3 Alasan Poltekkes Semarang Jadi Poltekkes Terbaik di Indonesia

3 Alasan Poltekkes Semarang Jadi Poltekkes Terbaik di Indonesia

3 Alasan Poltekkes Semarang Jadi Poltekkes Terbaik di Indonesia (Unsplash.com)

Poltekkes Semarang jadi poltekkes terbaik di Indonesia. Apa rahasianya ya?

Kampus kesehatan, baik itu untuk tingkat universitas, institut, politeknik, maupun sekolah tinggi, selalu menjadi pilihan bagi para calon mahasiswa untuk melanjutkan studi. Selain karena kebutuhan tenaga profesional yang masih cukup tinggi, pendidikan di bidang kesehatan juga memiliki citra yang baik.

Yah, setidaknya dari kacamata orang awam seperti saya, orang-orang kesehatan itu pasti disiplin, bersih, teliti, ramah, dll. Hal tersebut karena kesehatan menjadi aspek penting dan fundamental untuk menunjang kehidupan, sehingga membutuhkan orang-orang yang demikian.

Salah satu jenis tingkatan kampus yang acap kali dipilih oleh calon mahasiswa adalah Poltekkes (Politeknik Kesehatan). Alasannya beragam, tapi yang paling utama adalah karena kurikulumnya yang langsung mengarah pada aspek teknis dan praktikal sehingga nggak kebanyakan menghabiskan waktu untuk hal-hal teoritis.

Nah, pada awal tahun tahun, Webometrics Ranking of World Universities yang diinisiasi oleh Cybermetrics Lab, sebuah kelompok riset yang berpusat di Spanyol, merilis peringkat-peringkat kampus di berbagai negara, salah satunya Indonesia. Menariknya, kampus jenis poltekkes dengan peringkat teratas di Indonesia diraih oleh Poltekkes Semarang.

Tentu raihan tersebut berangkat dari berbagai faktor, sehingga membuat Poltekkes Semarang bisa menjadi kampus kesehatan dengan predikat peringkat pertama di Indonesia. Setidaknya ada tiga hal yang bisa saya jabarkan.

Fasilitas dan infrastruktur pendidikan yang baik

Poltekkes Semarang merupakan kampus kesehatan yang didirikan pada tahun 2001 dengan menggabungkan 11 akademi kesehatan milik Departemen Kesehatan RI yang ada di Jawa Tengah. Kampus ini menjadi satu-satunya poltekkes yang memiliki program pascasarjana.

Salah satu aspek yang diperhatikan oleh Webometrics adalah tentang ketersedian fasilitas dan infrastruktur. Dari segi fasilitas, kampus ini memiliki sarana pendukung seperti musala, auditorium, gedung olahraga, serta ruang kuliah yang sangat memadai.

Di Poltekkes Semarang setidaknya ada delapan jurusan dan satu program pascasarjana dengan total 32 program studi. Lebih dari setenga proram studi tersebut sudah terakreditasi A dan sisanya terakreditasi B. Jurusan tersebut mulai dari Keperawatan, Kebidanan, Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi, Gizi, Kesehatan Gigi, Analis Kesehatan (Teknologi Laboratorium Medik), Rekam Medis dan Informasi Kesehatan (Manajemen Informasi Kesehatan), profesi, dan program pascasarjana.

Selain itu, yang lebih penting, kampus ini begitu inklusif karena tersebar di beberapa daerah di Jawa Tengah. Di antaranya di Semarang, Magelang, Purwokerto, Blora, Kendal, dan Pekalongan. Hal ini membuatnya mudah untuk menjangkau masyarakat yang berada di sejumlah pelosok daerah. Masing-masing daerah tersebut ditempatkan beberapa jurusan yang potensial dan memiliki peminat yang tinggi.

Biaya kuliah di Poltekkes Semarang cukup terjangkau

Setelah saya bandingkan dengan poltekkes yang lainnya, Poltekkes Semarang bisa disebut sebagai kampus Kesehatan yang ramah biaya alias nggak mencekik. UKT per semester untuk pendidikan setara S-1/D-4 paling mahal di kisaran 9 juta rupiah yang dibayarkan tiap enam bulan sekali. Untuk program magister paling tinggi biayanya 12 juta untuk jurusan seperti magister terapan Keperawatan, Kebidanan, serta Terapis Gigi dan Mulut. Sementara program profesi di kisaran 9 jutaan untuk satu semester.

Angka tersebut tentu lebih mahal jika dibandingkan dengan poltekkes atau universitas dengan jurusan sejenis yang biasanya untuk program S-1 bisa menelan biaya UKT sebesar 10 hingga 20 juta rupiah per semester.

Ada 3 program beasiswa yang selalu dihadirkan oleh Poltekkes Semarang tiap tahun. Pertama, Program Beasiswa Keluarga Miskin yang menjamin pembebasan biaya kuliah hingga 75 persen selama kuliah. Kedua, beasiswa CSR yang dihasilkan atas kerja sama dengan bank BTN. Dan ketiga, Beasiswa Prestasi untuk mahasiswa yang aktif dalam ajang kompetisi baik di dalam kampus maupun di luar kampus. Menarik juga, ya.

Program magang yang terintegrasi dengan industri kesehatan

“Apa gunanya kuliah di kampus teknis kalau lulus susah cari kerja?” Kata-kata itu diucapkan oleh teman saya yang alumni dari salah satu kampus teknis di Semarang, tapi bukan dari Poltekkes Semarang. Dia berucap demikian karena banyak lulusan kampusnya yang susah mencari kerja karena kampus mereka nggak menjalin link and match dengan kebutuhan industri.

Hal ini tentu berbanding terbalik dengan Poltekkes Semarang yang merupakan politeknik di bawah kementerian Kesehatan sehingga telah terintegrasi dengan industri kesehatan dalam hal ini instansi rumah sakit atau pusat kesehatan milik pemerintah.

Poltekkes Semarang sudah memastikan kesesuaian SDM mahasiswanya dimulai dengan mengintegrasikan kurikulumnya dengan skill dan kebutuhan rumah sakit di Jawa Tengah. Hal ini awalnya dilakukan untuk memudahkan mahasiswa yang tengah menjalani program magang agar cepat beradaptasi dan menyesuaikan dengan rumah sakit atau instansi kesehatan tempat magang.

Mahasiswa magang dari Poltekkes Semarang juga nggak jarang mendapatkan tiket profesional secara langsung oleh instansi terkait ketika mereka memiliki kompetensi yang memadai. Dan hal tersebut atas dukungan dan rekomendasi dari pihak Poltekkes Semarang secara langsung. Jadi sebelum lulus, sudah dapat predikat tenaga kesehatan.

Nah, selain tiga alasan di atas, ada juga alasan lain yang membuat Poltekkes Semarang memang layak menyandang kampus kesehatan nomor satu di Indonesia. Yaitu program internship ke luar negeri yang sering diselenggarakan oleh pihak kampus bekerja sama dengan beberapa pihak terkait. Negara tujuan program magang tersebut biasanya Jepang, Korea, dan Australia.

Tentu semua alasan di atas subjektif sehingga perlu dibuktikan sendiri. Gimana? Berminat kuliah di Poltekkes Semarang?

Penulis: Muhamad Iqbal Haqiqi
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Ini yang Dipelajari kalau Kamu Kuliah Jurusan Jamu.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Exit mobile version