Surat Cinta untuk Kominfo, dari Siswa Kelas 2 SMK yang Hidupnya Sudah Rusak Setelah Kecanduan Judi Slot Online

Slot Online Judi yang Merusak Siswa Kelas 2 SMK (Unsplash)

Slot Online Judi yang Merusak Siswa Kelas 2 SMK (Unsplash)

Judi online seperti slot sudah merasuki kehidupan anak-anak sekolah. Masifnya iklan mereka yang nongol di media sosial menjadi jalan masuk ke kehidupan anak sekolah. Salah satunya ke kehidupan teman saya. Dia masih kelas 2 SMK, tapi sudah kecanduan main judi slot online.

Gimana nggak terpapar oleh pengaruh judi slot online. Anak-anak usia sekolah bisa dengan mudah menemukan iklan aktivitas berbahaya ini. Misalnya, halaman sebuah website, iklan YouTube, media sosial seperti X, FB, atau IF. Bahkan pernah saya mendapatkan kiriman tautan judi online di WhatsApp.

Saya nggak habis pikir, sih, kenapa judi slot online ini masih sangat mudah ditemukan. Padahal katanya, Kominfo sudah menghapus 971.285 konten judi online. Tapi, sampai sekarang, teman saya yang masih kelas 2 SMK ini masih bisa main judi slot online.

Kelas 2 SMK dan kecanduan judi slot online

Kembali ke teman saya yang masih duduk di bangku kelas 2 SMK. Jadi, dia mengaku kalau hidupnya kayak hampa kalau nggak main judi slot online. Saya nggak tahu pola pikirnya itu seperti apa.

Setiap hari, dia bisa depo atau transaksi ke akun slot online. Nilainya beragam, mulai dari Rp30 sampai Rp50 ribu. Menang? Ya pernah, tapi sangat sangat sangat jarang terjadi. Kebanyakan pasti kalah. Banyak orang sudah memberinya peringatan, tapi dia tidak mau mendengarkan.

Teman saya ini main judi slot online yang mirip game Candy Crush. Ya, benar, “sebuah game” di mana anggota DPR tertangkap basa main judi online, tapi nggak mau ngaku. Padahal itu jelas sekali lagi main slot online.

Baca halaman selanjutnya: Keprihatinan akan masa depan siswa kelas 2 SMK.

Judi yang sudah menguasai pikirannya

Pernah suatu kali dia bilang begini: “Kalau main slot online itu membutuhkan kesabaran.” Saya mendengar itu hanya bisa membatin: “Halah, goblok banget, sih, lu.” Masak dia nggak sadar kalau lebih banyak kalah ketimbang menang.

Setiap hari, di waktu senggang, dia hanya membicarakan soal slot online. Sampai malam hari, dia masih melakukan kebodohan yang sama.

Pernah suatu ketika dia tembus Rp200 ribu, hanya dengan depo Rp30 ribu. Langsung saja dia bilang: “Kan, menguntungkan.” Sebuah pikiran yang sesat lantaran dia nggak melihat kekalahan yang terus terjadi. Pernah hanya dalam waktu 20 menit dia kalah ratusan ribu

Saya heran itu kenapa teman saya ini bisa ada terus duitnya. Untuk ini saya nggak mau pengin tahu banget karena itu privasinya. Namun, kalau menghitung pengeluarannya, sebagai anak kelas 2 SMK, sudah habis Rp2,7 juta dalam waktu belum ada 1 bulan. Bagi saya ini jumlah yang besar untuk ukuran anak SMA/SMK.

Harapan untuk Kominfo dan pemerintah

Jujur saja, yang bisa saya lakukan hanya memberi nasihat dan peringatan. Saya tidak mampu untuk “mengobati” kecanduannya akan judi slot online. Oleh sebab itu, semoga otoritas terkait, Kominfo dan pemerintah, lebih keras lagi dalam bekerja.

Misalnya, segera menghapus situ judi online yang masih ada (dan saya yakin masih banyak). Selain itu, saya yakin kalian ini punya kuasa untuk mencegah iklan judi slot online muncul di website atau medsos. Kalau kalian saja nggak mampu, apalagi kami warga biasa? Masak mau mempertaruhkan generasi muda yang semakin gampang terpapar judi online?

Penulis: Novian Syahnur Rahim

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Steam Diblokir, Judi Slot Bebas Merdeka, Kemkominfo Mikir Apa?

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Exit mobile version