Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Apa pun Kegiatannya, Nasi Liwet Selalu Jadi Kudapan Primadona Orang Sunda

Irvan Hidayat oleh Irvan Hidayat
10 November 2020
A A
ngasak beras nasi liwet tradisi ngaliwet sunda mojok

Beras (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Bukan rahasia lagi kalau Indonesia kaya dengan beragam kuliner yang memanjakan lidah. Setiap daerah mempunyai makanan khasnya masing-masing. Tak jarang makanan itu selalu ada di setiap kegiatan dan menjadi akrab di lidah kita. Rasanya kurang pas saat ada acara tapi tidak ada makanan itu.

Dari sekian banyak olahan berbahan beras, nasi liwet menjadi salah satu kudapan wajib di setiap acara. Masakan khas tatar Sunda itu selalu ada di setiap acara yang melibatkan orang banyak.

Nasi liwet terbuat dari bahan-bahan yang sangat sederhana dengan cara pengolahan yang relatif cepat. Nasi liwet yang biasa disajikan terbuat dari bahan-bahan yang sangat mudah didapatkan dan murah meriah. Saya sendiri biasa meracik nasi liwet dari bahan-bahan di antaranya: beras putih, air, cabai, bawang merah, daun sereh, daun salam, garam, dan santan, atau bisa diganti dengan minyak goreng. Semua bumbu diiris terlebih dahulu, setelah itu ditumis setengah matang sampai muncul aromanya. Jangan lupa berasnya dicuci sampai bersih.

Setelah berasnya bersih dan bumbunya sudah ditumis, masukan beras, air, santan dan bumbu yang sudah ditumis ke dalam kastrol. Rasanya akan lebih nikmat kalau masaknya di hawu atau tungku, tapi kalau mau praktis bisa pakai kompor atau rice cooker.

Proses memasak ini sangat menentukan keberhasilan, perlu latihan rutin agar rasanya pas di lidah. Kalau menggunakan tungku, masak semua bahan sampai berasnya setengah matang, jika sudah setengah matang buat perapian yang apinya kecil atau bisa juga disisakan bara apinya saja. Setelah kurang lebih satu jam nasi liwet akan matang dan siap disantap.

Si nasi liwet tentunya kasihan kalau dimakan sendiri, ia harus diberikan pendamping berupa lauk-lauk yang juga khas Sunda. Sama dengan nasinya yang sederhana, lauknya pun sangat sederhana. Lauk pendamping nasi liwet biasanya lalapan daun, ikan asin, ikan bakar, ayam bakar atau ayam goreng, sambal cengek (cabai), tempe, tahu, dan kerupuk. Sebenarnya untuk lauknya tidak ada pakem tertentu, semua bisa disesuaikan dengan keinginan dan isi kantong.

Penyajian nasi liwet yang sudah matang disesuaikan dengan kegiatannya. Untuk kegiatan yang dilaksanakan oleh anak-anak muda yang berorganisasi atau sekedar teman tongkrongan biasanya disajikan di atas daun pisang utuh. Alasannya supaya terjalin kebersamaan atau hanya alibi dari malas cuci piring.

Prinsip yang tidak boleh dilupakan saat makan di atas daun pisang adalah turji (tuur hiji) artinya satu dengkul dan posisi badan harus miring. Kenapa harus turji dan miring? Supaya semuanya kebagian nasinya.

Baca Juga:

Setup Makaroni: Kuliner Khas Solo tapi Banyak Orang Solo Malah Nggak Tahu

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

Dari cara makan seperti ini kita akan tahu watak asli seseorang saat makan mana yang predator dan mana yang malu-malu. Kebiasaan makan akan ketahuan tanpa mengenal gender dan umur. Meski begitu, mitosnya nasi liwet akan sangat mengenyangkan walaupun hanya makan sedikit dan memang selalu ada sisa, itulah tugasnya orang yang berhasil bertahan sampai remeh nasi terakhir.

Untuk kegiatan yang melibatkan orang-orang penting seperti pejabat atau orang-orang tua, tidak elok rasanya kalau disajikan di hamparan daun pisang. Kita bisa menyajikannya menggunakan piring, sendok, dan garpu. Sayangnya penyajian yang seperti itu akan mengurangi kenikmatan dan kekhidmatan saat melahapnya.

Bahan-bahannya yang mudah didapat, cara pengolahannya yang juga mudah, dan penyajian yang ala kadarnya merepresentasikan kesederhanaan dari masakan orang Sunda. Prinsip kesederhanaan ini sudah hidup sejak zaman karuhun (orang tua) dahulu. Orang Sunda dahulu kala hidup sebagai petani huma (ladang), mereka menanam padi, buah-buahan dan sayur-sayuran semuanya di ladang.

Di tatar Sunda, padi atau beras yang menjadi bahan utama nasi liwet dahulu sangat dihormati sebagai sumber penghidupan yang haram diperjualbelikan. Mereka percaya bahwa Nyi Pohaci Sanghyang Asri atau Dewi Pertanian telah memberikan kesuburan kepada setiap tanaman untuk dinikmati bersama.

Kehidupan sebagai petani ladang dan penghormatan yang tinggi terhadap padi masih bisa kita lihat di masyarakat Kanekes atau Baduy Banten. Adapun bercocok tanam di lahan persawahan baru dikenal masyarakat Sunda pada abad ke-18. Jadi nasi liwet yang ada di setiap acara benar-benar mencirikan kehidupan masyarakat Sunda guyub dan sederhana.

BACA JUGA Komunisme Berubah Jadi Kapitalisme kalau Soal Mengiklankan Partai dan tulisan Irvan Hidayat lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 10 November 2020 oleh

Tags: Kulinernasi liwetSunda
Irvan Hidayat

Irvan Hidayat

Penulis lepas, suka bertani, masak, dan traveling ke pelosok.

ArtikelTerkait

makanan para jomblo

Lima Makanan Yang Perlu Dihindari Para Jomblo

20 Mei 2019
sunda majapahit gajah mada penaklukan mojok

Mengapa Sunda Tidak Pernah Menjadi Bagian dari Majapahit?

25 September 2020
3 Kuliner Khas Sunda yang Nggak Cocok di Lidah Wisatawan

3 Kuliner Khas Sunda yang Nggak Cocok di Lidah Wisatawan

3 Desember 2024
Diajarin Makan Pakai Sumpit Sama Papa Shinchan terminal mojok.co

Makan Nasi Pakai Sumpit Ternyata Ribet, Tidak Seromantis di Anime

4 Desember 2020
4 Bahan Makanan yang Cocok dengan Lidah Orang Jawa

Semua Makanan di Unnes Murah, Jadi Nggak Perlu Ada Rekomendasi

28 September 2020
5 Rekomendasi Kuliner di Jombang yang Wajib Kamu Coba Mojok.co

5 Rekomendasi Kuliner di Jombang yang Wajib Kamu Coba

25 Oktober 2024
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Toyota Vios, Mobil Andal yang Terjebak Label "Mobil Taksi"

Panduan Membeli Toyota Vios Bekas: Ini Ciri-Ciri Vios Bekas Taxi yang Wajib Diketahui!

18 Desember 2025
UNU Purwokerto, Kampus Swasta yang Sudah Berdiri Lumayan Lama, tapi Masih Nggak Terkenal

UNU Purwokerto, Kampus Swasta yang Sudah Berdiri Lumayan Lama, tapi Masih Nggak Terkenal

15 Desember 2025
Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

Tinggal di Kabupaten Magelang: Dekat Borobudur, tapi Tidak Pernah Merasa Hidup di Tempat Wisata

18 Desember 2025
Air Terjun Tumpak Sewu Lumajang, Tempat Terbaik bagi Saya Menghilangkan Kesedihan

4 Aturan Tak Tertulis agar Liburan di Lumajang Menjadi Bahagia

17 Desember 2025
3 Kebiasaan Pengendara Motor di Solo yang Dibenci Banyak Orang

3 Kebiasaan Pengendara Motor di Solo yang Dibenci Banyak Orang

16 Desember 2025
Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

Kasta Sambal Finna dari yang Enak Banget Sampai yang Mending Skip Aja

19 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan
  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi
  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.