Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Anak Sekolah di Rumah, Emak Berkeluh Kesah

Nur Azizah Muyassaroh oleh Nur Azizah Muyassaroh
30 Juli 2020
A A
Anak Sekolah di Rumah, Emak Berkeluh Kesah MOJOK.CO

Anak Sekolah di Rumah, Emak Berkeluh Kesah MOJOK.CO

Share on FacebookShare on Twitter

Hari ini saya work from home (WFH). Ketika fokus dengan pekerjaan dari kantor, anak sulung saya menyela “Ma, ini bagaimana maksudnya?” Dia memperlihatkan percakapan di grup WhatsApp kelasnya. Anak saya sedang sekolah di rumah.

Isinya tentang petunjuk pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) dari sekolahnya. Saya pun menghentikan pekerjaan dan beralih menjadi guru dadakan. Mengajarinya cara menggunakan situs berbasis moodle yang digunakan oleh sekolahnya. Dari mengunduh materi, menonton video pembelajaran, mengerjakan tugas, hingga mengunggah tugas ke website.

Sekolah di rumah memang cukup merepotkan merepotkan. Bagi sebagian orang tua, tidak masalah menyediakan fasilitas penunjang kegiatan PJJ. Namun, bagi orang tua yang membayar SPP anak-anaknya saja kesulitan, perlengkapan penunjang seperti hape maupun laptop adalah barang mewah. Terlebih bagi orang tua yang memiliki anak lebih dari satu.

Artinya, mereka juga harus menyediakan perangkat gadget ini sesuai jumlah anak yang masih sekolah. Orang tua juga harus merogoh koceknya lebih dalam lagi untuk membayar biaya kuota internet. Ah, kalian pasti sudah tahu soal kayak gini.

Tak hanya keterbatasan fasilitas untuk PJJ, orang tua dituntut untuk lebih mengerti teknologi. Untuk anak usia SMP-SMA, mungkin orang tua tidak perlu lagi mengajarkan cara menggunakan aplikasi Zoom maupun Google Classroom. Namun, bagi anak SD, atau baru kelas 1 SMP, orang tua harus mengajarkan cara aplikasi ini. Belum selesai di situ, orang tua dituntut untuk bisa mendampingi anak-anaknya belajar.

Emak-emak yang biasanya lebih banyak di rumah ketimbang bapak-bapak, tak jarang menuangkan keluh kesah soal pendampingan PJJ ini. Kita tentu paham bahwa tugas ibu rumah tangga demikian banyak, dari bangun tidur hingga tidur lagi, ada saja yang harus dikerjakan. Terlebih bagi mereka yang tidak memiliki asisten rumah tangga. Bagi emak-emak yang punya anak balita, repotnya pun luar biasa.

Ada teman yang bercerita bahwa di sekolah anaknya, guru hanya memberikan tugas melalui aplikasi WhatsApp tanpa penjelasan sedikit pun. Kalaupun ada penjelasan, hanya sebentar, dikarenakan keterbatasan waktu pada aplikasi meeting online gratisan.

Di sela setumpuk pekerjaannya sebagai ibu rumah tangga, teman saya ini harus menyempatkan diri mempelajari materi pelajaran anak-anaknya, kemudian mengajari anaknya. Tentu dengan keterbatasan karena tidak semua orang memiliki skill mengajar. Jangankan mengajar, memahami kembali materi pelajaran yang sudah mereka dapatkan berpuluh tahun lalu tentu membutuhkan perjuangan ekstra.

Baca Juga:

Alasan Anak Muda Wonosobo Lebih Memilih Merantau daripada Menetap di Daerahnya 

5 Sisi Gelap Kerja Freelance dari Situs Penyedia Pekerjaan Lepas

Sebagian ibu mengeluh karena mereka harus bekerja, baik di rumah maupun kantor. Ketika mereka harus ke kantor, otomatis tidak ada yang mendampingi anaknya belajar. Ketika dirinya bekerja dari rumah, tetap ada deadline pekerjaan dari kantor yang harus diselesaikan. Ia harus membagi waktu, tenaga dan pikiran, antara pekerjaan kantor, dan urusan sekolah anak.

Sekolah di rumah ini tak jarang membuat para emak galau. Di satu sisi dia sangat ingin anaknya memahami pelajaran dan menyelesaikan tugas sekolah. Namun di sisi lainnya, ada banyak hal yang juga menyita perhatiannya. Kondisi ini kadang membuat emak-emak galau, stres, bahkan menyulut emosi.

Kondisi ini tentu tidak kita harapkan. Perlu antisipasi dari pemerintah maupun sekolah agar PJJ ini tidak memberatkan orang tua maupun guru. Pemerintah diharapkan membuat panduan dalam pelaksanaan PJJ. Terlepas dari masalah ketersediaan gadget dan biaya, diharapkan sekolah menyediakan fasilitas tatap muka online yang memadai agar para guru dapat tetap memberikan penjelasan tanpa terbatas pada waktu yang disediakan oleh aplikasi gratisan.

Kendala keterbatasan penguasaan teknologi tidak hanya menjadi masalah bagi orang tua, namun juga para guru. Guru tidak hanya memberikan tugas yang dibagikan lewat WhatsApp, namun juga harus memberikan penjelasan kepada siswa melalui aplikasi meeting online maupun video pembelajaran.

Diharapkan pemerintah juga menyederhanakan kurikulum. Satu hal yang harus dijaga dalam masa pandemi ini adalah anak-anak tidak kehilangan semangat sekolah di rumah. Sangat berat jika kurikulum pada masa normal diterapkan pada masa PJJ ini. Guru bisa bertatap muka dengan murid-murid, saling menyapa dan memberikan semangat agar dapat melalui masa pandemi ini dengan baik, hal tersebut lebih penting ketimbang menjejali anak-anak dengan pelajaran berat.

Masa ini dapat dipergunakan untuk lebih memperkenalkan anak-anak pada pekerjaan rumah tangga. Mereka bisa diberi tugas membantu pekerjaan di rumah, dan orang tua memberikan nilai. Selain melatih anak-anak untuk mandiri, hal ini dapat meningkatkan kedekatan orang tua dan anak-anaknya.

Biasanya anak akan lebih patuh jika guru yang memberikan tugas. Guru bisa memberi tugas yang lebih sederhana seperti mengumpulkan artikel tentang sebuah tema dan meringkasnya.

Masa ini pun dapat dimanfaatkan untuk menggali potensi dan bakat anak. Saat ini pengembangan bakat diluar akademik masih sangat minim. Guru dapat memberi tugas agar anak melakukan hal yang mereka sukai.

Bagi yang suka bernyanyi, diminta merekam dan mengumpulkannya ke guru. Bagi yang suka melukis, menjahit maupun ketrampilan lainnya diminta membuat karya agar bakat mereka terasah. Pelajaran-pelajaran rumit seperti ilmu eksak bisa ditunda dan dikurangi porsinya agar anak dan orang tua tidak terlalu stres mengahdapi PJJ ini.

Saya sangat mengapresiasi para guru yang semakin kreatif mencari cara agar PJJ ini nyaman. Ada guru yang membuat kanal YouTube dan mengunggah video-video pembelajaran untuk belajar di rumah. Di sekolah anak saya, guru melakukan video call dan ngaji bersama setiap pagi. Ada pula guru yang secara bergantian mengunjungi murid-muridnya. Hal tersebut dia lakukan semata agar murid-muridnya selalu bersemangat untuk belajar.

Pandemi ini adalah kondisi yang sangat tidak diharapkan oleh semua orang. Kita tidak ingin pandemi ini membuat pendidikan Indonesia mundur. Perlu sinergi antara pemerintah, sekolah dan orang tua agar masa ini dapat dialui dengan baik. Guru berjasa, orang tua bahagia, siswa tetap berkarya.

BACA JUGA Nadiem Makarim, Kita Lebih Membutuhkan Program Merdesa Belajar Sebelum Merdeka Belajar atau tulisan lainnya di Terminal Mojok.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 30 Juli 2020 oleh

Tags: belajar di rumahsekolah di rumahsekolah onlinewfh
Nur Azizah Muyassaroh

Nur Azizah Muyassaroh

Seorang ibu pekerja dengan 2 orang anak.

ArtikelTerkait

Bilangnya Disuruh Belajar di Rumah, tapi Malah Dikasih Banyak Tugas

Bilangnya Disuruh Belajar di Rumah, tapi Malah Dikasih Banyak Tugas

20 Maret 2020
Gara-gara Nonton FTV Saya Jadi Sering Berimajinasi

Gara-gara Nonton FTV Saya Jadi Sering Berimajinasi

11 April 2020
sisi lain nadiem makarim

Nadiem Makarim Bikin Orang Miskin Makin Sial? Sebuah Argumen Konyol

27 Juli 2020
Curahan Hati Emak-Emak Jadi Guru di Rumah dan Dituntut Serba Bisa

Curahan Hati Emak-emak yang Jadi Guru di Rumah dan Dituntut Serbabisa

9 April 2020
Anies Baswedan yang Marahnya Tepat Sasaran dan Mewakili Keresahan Para Karyawan terminal mojok

Anies Baswedan: Amarah yang Tepat Sasaran dan Mewakili Keresahan Para Karyawan

7 Juli 2021
anak bungsu tidak enak rentan stres dimaki kakak orang tua wfh disuruh-suruh mojok

Siapa yang Bilang Jadi Anak Bungsu Enak? Maju Sini

22 April 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

30 November 2025
5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

5 Hal yang Bikin Orang Solo Bangga tapi Orang Luar Nggak Ngerti Pentingnya

29 November 2025
Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

3 Desember 2025
Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka Mojok.co

Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka

1 Desember 2025
Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

1 Desember 2025
Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

Pengalaman Transit di Bandara Sultan Hasanuddin: Bandara Elite, AC dan Troli Pelit

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.