Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup Fesyen

Akhirnya Saya Menemukan Sandal yang Aman dari Tertukar ataupun Hilang

Dewa Lang Nages Maholtra oleh Dewa Lang Nages Maholtra
25 Juni 2019
A A
sandal

sandal

Share on FacebookShare on Twitter

Pada kesempatan yang longgar ini perkenankan saya bercerita tentang pengalaman mengenai dunia persandalan saya. Ya maksud saya disini adalah bagaimana pengalaman saya dalam mendapatkan sandal yang murah, mudah ditemukan di kala keramaian sandal yang lain, dan satu lagi yaitu jarang diembat orang. Luar binasa—eh maksudnya luar biasa memang ada sandal yang seperti itu, namun mohon dicatat bahwa dibalik keuntungan diatas ada efek sampingnya juga lho.

Jangan dipikir efek sampingnya seperti mata berkunang-kunang, kejang-kejang, habis itu nggeblak yhaaa. Efek samping yang dimaksud disini adalah pada waktu penggunaan sandal tersebut. Nah daripada bahas ini itu nggak jelas mari langsung ke ceritanya, barangkali bermanfaat bagi orang yang sering mengalami kasus sandal yang tertukar ataupun kisah sandal hilang diambil orang. hehehe

Pada awalnya saya tidak begitu peduli dengan sandal yang saya pakai—karena menurut saya selama sandal tersebut nyaman di kaki dan leluasa untuk bergerak maka akan sering saya pakai. Bahkan teman-teman saya sering merasa prihatin terhadap keadaan saya—bukan karena keadaan ekonomi, keadaan hati, ataupun yang lainnya—tapi mereka khawatir karena saya selalu setia terhadap sandal yang saya pakai.

Kenapa kok setia? Karena sejujurnya saya itu kalau sudah ingin ganti sandal pasti dikarenakan punya saya yang lama sudah tidak bisa saya perbaiki lagi. Seperti misal talinya putus dan tidak bisa disambung lagi, sandal semakin tipis dimakan rayap, serta terbelah. Pokoknya selama sandal tersebut saat rusak masih bisa saya perbaiki, saya akan setia padanya—weleh weleh, sama sandal aja setia apalagi sama kamu. hahaha

Namun tiba-tiba peristiwa yang tidak menyenangkan menghampiri saya pada bulan puasa. Saat itu saya membeli sandal baru karena yang lama sudah putus talinya dan sudah tidak bisa diperbaiki lagi. Sandal baru tersebut saya pakai juga saat pergi ke langgar—musala—sesampainya di sana sebenarnya saya sudah mengantisipasi insiden berbahaya—yaitu sandal yang tertukar—dengan cara meletakkan sandal baru saya di bagian tempat yang terpencil.

Tapi nahasnya saat saya keluar dari langgar saya terkejut karena sandal baru saya hilang, saya pun mencari kesana kemari dari timur ke barat selatan ke utara. Namun sayangnya saya hanya temukan sepasang sandal yang warna, merek, dan ukurannya sama persis dengan sandal baru saya yang hilang. Namun ada satu perbedaan yang mencolok dari sandal ini dengan sandal saya yaitu sandal ini sudah buluk penampilannya dan ada sambungan paku untuk penahan talinya.

Melihat hal yang memilukan tersebut saya hanya bisa menghela nafas panjang serta diikuti nasihat orang tua disamping saya, “wes to le, nek tarah kui rejekimu mengko lak mbalek” yang artinya kurang lebih sudahlah nak, kalau memang itu rezekimu nanti juga kembali. Saya pun pulang sambil menggerutu, intinya sih nggak ikhlas sandal baru saya ditukar dengan sandal hampir rusak begitu.

Keesokan harinya sebenarnya saya ingin membeli sandal baru, tapi saat saya pikir-pikir saya gunakan dulu sandal ini toh kan masih bisa dipakai. Singkat cerita saya bawa sandal ini ke langgar lagi, dengan harapan saya bisa menemukan sandal saya yang ditukar dan ceramahin tuh orang yang nukar sandal saya. Akibatnya salat saya tidak bisa tenang karena memikirkan hal tersebut, hingga akhirnya walau sudah selesai salat saya tidak menemukan oknum pelakunya. Akhirnya saya ikhlaskan saja sandal baru saya yang tertukar dan tidak kembali.

Baca Juga:

Tolong, Jadi Pengajar Jangan Curhat Oversharing ke Murid atau Mahasiswa, Kami Cuma Mau Belajar

Kepada Pencuri Sandal: Masjid Itu Tempat Ibadah, Bukan Sasaran Empuk Nyolong Sandal

Di saat saya sudah mulai ikhlas tiba-tiba muncul peristiwa tidak menyenangkan lagi yaitu sandal yang saya pakai itu hilang. Pertamanya saya kira sandal saya tertukar lagi—tapi saat saya cari-cari ternyata memang tidak tertukar melainkan hilang dibawa kabur orang. Perasaan jengkel, marah, dan galau bercampur menjadi satu, saya juga penasaran apakah memang nggak sengaja kebawa atau memang ada yang dendam sama saya. Saat saya mengingat kejadian waktu itu saya tertawa sendiri karena memang ekspresi saya saat itu sungguh menggelikan.

Saya pun akhirnya pulang dari langgar tanpa menggunakan sandal alias nyeker. Sesampainya di rumah untuk pertama kalinya dalam sejarah saya berpikir serius mengenai sandal, saya berpikir serius karena tragedi menyedihkan yang saya alami akhir-akhir ini. Akhirnya keesokan harinya saya pergi ke pasar mencari sandal yang langka dan unik tapi harganya juga harus murah. hehehe

Dengan tekad yang kuat untuk mengakhiri drama mengenai sandal ini saya berkeliling pasar, dan akhirnya saya menemukan jenis sandal yang jarang digunakan orang lain. Yaitu sejenis sandal jepit yang ada gigi-giginya sehingga kalau dipakai itu agak sakit di kaki kalau belum terbiasa. Saya pun membelinya dan memakainya lagi saat ke langgar, kali ini saya nggak meletakkan sandal saya di tempat yang terpencil lagi melainkan saya baurkan dengan sandal-sandal yang lain.

Saya berusaha untuk tidak memikirkan nasib sandal saya itu dan fokus untuk beribadah. Saya hanya memastikan bahwa sandal saya selama ini hilang itu memang ada yang ngerjain saya atau memang tertukar. Akhirnya salat saya selesai, saya pun segera keluar langgar untuk mengecek sandal. Betapa terkedjoetnya saya bahwa sandal saya masih ada.

Setelah itu sandal saya tidak pernah tertukar dan hilang lagi, serta akhirnya drama adu penalti—eh maksudnya drama mengenai sandal ini selesai. Dan saya yang awalnya berpikir bahwa ada semacam konspirasi global yang menyerang saya, ternyata itu salah karena memang sandal saya hilang karena kebawa orang lain itu memang unsur ketidaksengajaan.

Jadi kawan-kawan yang mengalami kasus menjengkelkan sejenis, saya coba berpikir positif dan tahan amarah, ikhlaskan saja apa yang kita alami karena itu pendapatan pengalaman yang baik. Seperti saya yang akhirnya menemukan sandal yang cocok menurut saya hehehe.

Terakhir diperbarui pada 13 Januari 2022 oleh

Tags: Curhatkisah nyataKritik Sosialsandal hilangsandal tertukar
Dewa Lang Nages Maholtra

Dewa Lang Nages Maholtra

ArtikelTerkait

modus pdkt

Modus PDKT Ala Senior Kampus yang Harus Diperhatikan Mahasiswa Baru Ketika Ospek

15 Agustus 2019
jakarta bebas rokok rokok andalan iklan sampoerna rokok mojok

Iklan Kritik Sosial Terbaik Jatuh kepada Sampoerna A Mild

11 Juli 2021
Facial Treatment bagi Saya Seperti Membayar untuk Disakiti terminal mojok.co

Menghilangkan Jerawat Membandel Dengan Cara Menikah

23 Juni 2019
lupa nama

Aku Lupa Namamu, Tapi Inget Mukamu Kok

14 Agustus 2019
jurusan madesu, lulus kuliah

Sudah Lulus Kuliah, Kok Masih Harus Ikut Wisuda?

7 Agustus 2019
tukang parkir

Beberapa Jenis Tukang Parkir yang Menyebalkan

19 Juni 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang (Unsplash)

Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang dengan Pesona yang Membuat Saya Betah

4 Desember 2025
8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah (Unsplash)

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah

3 Desember 2025
QRIS Dianggap sebagai Puncak Peradaban Kaum Mager, tapi Sukses Bikin Pedagang Kecil Bingung

Surat untuk Pedagang yang Masih Minta Biaya Admin QRIS, Bertobatlah Kalian, Cari Untung Nggak Gini-gini Amat!

5 Desember 2025
Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang Mojok.co

Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang

5 Desember 2025
Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

1 Desember 2025
Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

Bukan Hanya Perpustakaan Daerah, Semua Pelayanan Publik Itu Jam Operasionalnya Kacau Semua!

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.