Ribut-ribut adanya pernyataan dari Presiden Prancis memancing beragam reaksi. Ada yang mengecam, ada yang turun ke jalan, ada pula yang melakukan aksi boikot terhadap produk-produk dari negara yang terkenal dengan menara Eiffelnya itu. Salah satu seleb hijrah yang ketahuan melakukan protes adalah Arie Untung.
Kebetulan aksinya difoto dan diunggah ke media sosial. Ndilalah, wartawan sekarang kan suka intip-intip media sosial figur publik buat bahan berita. Maka lengkap sudah. Nama Arie Untung sampai jadi trending topic di Twitter lantaran pemberitaan tentangnya ada di mana-mana.
Sayangnya, aksi “heroik” Arie Untung ini justru ditanggapi sinis. Perbuatannya meletakkan tas-tas mahal di lantai malah menuai banyak hujatan. Kenapa tidak dibuang saja? Dibakar sekalian? Diberikan ke orang yang nggak mampu? Takut ya sama bininya? Begitu netizen bertanya-tanya. Ah, kalian ini. Kenapa sih harus mempertanyakan hal-hal yang sudah jelas?
Maka lebih baik kita mengambil pelajaran dari kejadian tersebut. Setidaknya ada 4 pelajaran yang bisa kita petik dari aksi heroik Arie Untung.
#1 Ketika mau unggah foto di media sosial, pastikan caption atau tulisan yang menyertai itu nyambung
Ini sepele. Tapi penting. Sayangnya, banyak sekali pengguna media sosial yang abai akan hal ini. Akibatnya, foto dengan caption nggak nyambung sering bertebaran di media sosial. Sungguh bikin sepet mata.
Kalau Arie Untung mau kampanye boikot produk dari Prancis, seharusnya foto yang ditampilkan bukan foto tas-tas mewah miliknya di lantai. Siapa yang bisa menjamin kalau berikutnya tas-tas itu tidak dia disimpan di lemari lagi?
Bukan hanya Arie, foto dengan caption nggak nyambung ini juga dekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Misal fotonya AC di kamar, tapi captionny: Mata masih melek aja, nih.
Lha… ikan kembung makan tomat, nggak nyambung, Mat! Bilang aja kalau kamu mau pamer punya AC di kamar.
#2 Niat baik belum tentu dimaknai kebaikan
Dari postingan Arie Untung ini kita juga belajar bahwa niat baik kita belum tentu dimaknai sebagai kebaikan juga oleh oleh orang lain. Untuk bisa memahami ini, terlebih dahulu kita harus sepakat bahwa tujuan Arie Untung meletakkan tas-tas mahal di lantai dan mempostingnya adalah baik. Bukan mau pamer koleksi tas punya bininya, bukan pula karena gaya-gayaan mengkritisi isu yang lagi hits.
Jika kita sudah sepakat bahwa tujuan si seleb itu baik, sekarang kita lihat ke bagian komentar netizen. Bagaimana? Lebih banyak pujian atau hujatan? Hujatan, kan?
Ini membuktikan bahwa hal baik yang kita lakukan belum tentu bisa diterima dengan baik pula oleh orang lain. Tapi saya yakin beliau adalah pribadi tangguh yang tidak akan melemah hanya karena mendapat banyak hujatan. Lagi pula, ini bukan kali pertama dia dihujat. Sudah kebal lah dia itu.
#3 Jangan tanggung-tanggung dalam bertindak
Hal ketiga yang dapat kita pelajari adalah jangan tanggung-tanggung kalau mau bertindak. Sebetulnya, saya curiga Arie Untung ini sengaja membiarkan dirinya sebagai contoh buruk dari berbuat baik yang tanggung. Dia rela menjadikan dirinya sebagai objek hujatan warganet. Udah, biarin aja gue yang dihujat. Dihujat itu berat, elo nggak akan sanggup, biar gue aja. Begitu kurang lebih.
Selain merelakan diri sebagai contoh buruk, kecurigaan saya yang lain adalah, bisa jadi Arie Untung ini sedang memancing kebaikan-kebaikan lain untuk muncul. Arie sengaja hanya meletakkan tas-tas mahal itu di lantai. Harapan dia, berikutnya ada orang lain yang terinspirasi untuk melakukan lebih dari apa yang Arie beliau lakukan. Tidak hanya meletakkan di lantai, tapi membuang bahkan menyetop sama sekali semua produk yang berasal dari Prancis. Bukankah kebaikan itu seperti virus yang menular?
Jadi jika kemudian hari ada orang yang dengan gagah berani membuang bahkan membakar tas-tas mewah miliknya, percayalah, ada andil Arie Untung di sana.
#4 Selagi kita hidup, kerja keraslah
Hal terakhir yang bisa kita pelajari dari postingan Arie Untung ini adalah bahwa selagi kita hidup, ayo bekerja keras. Kerjalah sampai tas-tas branded nan mahal itu mampu kita beli untuk kita pamerkan di media sosial. Simpel kan?
Sungguh ajaib, konten unggahan yang memancing banyak nyinyiran malah menelurkan pelajaran berharga. Hikmah memang nggak ke mana. Selalu ada buat orang-orang teladan kayak kita. Hmmm~
BACA JUGA 3 Saran Alur Cerita Petualangan Sherina 2 atau artikel Dyan Arfiana Ayu Puspita lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.