Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup Personality

Akibat Kelakar dari Sebuah Nama Panggilan

Nida Nur Fadillah oleh Nida Nur Fadillah
20 Juli 2019
A A
Nama Saya Terinspirasi dari Bus dan Pemain Ketoprak terminal mojok.co

Nama Saya Terinspirasi dari Bus dan Pemain Ketoprak terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Berbeda dengan Shakespeare, saya melukiskan nama sebagai bentuk doa yang diberikan orangtua dengan segenap hati kepada anaknya. Berharap dengan nama itu anak akan tumbuh menjadi seseorang yang bisa diharapkan. Diharapkan agama, orangtua, dan bangsa. Berat, bukan? Tentu setiap anak akan melalui jalannya sendiri-sendiri dengan cara khas dan kemampuan yang dimiliki. Setidaknya dengan nama, lika-liku hidup seorang anak manusia dipayungi oleh doa.

Jika sepuluh ribu orang menyebut namamu, sebanyak itulah doa terpanjat untukmu karena nama. Belum lainnya. Sehingga hal ini membuat pasangan pasutri serius memberikan nama kepada anak-anak mereka. Adapun ketika ada orang menyebut namamu di antara hiruk-pikuk manusia, nama mampu menunjukkan keberadaan sang raganya tengah berpijak di mana. Jadi, sudah sepatutnya jika kita tidak pernah bermain-main dengan nama.

Tetapi sayang seribu sayang, nama yang tersemat untain doa nan indah diciderai oleh kebiasaan orang-orang yang tak punya kerjaan. Dengan memasang tampang tanpa dosa, pemberian dari orangtua yang telah melewati fase bubur merah dan bubur putih itu seolah tidak ada maknanya. Seenak dengkulnya mengganti dengan sebutan tak pantas. Berlindung di balik “cuman bercandaan doang” dianggap sebagai pembenaran.

Maka dari itu, mari bapak-ibu yang memiliki anak-anak usia dini di mana hendak dikenalkan secara konkret berbagai macam binatang yang namanya sudah dikenali lebih dulu. Hal ini harus gegas dilakukan, sebelum mereka telanjur teracuni dogma bahwa mengatai orang lain dengan sebutan babi, monyet, anjing itu oke-oke saja. Padahal sudah jelas yang dipanggil nampak manusia seutuhnya, bagian dari kaumnya sendiri.

Anehnya, tanpa disadari dengan memanggil kepada orang lain anjing, berarti telah mengakui bahwa dirinya sebenarnya anjing. Miris sekali. Mau bilang ini kebiasaan negara tetangga tapi takut dosa. Karena nyatanya itu jadi habit di negara +62.

Coba deh, pernah nggak mendengar polusi suara ngeri-ngeri sedap yang mana memanggil temannya sendiri dengan sebuatan anjing? Padahal jelas-jelas itu manusia. Pernah, kan? Atau sering? Entah dari mana kebiasaan ini bermula. Sungguh menunjukkan moral telah berterbangan entah ke mana.

“Anjing!”

Seharusnya saat kata itu dilontarkan, jika masih menjadi manusia tinggal melenggang bebas saja. Toh, yang dipanggil bukan makhluk bernama manusia. Tetapi, kepala itu bak nyiur—berputar ke arah suara berasal.

Baca Juga:

Susu Tunggal, Susu yang Bikin Nostalgia Masa Kecil Warga Blitar

Indomie Kuah Comfort Food Saat Musim Hujan, No Debat!

“Apa monyet?”

Mulanya, saya mengira mereka tengah menguji daya ingat tentang pengetahuan nama-nama binatang. Tetapi sampai pada tengah percakapan, tupai kesayangan tak kunjung disebut, bahkan kucing yang lucu tidak dibiarkan turut andil. Meraka hanya menyebutkan binatang buas saja. Wah, bahaya. Jika binatang buas itu bisa mendengar telah dipanggil, bagaimana?

Perkara menyebut orang lain dengan sebutan di atas, sebenarnya tidak bisa ditolerir. Sebagai makhluk yang dikaruniai akal pikiran, ini sama saja tidak mensyukuri nikmat Tuhan. Bahkan mencela ciptaan-Nya. Sebagian mungkin beranggapan ini hiburan. Tetapi bilamana menimpa dirinya apa masih ikhlas dikata hiburan?

Petiklah pelajaran dari cerita ini. Bakung—tentu bukan nama sebenarnya, meminjam ponsel teman yang terhubung dengan WhatsApp grup mata pelajaran tambahan. Alih-alih meminjam, bosan tak kunjung pergi darinya karena teman pemilik hp begitu lama belajar. Demi mengusir bosan yang bercampur dengan jengkel, memang tidak memanggil temannya secara langsung. Dengan ketidaktahuan tentang grup WhatsApp itu apa, jarinya mengetik, “Heh anjing bodoh, goblok! Buruan. Lama nunggunya nih.” Dalam sepersekian detik pesan itu berhasil terkirim dan kemudian dibaca oleh semua penghuni grup, termasuk gurunya.

Maka datanglah angin badai. Anak pemilik hp itu diinterogasi sampai terkencing-kencing. Guna menyelamatkan diri, disebutlah nama temannya Bakung. Bakung meskipun tampak kuat pendiriannya, dengan terisak-isak mengakui dan memohon maaf berulang kali. Di mana Bakung berlainan sekolah, hal ini tentu sangat mempermalukan. Bukan lagi kasus individu, melainkan almamater.

Well, apa harus mengalami kejadian seperti itu baru tobat? Atau harus mengalami hal yang lebih jauh tragis?

Sebelum generasi mensejajarkan kita selaku manusia sejenis dengan anjing, babi, monyet, ah tak kuasa saya menyebutkan semuanya. Mari kita mengajari lidah masing-masing agar mengucapkan hal yang baik-baik, semoga lama-lama menjadi biasa hingga dapat mencontohkan yang memang sebagaimana harusnya demi menegakkan moral, misalnya pada netizen +62. Hehe

Terakhir diperbarui pada 19 Januari 2022 oleh

Tags: kelakarMasa Lalunama aliasnama panggilannostalgia
Nida Nur Fadillah

Nida Nur Fadillah

ArtikelTerkait

merawat kenangan

Merawat Kenangan Melalui Helm Ala Generasi 90-an

3 September 2019
Asyiknya Jadi Kolektor Kaset Pita, Bisa Nostalgia Sekaligus Dapat Cuan yang Lumayan Mojok.co

Asyiknya Jadi Kolektor Kaset Pita, Bisa Nostalgia Sekaligus Dapat Cuan yang Lumayan

27 Oktober 2023
Alasan Huruf X Bisa Dibaca 'Nya' Saat Berbalas Chat terminal mojok.co

Efek Laten Aplikasi Whatsapp: Sedikit-Sedikit Dibuatkan Grup Chat, Lama-Lama Jadi Menumpuk

6 September 2019
Repotnya Orang yang Punya Nama Panjang dan Susah Dilafalkan terminal mojok.co

Sakit Maag Terdengar Keren Waktu Kecil, tapi Merepotkan Saat Dewasa

15 Oktober 2020
era kaset

Era Kaset: Era Dengan Pengalaman Terbaik Musisi dan Pendengarnya

29 Agustus 2019
Momen-momen Zaman Sebelum Segalanya Pakai Internet yang Bikin Kangen terminal mojok

Momen-momen Zaman Sebelum Segalanya Pakai Internet yang Bikin Kangen

31 Mei 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

29 November 2025
Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang Mojok.co

Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang

2 Desember 2025
Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

1 Desember 2025
4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop Mojok.co

4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop

4 Desember 2025
Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

30 November 2025
Ketika Warga Sleman Dihantui Jalan Rusak dan Trotoar Berbahaya (Unsplash)

Boleh Saja Menata Ulang Pedestrian, tapi Pemerintah Sleman Jangan Lupakan Jalan Rusak dan Trotoar Tidak Layak yang Membahayakan Warganya

3 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.