pencerahan mojok

Belajar Menjadi Manusia Merdeka dari Ki Ageng Suryomentaram

28 Juli 2020
sendu

Globalisasi dan Millenials Penyebab Kebangkitan Kedua Bait-Bait Sendu Didi Kempot

22 Agustus 2019
Filsuf Kedai Kopi, Hobi Berdebat Filsafat Layaknya Dinosaurus Peradaban yang Harusnya Punah terminal mojok.co

Filsuf Kedai Kopi, Berdebat Filsafat Layaknya Dinosaurus Peradaban yang Harusnya Punah

29 November 2020
Betapa Menyebalkannya Jika Dosen Filsafat yang Mengajarmu Adalah Seorang Fundamentalis Agama

Jebakan Filsafat Adalah Penyebab Filsuf Kedai Kopi Serupa Dinosaurus

14 Desember 2020
Jurusan Filsafat di Mata Mahasiswa Jurusan Sosiologi: Bikin Iri dan Ingin Pindah Jurusan  Mojok.co

Jurusan Filsafat di Mata Mahasiswa Sosiologi: Bikin Iri dan Ingin Pindah Jurusan 

22 April 2024
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Setup Makaroni Kuliner Khas Solo, tapi Orang Solo Nggak Tahu

Setup Makaroni: Kuliner Khas Solo tapi Banyak Orang Solo Malah Nggak Tahu

19 Desember 2025
Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

Harga Nuthuk di Jogja Saat Liburan Bukan Hanya Milik Wisatawan, Warga Lokal pun Kena Getahnya

21 Desember 2025
Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

18 Desember 2025
Mio Soul GT Motor Yamaha yang Irit, Murah, dan Timeless (Unsplash) yamaha mx king, jupiter mx 135 yamaha vega zr yamaha byson yamaha soul

Yamaha Soul Karbu 113 cc: Harga Seken 3 Jutaan, tapi Konsumsi BBM Bikin Nyesek

17 Desember 2025
Isuzu Panther, Mobil Paling Kuat di Indonesia, Contoh Nyata Otot Kawang Tulang Vibranium

Isuzu Panther, Raja Diesel yang Masih Dicari Sampai Sekarang

19 Desember 2025
Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

17 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Melacak Gerak Sayap Predator Terlangka di Jawa Lewat Genggaman Ponsel
  • Regenerasi Atlet Panahan Terancam Mandek di Ajang Internasional, Legenda “3 Srikandi” Yakin Masih Ada Harapan
  • Jogja Mulai Macet, Mari Kita Mulai Menyalahkan 7 Juta Wisatawan yang Datang Berlibur padahal Dosa Ada di Tangan Pemerintah
  • 10 Perempuan Inspiratif Semarang yang Beri Kontribusi dan Dampak Nyata, Generasi ke-4 Sido Muncul hingga Penari Tradisional Tertua
  • Kolaboraya Bukan Sekadar Kenduri: Ia Pandora, Lentera, dan Pesan Krusial Warga Sipil Tanpa Ndakik-ndakik
  • Upaya “Mengadopsi” Sarang-Sarang Sang Garuda di Hutan Pulau Jawa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.