Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Poasa-asa Pohamba-hamba, Semangat Gotong Royong ala Masyarakat Wakatobi

Taufik oleh Taufik
9 November 2020
A A
bahasa di wakatobi pelestarian lingkungan sepak bola bajo club wakatobi poasa-asa pohamba-hamba mojok

sepak bola bajo club wakatobi poasa-asa pohamba-hamba mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Budaya gotong royong yang dikenal masyarakat Jawa ternyata memiliki nilai universal di hampir semua kebudayaan di seluruh pelosok indonesia. Di kebudayaan Wakatobi, dikenal jargon poasa-asa pohamba-hamba yang artinya merujuk pada “bersatu dan saling membantu”.

Bukan sekedar jargon, tradisi poasa-asa pohamba-hamba masih dipakai sebagai identitas masyarakat Wakatobi secara komunal. Dalam hampir semua pekerjaan yang membutuhkan lebih dari satu tangan untuk menyelesaikannya, jargon poasa-asa pohamba-hamba tidak pernah alpa. Beberapa kegiatan berikut ini sering sekali dijadikan ajang favorit show off tradisi gotong royong ala masyarakat Wakatobi ini.

#1 Hajatan/tahlilan orang meninggal

Sejak seminggu sebelum hari hajatan, acara memasak dan berkumpul sudah dilaksanakan pemilik hajatan. Penduduk kampung sudah pasang tenda. Makanan dijaminkan kepada warga yang datang sekedar ikut rame atau memang niat membantu. Tua, muda, anak-anak, dewasa semua kebagian. Yang tidak kebagian boleh datang minta langsung ke ibu-ibu yang biasanya berada di dapur umum hajatan.

Nah, di sela-sela aksi yang sepertinya hal biasa itu, gotong royong melalui semangat poasa-asa pohamba-hamba diperlihatkan. Ada acara pembentukan panitia untuk hajatan itu. Maka jangan heran kalau dalam hajatan muncul departemen-departemen, macam departemen angkut-angkut (transportasi), departemen bikin undangan, departemen nganterin undangan, departemen mencari ikan untuk hajatan, departemen masak-masak, sampai departemen keamanan untuk acara dangdutan malam sebelum hajatan juga dibentuk. Ada semacam peraturan tidak tertulis yang menyatakan ketika ada warga yang mengadakan hajatan warga yang lain wajib membantu dengan semangat poasa-asa pohamba-hamba. Bahkan yang punya kepentingan di luar kepentingan hajatan sementara waktu ditangguhkan dulu, barang sehari atau dua hari.

Hal serupa tidak hanya untuk acara hajatan. Ketika ada orang meninggal, semangat yang sama juga ditunjukkan. Orang-orang rela tidak bekerja untuk kepentingan pribadinya. Tidak melaut atau ke kebun untuk bekerja demi bisa ikutan bersolidaritas kepada yang sedang mengalami kedukaan. Dan karena di Wakatobi mengenal tahlilan sampai seminggu setelah meninggalnya si fulan, maka tradisi melayat dan membantu sampai acara tahlilan selesai lestari sampai saat ini.

#2 Memindahkan rumah

Dahulu kala, ada sebuah tradisi yang berakar dari jargon poasa-asa pohamba-hamba, yaitu kegiatan memindahkan rumah (tentu saja rumah panggung) yang dipindahkan. Eh maksudnya digeser. Eh, nggak, maksudnya didorong. Ah pokoknya diangkat gitu lah. Lalu dipindahkan ke tempat lain.

Nah, kegiatan ini biasanya dihadiri oleh seluruh warga desa. Bukan macam yang dilakukan pemuda dari Ngawi beberapa waktu lalu yang mengangkat rumahnya sendirian itu. Gendeng po, ngangkat rumah sendirian?

Nah, pada kegiatan memindahkan rumah ini, Bapak-bapak dan anak-anak muda sampai dewasa jadi bagian angkat-angkat. Ibu-ibu bagian memasak makanan atau jajanan ala kadarnya. Sedangkan kepala kampung (yang setara dengan pak RT kalo di cafe deket Kali Code itu) tugasnya ya cuma bagian perintah-perintah.

Baca Juga:

Menjadi Haji Mabrur di Madura Itu Susah, Harus Berani Menentang Kultur yang Mengatur

Gimik Bentak-Bentakan Saat Ospek, Ketololan yang Diulang-ulang, Lebih Baik Dibuang ke Tong Sampah!

Sampai sekira saya memasuki usia puluhan, tradisi memindahkan rumah masih saya saksikan dengan kasat mata. Tradisi ini masih terasa hype-nya saat itu. Tentu saja tradisi ini bisa berlangsung sampai menahun ya karena ditunjang dengan kondisi masyarakat yang saat itu rumahnya masih berbentuk rumah panggung.

Walau saat ini memindahkan rumah sudah tidak dilakukan karena orang-orang sudah beralih kondisi ke rumah beton, semangat poasa-asa pohamba-hamba masih coba dipertahankan. Terutama saat proses pembuatan tenda dan pemasangan atap rumah. Warga lain biasanya masih akan datang, bergotong royong membuat pondasi rumah atau sekedar menengok prosesi pemasangan atap.

#3 Sorong kapal/perahu

Sebagai bagian tidak terpisahkan dari laut, orang-orang di Wakatobi mempertahankan tradisi membangun kapal/perahu mereka sendiri. Biasanya di pinggir pantai dan tidak terlalu jauh dari laut. Walau mereka pelaut yang lumayan ulung, toh mereka tidak bisa menjadi seperti Nabi Nuh, yang membangun kapalnya di tengah daratan lalu menunggu keajaiban turun hujan sampai banjir bandang melanda.

Pada saat prosesi menurunkan kapal dari lokasi pembuatan menuju laut, walau jaraknya rerata relatif dekat, tetap saja membutuhkan tenaga yang besar. Maka mengumpulkan orang melalui semangat poasa-asa pohamba-hamba biasanya jadi solusinya. Si empunya kapal cukup menyiarkan kabar bahwa kapal yang dibangunnya sudah selesai, orang-orang akan bertanya perihal kapan kapal akan didorong ke laut.

Pemilik kapal juga cukup menyediakan makanan atau jajanan ala kadarnya untuk mereka yang ikut membantu menyorong kapal. Dan bisa dipastikan, tidak hanya perahu kecil saja yang mampu disorong ke laut, sekelas kapal angkut barang yang muatannya sampai hitungan 100 sampai 200 GT jadi terlihat gampang banget sampai di laut.

BACA JUGA Strategi Psychological Pricing Penjual Sempol yang Tidak Kita Sadari dan tulisan Taufik lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 9 November 2020 oleh

Tags: gotong royongtradisiWakatobi
Taufik

Taufik

Ide adalah ledakan!

ArtikelTerkait

Menampik Stigma Masyarakat Madura yang Selalu Dibilang Keras dan Beringas terminal mojok.co

Menampik Stigma Masyarakat Madura yang Selalu Dibilang Keras dan Beringas

6 Desember 2020
kerja bakti MOJOK.CO

7 Tipe Orang yang Selalu Ada Saat Kerja Bakti

7 Juli 2020
Tradisi Menjemput Jemaah Haji (Harus) dengan Konvoi di Madura Lama-lama Meresahkan!

Menjemput Jemaah Haji (Harus) dengan Konvoi di Madura Itu Meresahkan, Nggak Semua Orang Harus Tahu kalau Situ Baru Naik Haji

27 Juli 2024
Pantjoran Tea House Glodok, Menjaga Tradisi Minum Teh Kapitan Cina di Bangunan yang Berusia Lebih dari 120 tahun

Pantjoran Tea House Glodok, Menjaga Tradisi Minum Teh Kapitan Cina di Bangunan yang Berusia Lebih dari 120 tahun

8 Januari 2024
Membedah Upacara Ngaben_ Ritual Pembakaran Jenazah di Bali terminal mojok

Membedah Upacara Ngaben: Ritual Pembakaran Jenazah di Bali

1 September 2021
Makan Tahu, Tradisi Orang Korea setelah Bebas dari Penjara Terminal Mojok

Makan Tahu, Tradisi Orang Korea setelah Bebas dari Penjara

11 Januari 2022
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

2 Desember 2025
5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru Mojok.co

5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru

2 Desember 2025
Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

29 November 2025
Madiun, Kota Kecil yang Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya Mojok.co

Madiun, Kota Kecil yang Sudah Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya

2 Desember 2025
7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

30 November 2025
5 Hal yang Jarang Diketahui Orang Dibalik Kota Bandung yang Katanya Romantis Mojok.co

5 Hal yang Jarang Diketahui Orang di Balik Kota Bandung yang Katanya Romantis 

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.