Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Alasan Munculnya Rasa Ngenes Saat Memberi Contekan di Kelas

Siti Muslihah oleh Siti Muslihah
21 April 2020
A A
Alasan Munculnya Rasa Ngenes Saat Memberi Contekan di Kelas
Share on FacebookShare on Twitter

Di tengah kesibukan saya yang sebenarnya nggak sibuk-sibuk amat, saya mengingat masa-masa sekolah saya dulu. Iya masa SD, SMP, SMA, hingga kuliah. Pada setiap masa, saya selalu menemukan hal-hal yang unik, baik berupa pengalaman, ilmu pengetahuan, rezeki, hingga percintaan. Namun, ada satu hal yang membekas di ingatan saya semasa sekolah: Saya adalah orang yang diandalkan untuk membagikan contekan.

Saya bukanlah orang yang pintar-pintar amat tetapi nggak bodo-bodo amat juga. Rajin amat juga kagak. Namun, saya adalah tipe orang yang nurut dan nggak mau buat kecewa orang termasuk orang tua. Berkat kegigihan dan perasaan ketidakinginan mengecewakan orang tua tersebut, alhamdulillah saya selalu dikaruniai ilmu pengetahuan yang pada akhirnya bisa membanggakan saya, keluarga, dan teman.

Nah, di sinilah permasalahannya. Ketika saya memiliki ilmu pengetahuan tersebut dan menuangkannya sebagai bentuk latihan tuntutan pelajaran, ini adalah saat yang tepat untuk teman membanggakan saya. Latihan, tugas-tugas, ujian, semua bentuk tuntutan sekolah yang sudah saya kerjakan di rumah dengan elok diserbu oleh teman-teman saya. Awalnya, saya tidak merasa bermasalah dengan hal tersebut. Dalam hati, “Yaudah deh, solidaritas.” Eh, lama-lama kok rasanya ngenes juga?

Sebenarnya hal yang paling buat ngenes itu bukan karena jiwa pelit dan nggak mau rugi karena dicontekin. Namun, rasa jengkel pada teman yang kadang kurang loyalitas alias nggak tahu diri. Padahal, saya nggak pernah mempermasalahkan contekan-contekan tersebut. Namun, ada beberapa hal yang kemudian membuat saya merasa ngenes menjadi pemberi contekan.

Satu: Buku yang Dirusakin

Alasan pertama yang membuat saya ngenes ketika memberikan contekan adalah buku saya yang dirusakin. Waktu saya datang ke kelas, dua orang teman pasti sudah berjajar di depan pintu kelas dan langsung menyidang, “Eh, liat kimia dong!” dengan wajah iba. Saya yang tidak sampai hati ini akhirnya membalas, “Iya, bentar ya, gua duduk dulu. Santuy, santuy….”

Dan di sinilah masalah tersebut terjadi.

Buku yang saya berikan kepada si A, akhirnya direbut oleh si B, dan akhirnya berpindah ke meja si C, lalu D, E, F, G, H, I, J, K, L, M, N, O, P, Q, R, S, T, U, V, W, X, Y, Z, mendatangi meja C dan terjadilah pertempuran. Buku itu dipegang sama si C, tetapi A, B, dan teman-teman lainnya mengeroyok buku tersebut dengan tujuan ingin memotret jawaban saya. Mereka berbondong-bondong dan yang berhasil mendapatkan foto akan pergi dengan puas seperti selesai foto bareng Lee Min Ho.

Hasilnya, buku saya yang selesai dipotret tersebut ditinggalkan begitu saja oleh mereka dalam keadaan kusut dan hampir rusak, terutama LKS (Lembar Kerja Siswa) yang tipe kertasnya sangat tipis dan mudah lepas. Saya pun marah-marah dan apa yang terjadi? Beberapa tidak peduli dan sisanya hanya tertawa cengengesan sambil bilang, “Maaf hehe, but thanks yaw,” dan kembali pada kesibukan mereka dalam mencontek PR tersebut.

Baca Juga:

Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

Menjamurnya Bimbel Bukan karena Pendidikan Kita Ampas, tapi karena Mengajar di Bimbel Memang Lebih Mudah

Dua: Lupa Bilang Makasih dan Maaf

Makasih dan maaf, dua kata yang sepertinya cukup sulit ya diucapkan oleh seseorang. Padahal, dua kata ini merupakan kata yang harus sering diucapkan dalam menjalankan hidup sehari-hari. Saya sebenarnya tidak terlalu mengharapkan ucapan terima kasih atau maaf, tetapi jujur kata makasih dan maaf tersebut sebenarnya bentuk dari kesopanan. Kalau kamu nggak melibatkan dua kata tersebut dalam kehidupan sehari-hari, niscaya kamu sudah kelewatan!!!11!!

Begitulah beberapa teman saya, udah ngerusakin buku, bilang maaf nggak, bilang makasih juga nggak. Waktu saya marah-marah dan mengancam tidak akan memberikan contekan lagi pada mereka, mereka diam saja dan menganggap saya radio rusak. Saya tidak tahu harus bertindak apa, karena sebenarnya saya juga tipe orang yang nggak tegaan apalagi sama teman seperjuangan. Ya, meski nyatanya nggak seperjuangan banget.

Padahal, ucapan makasih nggak harus bayar, kan? Atau ucapan maaf, nggak akan menghabiskan kuota internet, kan? Mulai sekarang, yuk sama-sama biasakan bilang makasih dan maaf ya, apalagi sama orang yang udah kasih kamu bantuan.

Tiga: Lupa Daratan

Ini adalah alasan yang paling mengenaskan dan nyebelin bagi seorang pemberi contekan. Yup, teman yang diberikan contekan bisa lupa daratan. Gimana sih lupa daratan? Maksudnya, teman kamu yang udah kamu kasih contekan, ajarin, atau bahkan kamu maafin karena lupa minta maaf dan bilang makasih, bisa jadi lupa kalau kamulah sesungguhnya penolongnya.

Alasan lupa tersebut dibuktikan dengan dirinya yang akhirnya pelit ketika menemukan suatu jawaban atau informasi. Atau dia ngaku-ngaku kalau dirinya nggak nyontek sama kamu, padahal jelas-jelas dia mindahin jawaban di depan mata kamu. Dan lebih parahnya, si teman tersebut malah mencari muka di hadapan guru-guru seakan ialah orang yang paling jenius di kelas.

Saya merupakan salah satu korban dari teman yang seperti itu. Sekali lagi, sebenarnya saya nggak mempermasalahin mau dia maju ke depan dan cari muka di hadapan guru-guru. Toh, kalau emang rezekinya saya jadi juara kelas, maka saya jadi juara kelas. Namun, yang buat saya paling ngenes adalah ketika ia menikung saya yang tengah asyik menjawab pertanyaan dari guru.

Ia merasa jawaban saya kurang tepat, padahal jawaban saya dan dia sama. Saya heran, guru pun heran, tetapi beliau menambah argumen menyatakan bahwa jawaban saya kurang lengkap. Saya nggak ngerti dengan jalan pikirannya. Tapi, yaudah deh, yang penting saya udah lulus SMA. Wqwqwq.

Ya begitulah, kira-kira alasan saya merasa ngenes jadi pemberi contekan di kelas. Sebenarnya, memberikan contekan itu nggak baik, tetapi kadang-kadang bisa menolong juga kalau kepepet. Tetapi, ya lebih nggak baik kalau kamu yang nyontek bersikap semena-mena dengan si pemberi contekan. Hargailah, minimal bukunya jangan dirusakin, senyumin, atau bilang makasih, kek. Nggak usah pakai beliin Iphone 11 segala, kok. Eh, tapi nggak apa-apa ding kalau maksa. Wqwqwq.

BACA JUGA Hidup Tidak Adil, Buktinya yang Menyontek Selalu Lebih Bagus Nilainya dari yang Dicontek atau tulisan Siti Muslihah lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 21 April 2020 oleh

Tags: nyontekPRSekolah
Siti Muslihah

Siti Muslihah

ArtikelTerkait

Tujuan P5 Adalah Penanaman Nilai Pancasila, Bukan Bikin Pentas!

Tujuan P5 Adalah Penanaman Nilai Pancasila, Bukan Bikin Pentas!

28 November 2023
Kesulitan Bocah Jawa Suroboyoan Belajar Bahasa Jawa di Sekolah

Kesulitan Bocah Jawa Suroboyoan Belajar Bahasa Jawa di Sekolah

10 Januari 2023
tata usaha

Misteri Pegawai Tata Usaha Sekolah yang Seringkali Judes

29 Agustus 2019
Mari Kita Mengenang Masa-masa Study Tour saat Sekolah

Mari Kita Mengenang Masa-masa Study Tour saat Sekolah

11 Juni 2020
sekolah untuk cari kerja

Sekolah Tinggi-Tinggi Demi Masa Depan yang Haha Hihi

16 Mei 2019
4 Peraturan Aneh di Sekolah dan Panduan Memahaminya terminal mojok

4 Peraturan Sekolah yang Terdengar Ngadi-ngadi dan Panduan Memahaminya

24 Agustus 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Tambak Osowilangun: Jalur Transformer Surabaya-Gresik, Jadi Tempat Pengguna Motor Belajar Ikhlas

Tambak Osowilangun: Jalur Transformer Surabaya-Gresik, Jadi Tempat Pengguna Motor Belajar Ikhlas

15 Desember 2025
Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

16 Desember 2025
Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

Hal-hal yang Harus Diketahui Calon Perantau sebelum Pindah ke Surabaya agar Tidak Terjebak Ekspektasi

18 Desember 2025
Pendakian Pertama di Gunung Sepikul Sukoharjo yang Bikin Kapok: Bertemu Tumpukan Sampah hingga Dikepung Monyet

Pendakian Pertama di Gunung Sepikul Sukoharjo yang Bikin Kapok: Bertemu Tumpukan Sampah hingga Dikepung Monyet

15 Desember 2025
Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

20 Desember 2025
Lumajang Bikin Sinting. Slow Living? Malah Tambah Pusing (Unsplash)

Lumajang Sangat Tidak Cocok Jadi Tempat Slow Living: Niat Ngilangin Pusing dapatnya Malah Sinting

19 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka
  • Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.