Alun-Alun Mojokerto, sebuah ruang publik yang seharusnya menjadi kebanggaan warga, kini menghadapi berbagai permasalahan yang mengkhawatirkan. Meski pemerintah telah melakukan renovasi besar-besaran untuk memperindah dan meningkatkan fungsi alun-alun ini, sayangnya kenyataan di lapangan jauh dari harapan. Banyak masyarakat mengeluhkan kondisi alun-alun yang kotor, jorok, dan tidak terawat, sehingga mengurangi kenyamanan bagi pengunjung yang datang untuk bersantai atau beraktivitas di sana.
Daftar Isi
Kebersihan yang terabaikan
Salah satu masalah terbesar yang sering dihadapi oleh pengunjung Alun-Alun Mojokerto adalah kebersihan yang kurang terjaga. Hampir di setiap sudut alun-alun, terutama di pojok-pojok yang sepi, tercium bau pesing yang sangat menyengat. Ini disebabkan oleh kebiasaan sebagian pengunjung yang masih sering buang air kecil sembarangan. Padahal sudah ada fasilitas toilet umum yang cukup memadai.
Kebiasaan ini tentu saja mencerminkan kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Terutama kebersihan di ruang publik yang seharusnya menjadi tempat yang nyaman dan bersih untuk semua orang.
Masalah kebersihan ini juga diperparah dengan minimnya pengawasan dari pihak yang berwenang. Meski sudah ada petugas kebersihan yang rutin bekerja, jumlah mereka tampaknya belum memadai untuk menjaga seluruh area Alun-Alun Mojokerto yang cukup luas ini.
Selain itu, pengawasan terhadap perilaku pengunjung juga terbilang kurang. Hal ini terbukti dari masih adanya pengunjung yang dengan sengaja membuang sampah sembarangan dan tidak memanfaatkan fasilitas yang ada, seperti tempat sampah dan toilet umum. Padahal jika semua pengunjung memiliki kesadaran untuk menjaga kebersihan, alun-alun ini bisa menjadi tempat yang lebih nyaman dan menyenangkan.
Sarana dan prasarana di Alun-Alun Mojokerto yang tidak dijaga dengan baik
Selain masalah kebersihan, kondisi sarana dan prasarana di Alun-Alun Mojokerto juga memprihatinkan. Banyak tempat duduk yang hilang atau berpindah posisi dari tempat asalnya. Tidak jelas apakah ini disebabkan oleh tindakan vandalisme atau pengunjung yang tidak bertanggung jawab.
Hal ini tentu sangat disayangkan, mengingat fasilitas tersebut disediakan untuk kenyamanan pengunjung. Jika fasilitas umum tidak dijaga dengan baik, tidak hanya akan mengurangi estetika alun-alun, tetapi juga membuat pengunjung enggan datang kembali.
Pemerintah telah mengeluarkan dana yang cukup besar untuk pembangunan dan perbaikan alun-alun ini, namun sayangnya hasilnya tidak maksimal karena kurangnya perhatian dari berbagai pihak, baik dari masyarakat maupun petugas yang bertanggung jawab atas pengelolaan alun-alun. Dalam hal ini, partisipasi aktif masyarakat sangat diperlukan untuk menjaga fasilitas umum agar tetap dalam kondisi baik dan bisa dinikmati oleh semua kalangan.
Banyak pengamen yang mengganggu
Selain masalah kebersihan dan fasilitas, keberadaan pengamen yang tidak terkendali juga menjadi sorotan. Di beberapa titik Alun-Alun Mojokerto, pengamen sering kali berkumpul dan mengamen dengan cara yang kurang sopan, seperti memaksa pengunjung untuk memberi uang.
Fenomena ini tentu saja mengganggu kenyamanan dan ketenangan pengunjung yang datang untuk bersantai atau sekadar menikmati suasana alun-alun. Meskipun mengamen adalah salah satu cara mereka mencari nafkah, seharusnya ada peraturan yang lebih jelas dan penertiban dari pihak yang berwenang agar aktivitas ini tidak mengganggu pengunjung lain.
Penertiban pengamen bukan berarti menghilangkan hak mereka untuk mencari nafkah, namun lebih kepada penataan agar aktivitas tersebut tidak mengganggu ketertiban umum. Pemerintah kota bisa menyediakan tempat khusus atau mengatur waktu tertentu bagi pengamen untuk menampilkan hiburannya, sehingga aktivitas ini tetap bisa berjalan tanpa mengganggu kenyamanan pengunjung lainnya.
Perlu kerja sama semua pihak untuk mengatasi masalah Alun-Alun Mojokerto
Untuk mengatasi berbagai permasalahan ini, diperlukan kerja sama yang baik antara pemerintah, masyarakat, dan pihak berwenang. Pertama, pemerintah perlu meningkatkan jumlah dan intensitas pengawasan di area Alun-Alun Mojokerto, baik dari segi kebersihan maupun ketertiban. Penambahan petugas kebersihan dan patroli rutin dari Satpol PP dapat menjadi solusi untuk menertibkan pengunjung yang tidak mematuhi aturan. Selain itu, penegakan hukum yang lebih tegas terhadap pelaku vandalisme dan tindakan tidak bertanggung jawab lainnya juga perlu ditingkatkan.
Masyarakat juga harus lebih sadar akan pentingnya menjaga kebersihan dan ketertiban di ruang publik. Edukasi mengenai pentingnya menjaga lingkungan bisa dilakukan melalui kampanye-kampanye kebersihan atau pemasangan spanduk yang mengingatkan pengunjung untuk menjaga kebersihan dan tidak buang air kecil sembarangan. Selain itu, pemerintah juga bisa menyediakan lebih banyak fasilitas pendukung. Misalnya menyediakan tempat sampah dan toilet yang bersih dan terawat untuk memfasilitasi kebiasaan baik tersebut.
Alun-Alun Mojokerto seharusnya menjadi ikon kebanggaan bagi warga kota dan tempat yang nyaman untuk berkumpul dan beraktivitas. Namun, berbagai masalah yang ada saat ini menunjukkan perlunya perhatian lebih serius dari berbagai pihak. Dengan kerja sama yang baik antara pemerintah, masyarakat, dan pihak berwenang, Alun-Alun Mojokerto bisa kembali menjadi tempat yang bersih, nyaman, dan tertib. Sesuai dengan fungsi utamanya sebagai ruang publik yang inklusif dan ramah untuk semua orang.
Penulis: Darsih Juwariah
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Jalan Gempol-Mojokerto, Jalan Paling Berbahaya di Jawa Timur.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.