Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Alasan Orang Tua Tidak Memasukkan UT sebagai Pilihan Kampus Anaknya

Maria Kristi oleh Maria Kristi
13 April 2020
A A
Alasan Orang Tua Tidak Memasukkan UT sebagai Pilihan Kampus Anaknya
Share on FacebookShare on Twitter

Setelah membaca tulisan yang berjudul Universitas Terbuka: Masuk Gampang, Keluar Susah, dan Udah School from Home dari Dulu, saya jadi tertarik untuk lebih memahami tentang universitas ini. Dari hasil membaca beberapa informasi di websitenya, saya menemukan bahwa kuliah di Universitas Terbuka (UT) sebenarnya merupakan pilihan yang cukup menarik. Meskipun demikian, orang tua saya (tetap) tidak memasukkan UT sebagai salah satu calon universitas tempat anak-anaknya kuliah. Mengapa demikian?

Dulu, saat saya lulus SMA dengan nilai pas-pasan, orang tua saya mulai mengumpulkan informasi tentang universitas mana yang bisa dimasuki. Salah satunya adalah Politeknik Tekstil (saya lupa pastinya) di Bandung. Saya bahkan sempat diajak melihat lokasi kampusnya, walaupun pada akhirnya saya tidak jadi mendaftar ke sana. Akhirnya saya hanya mengikuti SPMB (sekarang SBMPTN) IPC yang memiliki tiga pilihan jurusan dan tes masuk salah satu sekolah dengan ikatan dinas.

Kalau dipikir-pikir, sebenarnya Universitas Terbuka merupakan pilihan yang sangat bisa diambil dan “menenangkan” bagi lulusan SMA, lengkap dengan berbagai keunggulannya.

Keunggulan pertama, seperti yang telah dijelaskan Mbak Dyan Arfiana dengan gamblang dalam tulisannya. Pasalnya, masuk ke UT itu gampang. Daripada ikut deg-degan menanti hasil tes masuk perguruan tinggi negeri dengan persaingan ketat, bukankah jauh lebih mudah mendaftar UT saja? Kita bahkan tidak perlu mendaftarkan diri di universitas swasta yang uang kuliahnya bikin ngelus dada saking mahalnya hanya sebagai cadangan kalau tidak lolos SNMPTN.

Keunggulan kedua, biaya kuliah yang relatif rendah, bahkan dibandingkan kuliah di sekolah kedinasan. Dari hasil penelusuran saya, biaya kuliah per semester di UT berkisar di bawah dua juta rupiah per semester jika kita mengambil paket semesteran. Jumlah ini masih jauh lebih sedikit daripada uang yang harus dikeluarkan oleh orang tua jika anaknya kuliah (kedinasan) di luar kota. Sebagai contoh, pakde saya dulu menguliahkan sepupu saya di STAN, Jakarta. Kuliahnya memang gratis, tapi sepupu saya masih mengeluarkan uang kos dan makan sekitar 500 ribu per bulan (ini biaya belasan tahun lalu yha~), jika ditotal masih lebih besar dibandingkan uang kuliah di UT.

Keunggulan ketiga, UT adalah universitas negeri. Ini berarti kuliah di UT tidak bisa dipandang sebelah mata. Universitas negeri lho.

Keunggulan keempat, orang tua tidak perlu mengalami empty nest syndrome. Dengan kuliah di UT, anak tidak perlu pergi jauh dan ngekos meninggalkan orang tuanya. Anak tetap ada di rumah, bisa disuruh-suruh, dan suasana rumah tidak berbeda jauh dengan saat sang anak masih SMA. Empty nest syndrome dapat ditunda sampai anak bekerja.

Lantaran penasaran dengan pendapat orang tua saya yang tidak memasukkan UT sebagai salah satu pilihan universitas bagi saya (dan adik saya), maka saya mengirimkan pertanyaan yang berisi kegelisahan saya pada ibu saya. “Bu, kuliah di UT itu ternyata banyak plus-nya lho, kenapa dulu aku nggak disuruh masuk ke UT saja?”

Baca Juga:

Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

4 Salah Kaprah tentang Jurusan Ilmu Politik yang Sudah Terlanjur Dipercaya

Ternyata ini alasan orang tua saya tidak memasukkan UT sebagai pilihan tempat kuliah anak-anaknya. Secara ibu saya mengalami dua kali perkuliahan di UT: ambil program D2 lalu S1.

Satu: Anak yang kuliah di UT rentan digosipkan tetangga.

Kira-kira begini kalimat sindiran dari tetangga yang bakal diterima ibu saya kalau saya maupun adik saya kuliah di UT selepas SMA. “Jeng … Jeng … Anaknya nggak kuliah, ya? Kok, di rumah terus.” Jadi, agar tetangga tahu bahwa anak-anaknya ini memang kuliah, orang tua seolah harus mengirimkan mereka sejauh-jauhnya dari rumah untuk ngekos di kota lain yang ada kampusnya.

Dua: Selain rentan digosipkan tetangga, jadi nggak bisa pamer.

Maaf ya untuk para mahasiswa dan lulusan UT. Namun, ini alasan yang dikemukakan ibu saya dan ibu-ibu lain se-Indonesia yang tidak memasukkan anaknya ke UT. Menurut beliau, lebih keren jawab, “Anak saya kuliah di Kedokteran atau anak saya kuliah di STAN,” daripada “Anak saya kuliah di UT.” Gitu.

Tiga: Cari nilai di UT susah, Bos!

Kalau di kampus saya ketika IP kita tidak memuaskan, kita dapat mengambil program Semester Pendek (SP) selama libur semester, semacam program remidial gitu. Lumayan, nilai C bisa jadi B atau bahkan A jika kita sungguh-sungguh niat kuliah dan belajar saat ujian ulang. Hal ini sulit didapat jika kuliah di UT. Ikut ujian remidial pun belum tentu nilainya bisa naik, bahkan ada teman kuliah ibu saya dulu yang nilainya malah turun setelah ikut remidial.

Empat: Takut ijazahnya sulit untuk cari kerja.

Berhubung orang tua saya adalah generasi boomer yang pola pikirnya masih cari kerja setelah kuliah, mereka mengkhawatirkan jika setelah susah payah kuliah, ijazah yang didapat anaknya dari Universitas Terbuka tidak dapat digunakan untuk mencari pekerjaan. Alasannya bukan karena UT tidak bonafide, tapi lebih ke nilai-nilai yang dicapai tidak se-memukau lulusan universitas lain.

Ternyata itulah hal-hal yang membuat orang tua saya tidak menyarankan anaknya kuliah di UT meskipun universitas itulah yang telah membantu ibu saya mendapat sertifikasi guru dan membuat hidup keluarga kami sedikit lebih baik daripada sebelumnya. Kalau saya sendiri sih, ada kemungkinan mempertimbangkan universitas ini jika kelak anak saya kuliah. Hemat, Beb!

BACA JUGA Pengalaman Saya Kuliah di UT, Kampus Fleksibel buat Ibu Rumah Tangga dan tulisan Maria Kristi Widhi Handayani lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 23 April 2020 oleh

Tags: KuliahOrang Tuaut
Maria Kristi

Maria Kristi

Ibu tiga orang anak. Pecinta kopi tapi harus pakai gula yang banyak.

ArtikelTerkait

Kuliah dengan Beasiswa Tetap Butuh Biaya Besar, Nggak Bisa Nol Rupiah

Kuliah dengan Beasiswa Tetap Butuh Biaya Besar, Nggak Bisa Nol Rupiah

20 Juli 2024
Jurusan PGSD Butuh Mata Kuliah Cara Menghadapi Orang Tua Murid. Ini Penting dan Saya Serius!

Jurusan PGSD Butuh Mata Kuliah Cara Menghadapi Orang Tua Murid. Ini Penting dan Saya Serius!

4 April 2024
Jurusan Sejarah Kerap Dipandang Sebelah Mata, padahal Berjasa Menyelamatkan Ingatan Banyak Orang Mojok.co

Jurusan Sejarah Kerap Dipandang Sebelah Mata, padahal Berjasa Menyelamatkan Ingatan Banyak Orang

14 Mei 2024
5 Kasta Toga Wisuda dengan Desain Paling Unik hingga Biasa Aja Mojok.co

5 Kasta Toga Wisuda dengan Desain Paling Unik hingga Biasa Aja

13 Juni 2025
20 Istilah yang Harus Dipahami Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara biar Nggak Plonga-plongo di Kelas

20 Istilah yang Harus Dipahami Mahasiswa Ilmu Administrasi Negara biar Nggak Plonga-plongo di Kelas

18 Oktober 2023
Salah Kaprah Orang Tua dalam Menggunakan Emoticon untuk Berkirim Pesan

Salah Kaprah Orang Tua dalam Menggunakan Emoticon untuk Berkirim Pesan

13 Februari 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Dosen Bukan Dewa, tapi Cuma di Indonesia Mereka Disembah

4 Hal yang Perlu Kalian Ketahui Sebelum Bercita-cita Menjadi Dosen (dan Menyesal)

17 Desember 2025
Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

15 Desember 2025
Yamaha Xeon: Si Paling Siap Tempur Lawan Honda Vario, eh Malah Tersingkir Sia-Sia Mojok.co

Yamaha Xeon: Si Paling Siap Tempur Lawan Honda Vario, eh Malah Tersingkir Sia-Sia

13 Desember 2025
Dilema Warga Gondangrejo: Mengaku Orang Karanganyar, Jauhnya Kebangetan. Mengaku Orang Solo, KTP Nggak Setuju

Dilema Warga Gondangrejo: Mengaku Orang Karanganyar, Jauhnya Kebangetan. Mengaku Orang Solo, KTP Nggak Setuju

13 Desember 2025
4 Hal yang Membuat Orang Salatiga seperti Saya Kaget Ketika Hidup di Solo Mojok.co

4 Hal yang Membuat Orang Salatiga seperti Saya Kaget ketika Hidup di Solo

12 Desember 2025
Nestapa Perantau di Kota Malang, Tiap Hari Cemas karena Banjir yang Kian Ganas Mojok.co

Nestapa Perantau di Kota Malang, Tiap Hari Cemas karena Banjir yang Kian Ganas

13 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur
  • Fedi Nuril Jadi Mantan “Raja Tarkam” dan Tukang Judi Bola di Film Bapakmu Kiper
  • Menikah dengan Sesama Karyawan Indomaret: Tak Seperti Berumah Tangga Gara-gara Beda Shift Kerja, Ketemunya di Jalan Bukan di Ranjang
  • Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal
  • Lulusan IPB Sombong bakal Sukses, Berujung Terhina karena Kerja di Pabrik bareng Teman SMA yang Tak Kuliah
  • Kemampuan Wajib yang Dimiliki Pamong Cerita agar Pengalaman Wisatawan Jadi Bermakna

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.