Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Alasan Kuliah di Jurusan Pendidikan Khusus dan Bagaimana Rasanya Dilatih Jadi Guru SLB

Heri Hermawan oleh Heri Hermawan
22 Mei 2020
A A
guru slb pendidikan khusus pendidikan luar biasa sarjana spesialisasi pengalaman disabilitas mojok.co

guru slb pendidikan khusus pendidikan luar biasa sarjana spesialisasi pengalaman disabilitas mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Saya merupakan sarjana Pendidikan Khusus FIP UPI (Fakultas Imam Pilihan Untuk Perempuan Indonesia), saya masuk jurusan ini melalui jalur SBMPTN di pilihan kedua, setelah gagal masuk pilihan pertama Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. Di kampus lain jurusan ini dikenal dengan nama Pendidikan Luar Biasa (PLB).

Alasan kebanyakan teman saya masuk jurusan ini sama seperti alasan terkena diabetes, karena turunan. Ada yang bapaknya kepala sekolah SLB, ada yang ibunya guru di SLB, sehingga anaknya dipersuasi/mempersuasi diri untuk masuk jurusan PLB/PKh.

Alasan saya masuk jurusan ini bukan karena diabetes, tapi karena ajakan kakak kelas di SMA. Katanya, “Kalau kamu masuk jurusan PLB, kamu bisa dapat mobil mewah dan kapal pesiar.” Hahaha, nggak, bukan gitu. Yang kakak kelas saya katakana, masuk jurusan ini peluang lolosnya besar karena populasi laki-laki di jurusan ini sedikit. Selain karena ajakan tersebut, saya tertarik pada Jurusan Pendidikan Khusus karena buku “Kevin: Belenggu Masa Lalu” yang ditulis oleh Torey Heyden, seorang psikolog pendidikan serta guru bagi anak-anak berkebutuhan khusus. Setelah membaca buku tersebut saya tertantang untuk terjun ke dunia anak berkebutuhan khusus.

Di jurusan saya dan kebanyakan jurusan di fakultas saya, Fakultas Ilmu Pendidikan, laki-laki menjadi kaum minoritas. Jadi valid kan kalau FIP itu Fakultas Imam Pilihan. Di angkatan saya saja, dari 83 mahasiswa, laki-lakinya hanya 13. Mahasiswa di jurusan saya multikultural, berasal dari berbagai daerah di Indonesia, seperti Bali, Aceh, Payukumbuh, Karimun, Riau Junction… terlalu banyak kalau disebutin satu-satu.

Pendidikan Khusus mencakup multidisiplin ilmu. Di dalamnya terdapat ilmu-ilmu yang harus dipelajari oleh mahasiswa untuk mendukung penanganan bagi anak berkebutuhan khusus, contohnya statistika, pedagogi, dasar-dasar mengajar, pengukuran, asesmen, intervensi dini, psikologi umum, bimbingan konseling anak berkebutuhan khusus, anatomi fisiologi genetika, perkembangan anak, dan ilmu lainnya. Selain itu jadi mahasiswa pendidikan khusus akan lebih sering observasi ke lapangan, dan dituntut harus mempunyai skill desain grafis, video editing, bahkan teknologi informasi karena hampir setiap mata kuliah observasi wajib membuat laporan berbentuk buku dan video.

Di semester 5 mahasiswa pendidikan khusus dipecah menjadi beberapa spesisialisasi, untuk lebih mendalami ilmu secara spesifik.
Spesialisasi A: spesialisasi anak dengan hambatan penglihatan.
B: spesialisasi anak dengan hambatan pendengaran.
C: spesialisasi anak dengan hambatan kecerdasan dan perkembangan.
D: spesialisasi anak dengan hambatan motorik.
E: spesialisasi anak dengan hambatan sosial dan emosi.

Selain spesialisasi tersebut kami juga mempelajari anak autis, anak dengan kesulitan belajar spesifik, ADHD, dan anak berbakat istimewa.

Saya sendiri mengambil spesialisasi C karena kurang betah belajar tulisan Braille dan belajar bahasa isyarat Sarasvati. Saya berpikir, spes. C hanya difokuskan untuk mempelajari aktivitas kehidupan sehari-hari, seperti makan, minum, mandi. Namun, ternyata semua itu hanya ada di pikiran saya. Kenyataannya, spes. C lebih membutuhkan pemikiran tingkat tinggi. Saya lupa bahwa spes. C adalah pakarnya asesmen dan intervensi, senjata utama di dunia pendidikan khusus.

Baca Juga:

Tolong, Jadi Pengajar Jangan Curhat Oversharing ke Murid atau Mahasiswa, Kami Cuma Mau Belajar

Jangan Bilang Gen Z Adalah Generasi Anti Guru, Siapa pun Akan Mikir Berkali-kali untuk Jadi Guru Selama Sistemnya Sekacau Ini

Untungnya di spes. C ada mata kuliah vokasional, salah satu mata kuliah favorit saya yang menghibur dari kejenuhun intervensi dan asesmen. Di mata kuliah ini kami diajarkan keterampilan-keterampilan seperti membuat keset, telur asin, dan macam-macam kerajinan dari barang bekas.

Setelah 4,5 tahun kuliah, Desember 2018 saya lulus sarjana dan saat ini saya bekerja sebagai guru honorer di salah satu SLB di Kabupaten Bandung sekaligus merangkap staf khusus Presiden Stand-up Indo, yakni sebagai komika amatir Stand-up Indo Ciparay, hahaha.

Saya berjanji akan membagikan apa pun yang saya rasa lewat komed dan sekarang dalam stand-up, saya ingin coba menulis materi yang mengangkat isu disabilitas agar mereka mendapatkan kesetaraan dalam bercanda. Meskipun saya tahu hal ini sensitif dan banyak yang berpendapat “Nggak semua bisa dibecandain”, menurut saya nggak gitu juga. Semoga saya bisa menemukan angle yang tepat dalam mengangkat isu disabilitas di dalam materi stand-up dan tetap dapat diterima banyak orang.

Viva ortopedagik!

BACA JUGA Bukti kalau Kepanjangan S.Pd. itu Bukan Sarjana Pendidikan, tapi Sarjana Penuh Derita

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 22 Mei 2020 oleh

Tags: gurupendidikan khususslb
Heri Hermawan

Heri Hermawan

Prematur panjang umur.

ArtikelTerkait

Ironi Mahasiswa Jurusan Pendidikan: Buangan dan Tidak Ingin Menjadi Guru Mojok.co

Kalau Guru Adalah Penentu Peradaban, Lha yang Lain Ngapain?

26 November 2023
Hal-hal yang Perlu Kamu Ketahui Terkait Jurusan PGSD Terminal Mojok

Hal-hal yang Perlu Kamu Ketahui Terkait Jurusan PGSD

28 Juni 2022
guru slb pendidikan khusus pendidikan luar biasa sarjana spesialisasi pengalaman disabilitas mojok.co

Lulusan Jurusan Pendidikan Luar Biasa Itu Nggak Selalu Bisa Bahasa Isyarat

25 Juni 2021
Hal-hal yang Butuh Banyak Uang di Sekolah selain Wisuda dan Perlu Dibenahi

Hal-hal yang Butuh Banyak Uang di Sekolah selain Wisuda dan Perlu Dibenahi

8 Juli 2023
Opini Goblok 2024 Sesat Pikir Anak Pasangan Guru Harus Cerdas (Unsplash)

Anak Pasangan Guru Harus Cerdas Adalah Sesat Pikir yang Menyiksa Anak

15 Januari 2024
Pengalaman Kawan Saya Mengajar Siswa SMP yang Belum Bisa Baca: Bukannya Dapat Hadiah, Malah Mengundang Masalah

Pengalaman Kawan Saya Mengajar Siswa SMP yang Belum Bisa Baca: Bukannya Dapat Hadiah, Malah Mengundang Masalah

9 Agustus 2024
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

Eretan Wetan Indramayu, Venesia Jawa Barat yang Nggak Estetik Sama Sekali

24 Desember 2025
Gak Daftar, Saldo Dipotong, Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life Stres! (Unsplash)

Kaget dan Stres ketika Tiba-tiba Jadi Nasabah BRI Life, Padahal Saya Nggak Pernah Mendaftar

21 Desember 2025
Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

Universitas Terbuka (UT): Kampus yang Nggak Ribet, tapi Berani Tampil Beda

26 Desember 2025
Garut Bukan Cuma Dodol, tapi Juga Tempat Pelarian Hati dan Ruang Terbaik untuk Menyendiri

Garut Itu Luas, Malu Sama Julukan Swiss Van Java kalau Hotel Cuma Numpuk di Cipanas

23 Desember 2025
Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

Mengenal ITERA, Kampus Teknologi Negeri Satu-satunya di Sumatra yang Sering Disebut Adik ITB

20 Desember 2025
Daihatsu Gran Max, Si "Alphard Jawa" yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan Mojok.co

Daihatsu Gran Max, Si “Alphard Jawa” yang Nggak Ganteng, tapi Paling Bisa Diandalkan

25 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa
  • Sempat “Ngangong” Saat Pertama Kali Nonton Olahraga Panahan, Ternyata Punya Teropong Sepenting Itu
  • Pantai Bama Baluran Situbondo: Indah tapi Waswas Gangguan Monyet Nakal, Itu karena Ulah Wisatawan Sendiri

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.