Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Pojok Tubir

Adu Jotos Gara-gara Politik Kampus, Ketololan Tanpa Batas yang Baiknya Memang Dihujat

Raihan Muhammad oleh Raihan Muhammad
17 Desember 2023
A A
Adu Jotos Gara-gara Politik Kampus, Ketololan Tanpa Batas yang Baiknya Memang Dihujat

Adu Jotos Gara-gara Politik Kampus, Ketololan Tanpa Batas yang Baiknya Memang Dihujat (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Kalau kalian merasa perpecahan keluarga gara-gara pilihan politik itu sudah amat bodoh, saya berikan satu kasus yang lebih bodoh: adu jotos gara-gara politik kampus.

Beberapa waktu lalu, muncul berita oknum mahasiswa di salah satu PTKIN yang adu jotos gara-gara pemilihan umum mahasiswa (pemilwa). Betul, adu jotos, waktu pemilu. Pemilu mahasiswa lagi. Alamak.

Miris, kampus yang semestinya digunakan sebagai sarana pembelajaran untuk mengasah daya intelektual dan juga miniatur berdemokrasi, tetapi berubah menjadi ring tinju. Bukannya tempat adu otak, malah adu otot. Nafsu berahi kekuasaan para oknum mahasiswa tersebut memang perlu digugat. 

Tapi, jujur saja, nggak kaget kalau sampai ada yang adu jotos gara-gara politik kampus. Sebab, ya… memang itu kan yang ditunjukkan selama ini?

Kampus miniatur negara

Banyak orang yang bilang kalau kampus merupakan miniatur negara. Apa yang terjadi pada jalannya roda pemerintahan dan segala dinamikanya, juga terjadi pada lingkungan kampus. Misalnya lempar-lemparan kursi saat sidang, adu jotos, kampanye hitam, dan masih banyak lagi.

Dinamika yang terjadi pada politik kampus juga merupakan cerminan dari politik nasional, meskipun skalanya berbeda. Hal semacam itu juga terjadi ketika menjelang pemilihan umum. 

Nah, kebetulan, banyak di kalangan mahasiswa yang doyan main negara-negaraan. Tak heran jika tingkah mahasiswa tidak jauh berbeda dengan politisi atau pejabat negara. Gila jabatan, sikut-menyikut, tindakan amoral, dan sebagainya. Maka, tak berlebihan jika mengatakan kalau kampus adalah miniatur negara.

Tingkah laku yang mirip dengan politisi atau pejabat negara itu seharusnya menjadi peringatan bagi kita semua. Kampus seharusnya menjadi ladang untuk menanamkan nilai-nilai kepemimpinan yang jujur, bertanggung jawab, dan mementingkan kepentingan bersama. Namun, jika politik kampus hanya menjadi arena untuk ambisi pribadi atau golongan dan persaingan tak sehat, kita justru kehilangan peluang besar untuk melahirkan pemimpin masa depan yang berkualitas.

Baca Juga:

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

4 Dosa Pemilik Jasa Laundry yang Merugikan Banyak Pihak

Kita perlu memperbaiki paradigma bahwa politik adalah sekadar ajang untuk kepentingan pribadi. Sebaliknya, politik seharusnya menjadi sarana untuk menciptakan perubahan yang positif bagi masyarakat, termasuk di dalamnya kampus sebagai lumbung pemikiran dan inovasi. Maka, penting bagi seluruh komponen kampus—dari mahasiswa, dosen, hingga pihak administrasi—untuk bersatu membangun politik kampus yang sehat dan bermartabat.

Kampus bukan ring tinju

Kita nggak perlu bedah definisi, kita semua tahu kalau kampus dan ring tinju itu jelas nggak sama. Akan tetapi, hari gini masih ada saja mahasiswa yang tidak bisa membedakan kedua tempat tersebut. Mereka tidak bisa menempatkan diri sebagai mahasiswa dan sebagai petinju. Adu jotos karena urusan politik kampus, badalaaa.

Kampus haruslah menjadi tempat yang memupuk pemikiran kritis, toleransi, dan dialog yang konstruktif. Inilah pondasi yang akan membentuk pemimpin masa depan yang memahami pentingnya keadilan, tanggung jawab, dan kerja sama dalam membangun masyarakat yang lebih baik.

Sejatinya, kampus bukanlah tempat untuk adu otot, apalagi cuma gara-gara main negara-negaraan. Tentu, ini merupakan cerminan buruk bagi pendidikan tinggi di Indonesia, makhluk yang katanya berpendidikan, tapi realitasnya seperti tidak ada bedanya dengan binatang.

Kultur jelek harus dihapuskan

Jika kita amati, makhluk-makhluk yang konflik akibat main negara-negaraan entah kenapa makin berlipat ganda. Hal ini seolah menjadi kultur di sebagian kampus di Indonesia, terutama dalam hal ini adalah PTKIN. Miris rasanya melihat kampus yang menyandang nama Islam, tapi tidak mencerminkan sifat dan sikap Islami.

Tentu saja, kultur jelek yang merajalela dalam lingkungan kampus mesti segera dihapuskan. Perubahan itu tidak cuma bergantung pada hukuman, tapi juga upaya pencegahan serta pembinaan. Pendidikan bukan hanya tentang ilmu pengetahuan, tetapi juga tentang karakter dan nilai-nilai.

Rasanya memang perlu revolusi yang cukup besar untuk pelaku politik kampus. Agar tak ada lagi berita tolol macam adu jotos atau kasus kriminal lain. Mahasiswa harusnya menawarkan pemikiran yang baik, bukan adu jotos yang bikin bergidik.

Kalau memang bisanya adu jotos, mendingan kasih slot kuliah ke orang lain yang lebih membutuhkan. Jelas lebih berguna.

Penulis: Raihan Muhammad
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Gelagat Mahasiswa yang Biasanya Bakal Nyalon Jadi Ketua

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 17 Desember 2023 oleh

Tags: adu jotosMahasiswapolitik kampusPTKIN
Raihan Muhammad

Raihan Muhammad

Manusia biasa yang senantiasa menjadi pemulung ilmu dan pengepul pengetahuan.

ArtikelTerkait

dosen pembimbing, dosbing resek

Surat Terbuka Untuk Dosen Pembimbing

6 September 2019
radikalisme

Mahasiswa di Tengah Gempuran Terorisme dan Radikalisme

30 Juli 2019
Universitas Terbuka Bukan Tempat bagi Mahasiswa Malas

Universitas Terbuka Bukan Tempat bagi Mahasiswa Malas

13 April 2023
Bali Desa Mbangun Desa: Diminta Membantu, Realitasnya Perbudakan Gaya Baru

Bali Desa Mbangun Desa: Diminta Membantu, Realitasnya Perbudakan Gaya Baru

10 Oktober 2022
Jasa Titip dan Antar Jemput Jadi Profesi Dadakan Mahasiswa UNNES yang Kepepet Butuh Duit

Jasa Titip dan Antar Jemput Jadi Profesi Dadakan Mahasiswa UNNES yang Kepepet Butuh Duit

17 April 2024
Mahasiswa PPL: Lebih Banyak Dimanfaatkan Guru Lain Ketimbang Dapat Ilmu Mojok.co

Mahasiswa PPL: Lebih Banyak Dimanfaatkan Guru Lain Ketimbang Dapat Ilmu

25 November 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk yang Pernah Ada? (Unsplash)

Apakah Menjadi Atlet Adalah Investasi Terburuk dalam Hidup Saya?

27 Desember 2025
Pekalongan (Masih) Darurat Sampah: Ketika Tumpukan Sampah di Pinggir Jalan Menyapa Saya Saat Pulang ke Kampung Halaman

Pekalongan (Masih) Darurat Sampah: Ketika Tumpukan Sampah di Pinggir Jalan Menyapa Saya Saat Pulang ke Kampung Halaman

28 Desember 2025
Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

Derita Jadi Pustakawan: Dianggap Bergaji Besar dan Kerjanya Menata Buku Aja

23 Desember 2025
Alasan Posong Temanggung Cocok Dikunjungi Orang-orang yang Lelah Liburan ke Jogja

Alasan Posong Temanggung Cocok Dikunjungi Orang-orang yang Lelah Liburan ke Jogja

27 Desember 2025
Dosen Pembimbing Nggak Minta Draft Skripsi Kertas ke Mahasiswa Layak Masuk Surga kaprodi

Dapat Dosen Pembimbing Seorang Kaprodi Adalah Keberuntungan bagi Mahasiswa Semester Akhir, Pasti Lancar!

25 Desember 2025
Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

Tips Makan Mie Ongklok Wonosobo agar Nggak Terasa Aneh di Lidah

22 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Kala Sang Garuda Diburu, Dimasukkan Paralon, Dijual Demi Investasi dan Klenik
  • Pemuja Hujan di Bulan Desember Penuh Omong Kosong, Mereka Musuh Utama Pengguna Beat dan Honda Vario
  • Gereja Hati Kudus, Saksi Bisu 38 Orang Napi di Lapas Wirogunan Jogja Terima Remisi Saat Natal
  • Drama QRIS: Bayar Uang Tunai Masih Sah tapi Ditolak, Bisa bikin Kesenjangan Sosial hingga Sanksi Pidana ke Pelaku Usaha
  • Libur Nataru: Ragam Spot Wisata di Semarang Beri Daya Tarik Event Seni-Budaya
  • Rp9,9 Triliun “Dana Kreatif” UGM: Antara Ambisi Korporasi dan Jaring Pengaman Mahasiswa

Konten Promosi



Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.