Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Alasan Saya Tidak Suka Menerima Telepon Tanpa Janjian Dulu

Saar Ailarang Abdullah oleh Saar Ailarang Abdullah
8 Oktober 2024
A A
Alasan Saya Tidak Suka Menerima Telepon Tanpa Janjian Dulu (Unsplash)

Alasan Saya Tidak Suka Menerima Telepon Tanpa Janjian Dulu (Unsplash)

Share on FacebookShare on Twitter

Tempo hari, ketika sedang berselancar di media sosial, saya mendapati status Mas Puthut EA yang relate dengan saya. Mas Puthut mengatakan lebih menyukai berbagi pesan tertulis sebagai bentuk komunikasi melalui gawai. Bukan telepon. Saya langsung setuju. Inilah alasan tidak suka menerima telepon tanpa janjian dulu.

Sebagai salah satu orang yang pernah mencicipi bangku kuliah di Jurusan Komunikasi, percayalah, saya merasa tidak nyaman dengan aktivitas telepon-menelepon. Bukan seakan-akan ingin merasa dianggap penting atau apa, tetapi saya mempunyai alasan tidak suka menerima telepon. 

Menyita waktu dan terkesan “memaksa”

Bagi saya, menelepon seseorang itu menyita waktu pribadi orang tersebut. Dan juga seolah memaksa seseorang untuk berbicara pada kita.

Sudah kita merugikan waktunya, pun belum tentu yang bersangkutan mau berbicara pada. Terlihat sepele. Tapi itu salah satu bentuk sederhana untuk menghargai seseorang. Karena pada dasarnya kita tidak tahu kondisi orang yang ingin kita telepon. Itulah salah satu alasan saya tidak suka menerima telepon.

Ada sebuah teori Komunikasi Antar Pribadi (KAP) yang saya pelajari ketika kuliah. Isinya, proses pertukaran makna antara dua orang atau lebih yang saling berinteraksi melalui telepon, dapat meningkatkan hubungan insani, menghindari konflik, mengatasi konflik pribadi, mengurangi ketidakpastian, dan berbagi pengetahuan dan pengalaman. 

Namun tetap saja. Saya merasa tidak nyaman dengan aktivitas tersebut. Mood saya seakan langsung berubah ketika ada telepon masuk tiba-tiba. Ini juga salah satu alasan saya tidak suka menerima telepon

Kegelisahan saya dianggap tidak nyata

Sialnya, banyak orang enggan memahami hal tersebut. Mereka merasa bahwa kegelisahan yang saya alami ini tidak nyata dan menganggap semua yang dilakukan sah-sah saja. Alias disepelekan. Mereka tidak mau memahami alasan saya tidak suka menerima telepon. Apalagi yang nggak pakai janjian dulu. Mending kirim WhatsApp dulu.  

Dampaknya, saya sering mengabaikan telepon seseorang. Meskipun orang tersebut sudah berusaha berkali-kali menelpon, saya terus mengabaikannya. Hingga saya merasa situasi sudah aman tidak ada telepon lagi, barulah saya akan mengirimkan pesan tertulis sebagai bentuk respons. 

Baca Juga:

Telepon Ditakuti Anak Muda, Banyak yang Lebih Nyaman “Bicara” Melalui Chat

Menguak Alasan Orang Madura Selalu Teleponan Saat Jualan

Tentu dengan bermacam alasan. Karena tidak mungkin berterus terang, saya tetap tidak ingin menyinggung perasaan seseorang.

Jadi terbiasa mengabaikan telepon seseorang

Orang-orang yang nomornya tersimpan di handphone saya saja, belum tentu saya bisa dan mau angkat ketika telepon masuk. Begitu juga dengan keluarga saya sendiri. Apalagi dengan orang yang saya tidak ketahui nomornya.

Berulang kali saya berantem dengan bapak sendiri perkara telepon ini. Iya, beliau belum bisa memahami alasan saya tidak suka menerima telepon tanpa janjian dulu.

Sampai beliau berkata, “Kamu anak Komunikasi doang, tapi komunikasinya nggak bagus, blas!” Atau, “Rumit sekali komunikasi denganmu, Saar?? Saya hanya terdiam, lalu meminta maaf, tapi tetap mengulanginya. 

Lain cerita kalau memang itu situasinya darurat, mendesak, atau saya sudah tahu kondisi dan situasi sebelumnya. Saya akan menghentikan segala bentuk aktivitas. Saya akan standby untuk menerima telepon.

Di sisi lain, saya lebih menyukai pesan tertulis. Menurut saya, saya jadi mempunyai waktu untuk memahami isi pesan dan memikirkan sebaik-baiknya jawaban yang tepat. Bisa agak santai, dan tidak terburu-buru atau gegabah.

Maka dari itu, saya lebih memilih untuk berbagi pesan tertulis daripada telepon ketika berinteraksi dengan seseorang.

Alasan saya tidak suka menerima telepon juga karena saya pelupa

Saya cenderung pelupa orangnya. Juga pendengaran yang sudah nggak bagus-bagus amat. Tidak jarang saya merekam pembicaraan ketika sedang menelpon. Hanya untuk memastikan sekali lagi isi pembicaraan sudah sesuai dengan respons yang saya berikan atau belum. Jika merasa belum atau ada kekeliruan, saya akan menuliskan pesan tertulis untuk menyambung obrolan.

Maka dari itu, saya lebih memilih untuk berbagi pesan tertulis. Terasa lebih bisa mengekspresikan emosi ketika menuangkan komunikasi dalam bentuk tulisan.

Lalu, kapan waktu yang tepat untuk menelepon seseorang? 

Jawabannya, menurut saya, tidak ada. Kita tidak bisa memaksa untuk menyita waktu seseorang secara tiba-tiba untuk mau dan berbicara dengan kita. Ingat, kita tidak tahu apa yang sedang orang alami ketika hendak meneleponnya.

Kita juga tidak tahu apakah orang tersebut mau berbicara dengan kita. Makanya, kita tidak tahu apakah orang tersebut sedang bisa kita ajak bicara atau tidak. Inilah alasan saya tidak suka menerima telepon yang paling hakiki. Ini prinsip.

Yang bisa kita lakukan adalah mengirim pesan tertulis kepada orang tertuju untuk memberitahukan bahwa kita ingin meneleponnya. Agar orang tersebut bisa meluangkan waktunya untuk berbicara dengan kita.

Bahkan dengan bapak saya sendiri, saya selalu mengirim pesan terlebih dahulu ketika ingin meneleponnya. Ketika dia bersedia, baru saya menelepon. Itu prinsip. 

Jadi mohon maaf jika ada yang merasa teleponnya tidak terangkat. Itu ada dua sebab. Pertama, saya sengaja tidak mengangkatnya lalu lupa mengirim pesan untuk merespons karena sudah tenggelam kolom chatnya. 

Kedua, karena memang tidak sengaja tidak terangkat. Sudah menjadi kebiasaan saya untuk memasang mode bisu di hape. Jadi, saya sarankan, jika ingin mengobrol langsung dalam waktu lama, kirim pesan dulu dan share lokasi. Saya akan menghampiri Anda kalau saya bisa. Daripada ditelepon nanti saya cuma hah hoh hah hoh.

Penulis: Saar Ailarang Abdullah

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Tipe Orang Berdasarkan Cara Bilang “Ok” Ketika Membalas WhatsApp

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 8 Oktober 2024 oleh

Tags: etika menelepontelepontidak suka menerima telepon
Saar Ailarang Abdullah

Saar Ailarang Abdullah

Pernah kuliah di UIN Syarif Hidayatullah jurusan Komunikasi Penyiaran Islam. Sedang belajar banyak hal sembari menikmati sebatang kretek.

ArtikelTerkait

Penipu via Telepon Kalau Sudah Ketahuan kok Lebih Nyolot Dibanding yang Ditipu, sih?

Penipu via Telepon Kalau Sudah Ketahuan kok Lebih Nyolot Dibanding yang Ditipu, sih?

27 Februari 2020
Mengungkap Alasan Mengapa Seseorang Menggerakan Anggota Tubuhnya Saat Berbicara via Telepon

Mengungkap Alasan Mengapa Seseorang Menggerakan Anggota Tubuhnya Saat Berbicara via Telepon

17 Desember 2019
Emang Kenapa Kalau Telpon Orang Lain Pakai Fitur Voice Call pada WhatsApp?

Emang Kenapa Kalau Telpon Orang Lain Pakai Fitur Voice Call pada WhatsApp?

29 Februari 2020
Telepon Ditakuti Anak Muda, Lebih Nyaman Bicara Melalui Chat

Telepon Ditakuti Anak Muda, Banyak yang Lebih Nyaman “Bicara” Melalui Chat

20 September 2024
Nostalgia Telepon Umum, Benda Ajaib yang Punya Banyak Kisah Terminal Mojok

Nostalgia Telepon Umum, Benda Ajaib yang Punya Banyak Kisah

24 Januari 2021
telemarketer telemarketing telepon produk klien jasa mojok

Menghargai Telemarketer dengan Nggak Perlu Marah-marah Saat Menerima Teleponnya

28 September 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, tapi Layanan QRIS-nya Belum Merata Mojok.co

Menjajal Becak Listrik Solo: Cocok untuk Liburan, Sayang Layanan QRIS-nya Belum Merata 

24 Desember 2025
Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

Jepara Adalah Kota Ukir, Kota yang Ahli Memahat Indah kecuali Masa Depan Warganya

26 Desember 2025
Stop Mengira Kuliah Online UT Itu Main-main, Kenyataannya Lebih Serius dan Menantang Dibanding Kuliah Konvensional Mojok.co

Stop Mengira Kuliah Online UT Itu Main-main, Kenyataannya Lebih Serius dan Menantang Dibanding Kuliah Konvensional

30 Desember 2025
Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

Kuliah Bukan Perlombaan Lulus Tepat Waktu, Universitas Terbuka (UT) Justru Mengajarkan Saya Lulus Tepat Tujuan

24 Desember 2025
Dosen Bukan Dewa, tapi Cuma di Indonesia Mereka Disembah

Dosen Perlu Belajar dari Aktivis Kampus, Masa Sudah Jadi Dosen Public Speaking-nya Masih Jelek?

29 Desember 2025
Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

Situbondo, Bondowoso, dan Jember, Tetangga Banyuwangi yang Berisik Nggak Pantas Diberi Respek

25 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Orang Tak Tegaan Jadi Debt Collector: Tak Tagih Utang Malah Sedekah Uang, Tak Nikmati Gaji Malah Boncos 2 Kali
  • Biro Jasa Nikah Siri Maikin Marak: “Jalan Ninja” untuk Pemuas Syahwat, Dalih Selingkuh, dan Hindari Tanggung Jawab Rumah Tangga
  • Didikan Bapak Penjual Es Teh untuk Anak yang Kuliah di UNY, Jadi Lulusan dengan IPK Tertinggi
  • Toko Buku dan Cara Pelan-Pelan Orang Jatuh Cinta Lagi pada Bacaan
  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.