Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Alat Politik itu Bisa Apa saja, Termasuk Air Tawar

Taufik oleh Taufik
9 Oktober 2020
A A
air tawar alat politik pemilu pilkada janji palsu mojok

air tawar alat politik pemilu pilkada janji palsu mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Hal paling menjengkelkan saat masa kecil saya, selain omongan orang soal rambut keriting adalah jargon iklan “sumber air su dekat” milik Aq*ua. Walau sebenarnya iklan itu tidak dibuat di tempat saya setidaknya ada sedikit kemiripan dengan kondisi kami di pelosok yang berjuang bertaruh nyawa untuk mendapatkan air tawar. Bukan air bersih sebagaimana persoalan yang dihadapi manusia-manusia di kota besar.

Di desa pesisir macam desa saya ini memang keberadaan air tawar merupakan barang langka. Bahkan setelah kami melakukan pencarian di seluruh pelosok pulau yang luasnya hanya sekira 25 km2 itu serta pencarian di berbagai gua dan lubang besar lainya di tanah, hasilnya tetap nihil.

Satu-satunya sumber air tawar yang biasa penduduk desa kami gunakan adalah air tawar di pulau seberang. Maka, jadilah sampai generasi saya masuk sekolah dasar, mengambil air di pulau seberang adalah pekerjaan tetap setiap dua atau tiga hari sekali.

Air di desa saya dari dulu bahkan sampai saat ini menjadi isu seksi layaknya isu PKI saat September akhir atau isu agama saat masa kampanye. Pada masa-masa kampanye seperti sekarang ini, satu calon saja bicara soal isu air , bisa jadi hal ini yang akan mengantarkan orang tersebut menuju tampuk kepemimpinan.

Tentu saja saya tidak lebay soal ini. Saat Kabupaten Wakatobi memasuki musim pilkada perdananya pada 2005, salah satu calon rupanya mengerti “derita” yang kami alami ini. Bagi kami yang masih polos akan cara-cara politik, ketika ada calon bupati menawarkan kemudahan apalagi menyangkut air, kami bahkan mungkin akan sujud di kakinya.

Untuk diketahui saja, sumber air “milik sang calon bupati” yang mengalir ke dua kecamatan di tempat saya itu sebenarnya perusahaan pribadi sang calon. Jadi begini, sebelum mencalonkan diri untuk jadi bupati, blio ini mengelola sebuah gua yang ada air tawarnya. Itu ya letaknya di pulau seberang.

Maka jadilah sang calon memanfaatkan kondisi ini untuk mendulang suara. Dengan latar belakang yang sebenarnya tidak terlalu dekat dengan masyarakat desa kami, sang calon membawa isu air sebagai senjata pamungkas.

Dalam hitungan detik, semua masyarakat yang sudah cukup umur untuk memilih, menandatangani nota kesepakatan. Cukup sederhana kesepakatannya, “seluruh warga desa harus memilih si calon tersebut jika blio bisa mengusahakan air mengalir ke desa kami. Dan memang air tersebut sampailah ke desa kami hanya berselang tiga bulan. Bahkan sebelum diadakan pemilihan umum.

Baca Juga:

Pilkada, Momen Favorit para Begal di Probolinggo Beraksi: Sebuah Irama Kriminal yang Selalu Berulang

Pemilihan Bupati Sidoarjo Disambut Dingin oleh Warga, Harap Maklum Masih Trauma

Ya transaksi politik semacam ini memang wajar sih dalam politik, katanya. Sayangnya, warga desa yang memang belum matang dalam politik ini tidak mengantisipasi apa yang kemungkinan terjadi di masa depan.

Hal yang tidak kami duga-duga terjadi. Setelah si calon bupati berhasil naik tahta, air mengalir mulai tidak merata ke desa kami. Sebelumnya, air tawar yang mengalir ke desa kami paling tidak, menjangkau hampir ke semua wilayah dusun. Namun, setelah menjabat sekira satu tahunan, air mulai nyandet. Padahal seluruh dusun awalnya sudah dipasangi pipa bahkan sudah masuk ke rumah-rumah. Sungguh pengeluaran yang sia-sia

Pada titik nadir, masyarakat yang terdampak “penipuan” ini resah. Bagaimana tidak, harus membeli pipa dan meteran air yang harganya saat itu tidak bisa dikategorikan main-main lha kok malah tidak dialiri air. Memangnya kami Avatar, bisa mengendalikan air sampai ke dalam rumah masing-masing?

Masyarakat desa akhirnya melakukan protes beramai-ramai. Tidak demo, tapi menulis surat untuk sang bupati secara pribadi. Walau bagaimanapun, cara yang kami lakukan harus tetap elegan.

Tapi, ya entah karena sudah jadi “orang” atau merasa bahwa permasalahan air yang dihadapi desa kami ini hanyalah permasalahan kecil, kami tidak pernah mendapat tanggapan itu. Sampai pada sekira 2007, seluruh jaringan pipa yang mengarah ke desa kami benar-benar sudah tidak dialiri air sama sekali. Seluruh warga desa muak.

Pada periode selanjutnya, sang bupati mencalonkan lagi. Masih dengan format yang sama, mengiming-imingi penduduk desa kami dengan mengalirnya air tawar ke desa. Namun, dengan tambahan sedikit bonus berupa diskon harga air bagi seluruh penduduk desa tanpa terkecuali. Bagi penduduk yang sebelumnya belum berlangganan, jika mau, mereka juga akan mendapat kemurahan itu, termasuk diskon biaya pemasangan. Kampanye yang mirip-mirip marketing ala pengelola IndiHome gitu lah.

Kata blio sih gitu. Nyatanya gimana? Hal itu tidak pernah terjadi. Seluruh masyarakat sudah tidak percaya dengan janji kampanye blio walau memang tetap tepilih juga untuk yang kedua kalinya.

BACA JUGA Pengalaman Masa Kecil: Memburu Keberadaan Markas PKI dan tulisan Taufik lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 8 Oktober 2020 oleh

Tags: air tawarjanji palsuPemiluPilkadasuara
Taufik

Taufik

Ide adalah ledakan!

ArtikelTerkait

Pilkada Bangkalan Madura Nggak Menarik: kalau Mau Tausiyah Lebih Baik di Masjid, Jangan di Panggung Politik

Pilkada Bangkalan Madura Nggak Menarik: kalau Mau Tausiyah Lebih Baik di Masjid, Jangan di Panggung Politik

28 September 2024
Pemilu Pakai Sistem Blockchain: Bukannya Membantu, Malah Jadi Masalah Baru

Pemilu Pakai Sistem Blockchain: Bukannya Membantu, Malah Jadi Masalah Baru

17 Juni 2022
Repotnya Jadi ASN di Tahun Politik, Pose Foto Nggak Leluasa Seperti Dulu Mojok.co

Repotnya Jadi ASN di Tahun Politik, Pose Foto Nggak Leluasa Seperti Dulu

17 November 2023
Ridwan Kamil, Gubernur Populis yang Malu-Malu Mau Jadi Capres 2024 terminal mojok.co

Ridwan Kamil, Gubernur Populis yang Malu-Malu Mau Jadi Capres 2024

14 Oktober 2020
Solusi agar Poster para Calon Bupati Bantul Nggak Membosankan terminal mojok.co

Solusi agar Poster para Calon Bupati Bantul Nggak Membosankan

15 November 2020
KPU RI Nggak Salah soal Pilkada, Pemerintah Aja yang Hilang Arah terminal mojok.co

Tenyata Begini Yaa Jadi Petugas Pemilu Edisi 4.0

2 Mei 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

2 Desember 2025
Nggak Ada Gunanya Dosen Ngasih Tugas Artikel Akademik dan Wajib Terbit, Cuma Bikin Mahasiswa Stres!

Dosen yang Minta Mahasiswa untuk Kuliah Mandiri Lebih Pemalas dari Mahasiswa Itu Sendiri

5 Desember 2025
Pengakuan Pengguna Tumbler Lion Star: Murah, Awet, dan Tidak Mengancam Masa Depan Karier Siapa pun

Pengakuan Pengguna Tumbler Lion Star: Murah, Awet, dan Tidak Mengancam Masa Depan Karier Siapa pun

29 November 2025
5 Hal yang Jarang Diketahui Orang Dibalik Kota Bandung yang Katanya Romantis Mojok.co

5 Hal yang Jarang Diketahui Orang di Balik Kota Bandung yang Katanya Romantis 

1 Desember 2025
3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

4 Desember 2025
Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

4 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.