Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Hal-hal Khas yang Datang Bersama Hari Raya dan Ucapan Terima Kasih Kepada Para Perempuan

Muhammad Ikhdat Sakti Arief oleh Muhammad Ikhdat Sakti Arief
12 Agustus 2019
A A
para perempuan

para perempuan

Share on FacebookShare on Twitter

Momen hari raya memang selalu ditunggu-tunggu. Tidak terkecuali momen Idul Adha kemarin. Idul Adha juga menjadi hari raya keesaran umat Islam di seluruh dunia. Selalu datang membawa hal-hal yang khas bersamanya.

Rutinitas di hari raya ini memang tidak jauh beda seperti Idul Adha sebelum-sebelumnya. Ngantri untuk mandi setelah subuhan, pergi ke tempat salat dengan mengumandangkan takbir—walaupun bisik-bisik, dan ada saja orang yang melucu dengan lelucon “tahun ini lagi-lagi berkurban perasaan” yang sudah tidak lagi lucu.

Kalau saat Idul Fitri kita selalu mendengar khutbah tentang kembalinya kita ke fitrah—terlahir seperti bayi yang tanda dosa. Idul Adha juga punya materi khutbah andalan. Tentang salah satu kisah sejarah terbesar yang pernah terjadi di peradaban Islam. Kisah tentang Nabi Ibrahim yang diperintahkan oleh Allah SWT untuk menyembelih anaknya—Nabi Ismail. Cobaan yang sangat berat tentu saja. Bahkan untuk seorang nabi.

Seperti Idul Fitri, saling maaf-maafan setelah salat Idul Adha juga tidak terlewatkan. Saling berjabat tangan sembari melempar senyum. Tidak ada pertanyaan “kamu aliran apa” atau “kamu ngaji sama ustaz siapa”. Semua adalah saudara se-iman yang sedang merayakan hari kebesaran.

Kurban juga menjadi momen khas yang datang bersama Idul Adha. Semua—miskin dan kaya—bisa sama-sama makan daging yang sama di momen hari raya kemarin.

Hari raya selalu datang bersama makanan enak dan juga khas. Misalnya ketupat. Atau makanan-makanan yang jarang dibuat dan selalu ada saat hari raya.

Saya berasal dari Muna. Salah satu daerah di Sulawesi Tenggara. Kami punya makanan yang sangat khas di momen hari raya seperti ini. Dan saya akan sedikit bercerita tentang itu.

Nama makanan tersebut adalah lapa-lapa. Makanan khas Sulawesi Tenggara. Khususnya bagi orang Muna dan Buton. Dan mungkin juga orang Bugis—saya kurang tau. Lapa-lapa pasti selalu ada di momen-momen spesial seperti hari raya.

Baca Juga:

4 Hal yang Perlu Dipertimbangkan Perempuan Sebelum Tinggal di Kos Campur

Aturan Tidak Tertulis di Toilet Perempuan yang Perlu Diperhatikan agar Sama-sama Nyaman

Bagi kami, hari raya tanpa lapa-lapa itu seperti orang Indonesia makan tapi tidak pakai nasi—ada yang kurang.

Mungkin kalian baru pertama kali mendengar nama makanan lapa-lapa ini. Jadi saya akan sedikit memberi gambaran. Lapa-lapa bentuknya panjang seperti lontong. Tapi tidak seperti lontong yang dibungkus plastik atau daun pisang, lapa-lapa dibungkus dengan janur (daun kelapa muda)—seperti halnya ketupat—dan diikat dengan tali. Silahkan di-google untuk lebih jelasnya.

Membuat lapa-lapa sebenarnya mudah, tapi lama. Biasanya beras akan direndam dengan air terlebih dahulu. Kemudian akan dikukus sampai setengah matang. Biasanya dicampur dengan santan kelapa, garam dan juga daun pandan. Setelah itu baru dimasukkan ke daun kelapa muda tadi. Dan direbus sampai matang.

Bagi saya sendiri, lapa-lapa dimakan tanpa lauk pun sudah bisa diterima oleh lidah. Rasanya enak, tidak hambar seperti nasi putih. Tapi tentu saja lebih enak kalau dimakan dengan lauk. Dan di momen hari raya seperti ini, dimakan dengan daging ayam ataupun sapi memang paling pas. Dimakan pakai indomie juga tidak kalah enak.

Sepertinya kita harus memberikan kredit lebih kepada perempuan-perempuan yang sudah bekerja keras membuat momen hari raya menjadi lebih nikmat.

Harus kita akui, perempuan—Ibu, Tante, Kakak, Adik—jauh lebih sibuk dari para lelaki. Pekerjaan kaum Adam di hari raya hanya di seputaram nyabutin bulu ayam, ngangkat galon, ngangkat air, mengantar ibu ke pasar. Itu berdasarkan pengalaman saya. Sisanya dikerjakan oleh para perempuan tangguh. Bahkan sebelum Idul Adha tiba.

Perempuan harus pergi belanja berbagai kebutuhan saat hari raya. Belanja itu tidak semudah kedengarannya. Ibu-ibu biasanya akan melakukan survey sebelum membeli sesuatu—mana yang harganya paling bersahabat dengan kondisi keuangan. Dan kebiasaan ibu-ibu kalau membeli barang, pasti ditawar dengan harga yang tidak wajar. Proses tawar menawar ini tidak mudah sampai menyepakati harga yang pas.

Saat hari raya, saat para lelaki asik bercerita di ruang tamu sambil ngudud, para perempuan sedang menyiapkan sajian berbagai macam makanan yang enak-enak untuk disantap. Setelah selesai makan, tugas para perempuan hebat ini belum habis. Masih harus nyuci piring dan beres-beres lagi.

Karena itu, saya mewakili para lelaki yang bisa makan enak mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada perempuan-perempuan yang sudah bekerja keras di momen hari raya seperti ini. Tanpa kalian, hari raya akan terasa seperti momen mahasiswa ngekos di akhir bulan. (*)

 

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) yang dibikin untuk mewadahi sobat julid dan (((insan kreatif))) untuk menulis tentang apa pun. Jadi, kalau kamu punya ide yang mengendap di kepala, cerita unik yang ingin disampaikan kepada publik, nyinyiran yang menuntut untuk dighibahkan bersama khalayak, segera kirim naskah tulisanmu pakai cara ini.

Terakhir diperbarui pada 4 Februari 2022 oleh

Tags: daging kurbanHari Rayaidul adhaPerempuan
Muhammad Ikhdat Sakti Arief

Muhammad Ikhdat Sakti Arief

Nama saya Ikhdat, seorang pengangguran (semoga cepat dapat kerja) pecinta senja, penikmat kopi (biar dibilang anak indie) yang suka nulis.

ArtikelTerkait

Viral Konten TikTok Ibu Kasih Bayi Kopi Good Day, Bukti Jadi Ibu Rumah Tangga Tetap Harus Berpendidikan Tinggi Terminal Mojok

Viral Konten TikTok Ibu Kasih Bayi Kopi Good Day, Bukti Jadi Ibu Rumah Tangga Tetap Harus Berpendidikan Tinggi

24 Januari 2023
5 Kesalahan Perempuan Saat Memakai Lipstik Terminal Mojok

5 Kesalahan yang Biasa Dilakukan Perempuan Saat Memakai Lipstik

16 Januari 2023
nyate

Serba Serbi Sambat: Mari Kita Nyate dengan Bijak!

12 Agustus 2019
cara petani bantul membawa gabah kronjot Starter Pack Wajib Perempuan Saat Lockdown dengan Kearifan Lokal aka Menjemur Padi

Starter Pack Wajib Saat Lockdown dengan Kearifan Lokal alias Menjemur Padi

10 April 2020
Hari Raya Ketupat

Tradisi Hari Raya Ketupat di Kota Bitung Sebagai Solusi Mempersatukan Masyarakat

21 Juni 2019
Ada Serigala Betina dalam Diri Setiap Perempuan oleh Ester Lianawati: Mari Menjadi Perempuan "Liar"

Ada Serigala Betina dalam Diri Setiap Perempuan oleh Ester Lianawati: Mari Menjadi Perempuan “Liar”

Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

Kembaran Bukan Purwokerto, Jangan Disamakan

16 Desember 2025
3 Alasan Berkendara di Jalanan Jombang Itu Menyebalkan

3 Alasan Berkendara di Jalanan Jombang Itu Menyebalkan

14 Desember 2025
Air Terjun Tumpak Sewu Lumajang, Tempat Terbaik bagi Saya Menghilangkan Kesedihan

4 Aturan Tak Tertulis agar Liburan di Lumajang Menjadi Bahagia

17 Desember 2025
Jalur Wlingi-Karangkates, Penghubung Blitar dan Malang yang Indah tapi Mengancam Nyawa Pengguna Jalan

Jalur Wlingi-Karangkates, Penghubung Blitar dan Malang yang Indah tapi Mengancam Nyawa Pengguna Jalan

17 Desember 2025
Dosen Bukan Dewa, tapi Cuma di Indonesia Mereka Disembah

4 Hal yang Perlu Kalian Ketahui Sebelum Bercita-cita Menjadi Dosen (dan Menyesal)

17 Desember 2025
Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

Tombol Penyeberangan UIN Jakarta: Fitur Uji Nyali yang Bikin Mahasiswa Merasa Berdosa

16 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur
  • Fedi Nuril Jadi Mantan “Raja Tarkam” dan Tukang Judi Bola di Film Bapakmu Kiper
  • Menikah dengan Sesama Karyawan Indomaret: Tak Seperti Berumah Tangga Gara-gara Beda Shift Kerja, Ketemunya di Jalan Bukan di Ranjang
  • Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal
  • Lulusan IPB Sombong bakal Sukses, Berujung Terhina karena Kerja di Pabrik bareng Teman SMA yang Tak Kuliah
  • Kemampuan Wajib yang Dimiliki Pamong Cerita agar Pengalaman Wisatawan Jadi Bermakna

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.