Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kuliner

Dari Semua Cemilan, Kenapa Hanya Rengginang yang Jadi Isi Kaleng Khong Guan?

Sigit Candra Lesmana oleh Sigit Candra Lesmana
6 Januari 2021
A A
Dari Semua Cemilan, Kenapa Hanya Rengginang yang Jadi Isi Kaleng Khong Guan? toples khong guan meme khong guan terminal mojok.co

Dari Semua Cemilan, Kenapa Hanya Rengginang yang Jadi Isi Kaleng Khong Guan? toples khong guan meme khong guan terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Sewaktu kecil dulu ketika hari raya Idul Fitri, seperti biasa saya dan keluarga pasti mengunjungi tetangga dan sanak saudara untuk bersilaturahmi. Saat mengunjungi tetangga dan saudara, pasti akan disuguhi berbagai macam makanan, entah itu makanan ringan yang selalu siap di atas meja dan juga makanan berat seperti rendang, semur, atau opor ayam. Jika diperhatikan, ada sebuah makanan yang selalu muncul tiap tahunnya di meja tamu. Sebuah kaleng Khong Guan yang menjadi semacam misteri, apakah tahun ini isinya sesuai dengan namanya, atau sama seperti hari kemarin yang berisi rengginang? Saat-saat membuka tutup kaleng Khong Guan itu udah kayak membuka kado dari mantan, bikin deg-degan.

Tapi, jujur saja, meskipun isinya rengginang, asal rengginagnya gurih dan renyah juga tak masalah. Toh orang-orang akan makan dengan lahap, justru ketika isinya benar-benar Khong Guan malah banyak yang menyisakan. Dari sekian banyak macam biskuit di kaleng Khong Guan, cuma beberapa saja yang digemari, saya sih paling gemar sama roti marienya.

Namun, ada yang aneh nggak sih? Kalau dipikir-pikir lagi, kenapa ketika biskuit ori Khong Guan habis, rengginang yang menjadi pilihan untuk mengisi tempatnya? Dulu saya kira itu hanya terjadi di kampung atau kota saya, tapi setelah dewasa dan mengenal media sosial ternyata kaleng Khong Guan yang berisi rengginang banyak dijadikan meme. Hampir semua orang di wilayah Indonesia mungkin punya cerita yang sama.

Kok bisa kompak begini, kenapa semua memilih rengginang, ada apa dengan rengginang? Dari sekian banyak makanan ringan di Indonesia, kenapa malah rengginang? Bisa saja kan diisi kerupuk, pastel kering, atau bisa juga diisi keripik singkong. Apakah ini ada hubungannya dengan tradisi atau kepercayaan tertentu?

Masyarakat kita yang masih sangat tradisional baik di desa atau kota, tabu sekali dengan perubahan. Seperti Pak Narayan Shankar dalam Film Mohabbatein. Kaku, tidak suka perubahan. Padahal yang abadi di dunia ini justru perubahan itu sendiri. Jadi, masyarakat kita itu seakan takut dengan perubahan walau sekecil apa pun itu. Pamali katanya. Mungkin juga rasa takut dan pamali ini yang akhirnya membuat semua orang kompak dengan satu hal bahwa kaleng Khong Guan saat sudah kosong harus diisi rengginang.

Jadi mungkin saja dulu ada orang pertama yang punya inisiatif untuk mengisi kaleng Khong Guan dengan rengginang. Sebab, rengginang cukup mudah untuk dibikin, praktis, dan disukai banyak orang. Kabar itu pun menyebar ketika banyak tetangga berkunjung ke rumahnya saat lebaran. Pada tahun berikutnya, seluruh desa ikut-ikutan mengisi kaleng Khong Guan dengan rengginang. Dari seluruh desa, yang ikut-ikutan kemudian menyebar ke seluruh kota, terus ke seluruh provinsi, terus begitu.

Sebab sudah menjadi tradisi, orang-orang jadi tidak berani melakukan inovasi dengan memilih cemilan lain sebagai isi kaleng Khong Guan. Takut pamali itu tadi yang menjadi alasan. Tapi, perlu diingat, bahwa kisah ini hanya rekaan saya saja, hanya khayalan, tidak ada landasan historisnya. Jadi jangan digunakan sebagai rujukan. Apalagi jadi sumber skripsi “Dinamika Hubungan Antara Toples Khong Guan dan Rengginang” jangan, bisa-bisa kamu diamuk pas seminar atau sidang.

O iya, sekadar info, di kampung saya (atau mungkin di seluruh Indonesia) rengginang terbagi menjadi beberapa macam. Ada rengginang manis ada rengginang gurih. Rengginang manis bisanya dibaluri dengan gula merah cair si atasnya. Sedangkan rengginang yang gurih juga ada dua macam. Satu berbentuk bundar dan sebesar telapak tangan, yang satu lagi berbentuk kerucut kecil. Nah, di kampung saya yang berbentuk kerucut kecil ini yang sering menjadi isi kaleng Khong Guan.

Baca Juga:

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

5 Hal Menyebalkan di Purwokerto yang Bikin Wisatawan Mikir Dua Kali sebelum Berkunjung

Apa pun alasan para leluhur kita memilih rengginang untuk menggantikan takhta biskuit Khong Guan, yang terpenting itu merupakan sebuah tradisi yang bijak. Dengan menggunakan kemasan secara berkelanjutan, artinya kita sudah ikut menghindari penggunaan dengan sekali pakai. Secara tidak langsung kita berkontribusi mengurangi sampah. Keren kan? Jujur saja, ketika Idul Fitri, saya memang lebih mengharapkan kaleng Khong Guan berisi rengginang ketimbang berisi biskuit orinya. Gurih dan renyahnya bikin ketagihan.

BACA JUGA Kerupuk, Variabel Penting pada Kuliner Indonesia Namun Sering Tak Dianggap dan artikel Sigit Candra Lesmana lainnya.

Sumber gambar: YouTube Khong Guan Biscuit Indonesia

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 10 Februari 2022 oleh

Tags: Kulinertradisi
Sigit Candra Lesmana

Sigit Candra Lesmana

Lulusan S-1 yang sedang belajar menulis.

ArtikelTerkait

Jujur Saja, Konsep Makan Bayar Seikhlasnya Itu Bikin Nggak Nyaman terminal mojok.co

Panduan Makan All You Can Eat di Restoran ala Korea agar Tetap Qanaah

26 Agustus 2020
Membedah Komponen-komponen dalam Keanekaragaman Sate Padang terminal mojok

Membedah Komponen-komponen dalam Keanekaragaman Sate Padang

13 Mei 2021
kecap

Kecap Manis yang Terdiskriminasi

2 Agustus 2019
Rahasia di Balik Kata 'Rasa' dalam Makanan dan Minuman Kemasan terminal mojok.co

Mengurutkan 5 Kopi Botol Kemasan Terenak yang Ada di Minimarket

2 September 2020
Sumber Gambar Tumpeng Menoreh via YouTube Rian Wicaksono

3 Jenis Orang yang Sebaiknya Tidak Berkunjung ke Tumpeng Menoreh

22 September 2021
Bukan Kambing Guling, Makanan Khas Pesta Pernikahan di Lombok Justru Berbahan Batang Pisang

Bukan Kambing Guling, Makanan Khas Pesta Pernikahan di Lombok Justru Berbahan Batang Pisang

9 April 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

3 Rekomendasi Brand Es Teh Terbaik yang Harus Kamu Coba! (Pixabay)

3 Rekomendasi Brand Es Teh Terbaik yang Harus Kamu Coba!

18 Desember 2025
Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

Bukan Mojokerto, tapi Lumajang yang Layak Menjadi Tempat Slow Living Terbaik di Jawa Timur

18 Desember 2025
Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

Kerja Dekat Monas Jakarta Nggak Selalu Enak, Akses Mudah tapi Sering Ada Demo yang Bikin Lalu Lintas Kacau

17 Desember 2025
KA Ijen Expres, Kereta Premium Malang-Banyuwangi, Penyelamat Mahasiswa asal Tapal Kuda

KA Ijen Expres, Kereta Premium Malang-Banyuwangi, Penyelamat Mahasiswa asal Tapal Kuda

18 Desember 2025
Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

Toyota Corolla Altis, Sedan Tua Terbaik yang Masih Sulit Dikalahkan di Harga Kurang dari Rp100 Juta

17 Desember 2025
Pendakian Pertama di Gunung Sepikul Sukoharjo yang Bikin Kapok: Bertemu Tumpukan Sampah hingga Dikepung Monyet

Pendakian Pertama di Gunung Sepikul Sukoharjo yang Bikin Kapok: Bertemu Tumpukan Sampah hingga Dikepung Monyet

15 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Universitas di Indonesia Ada 4.000 Lebih tapi Cuma 5% Berorientasi Riset, Pengabdian Masyarakat Mandek di Laporan
  • Katanya Bagian Terberat bagi Bapak Baru saat Hadapi New Born adalah Jam Tidur Tak Teratur. Ternyata Sepele, Yang Berat Itu Rasa Tak Tega
  • Mempertaruhkan Nasib Sang Garuda di Sisa Hutan Purba
  • Keresahan Pemuda Berdarah Biru Keturunan Keraton Yogyakarta yang Dituduh Bisa Terbang, Malah Pengin Jadi Rakyat Jelata Jogja pada Umumnya
  • Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur
  • Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.