Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Bahasa Indonesia Adalah Mata Pelajaran Paling Sulit

Siti Halwah oleh Siti Halwah
23 September 2020
A A
bahasa daerah mata pelajaran bahasa indonesia adalah pelajaran paling sulit mojok.co

mata pelajaran bahasa indonesia adalah pelajaran paling sulit mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Ketika wacana menghapus pelajaran Sejarah dari daftar mapel wajib SMA-SMK ramai dibicarakan minggu lalu, saya menemukan sebuah twit yang menyatakan justru pelajaran Bahasa Indonesia yang paling nggak penting sehingga lebih pantas dihapus. Twit itu mau tidak mau melemparkan saya ke memori masa lalu.

Saat masih sekolah dulu, saya dan teman-teman bersepakat mata pelajaran paling sulit sesungguhnya adalah Bahasa Indonesia. Buktinya jelas terpampang ketika ada tes, nilai Bahasa Indonesia akan jadi yang paling jeblok dibanding mapel lainnya.

Hari ini saya bisa berspekulasi, mungkin ada dua penyebab mapel Bahasa Indonesia terasa sangat sulit buat siswa sekolah.

#1 Pelajaran Bahasa Indonesia dianggap gampang

Banyak orang sengaja menggampangkan mapel Bahasa Indonesia. akibatnya, mereka tidak pernah mempelajarinya secara sungguh-sungguh. Saat ada ulangan paling hanya bilang, “Alah, gampang!” atau “Bahasa Indonesia doang? Keciiil!”

Kelakuan yang menggampangkan Bahasa Indonesia juga tampak di les-lesan. Di bimbel mana pun, kelas yang paling banyak dicari adalah trio IPA, Matematika, dan Bahasa Inggris. Hampir mustahil ada orang tua yang susah-susah mencarikan les Bahasa Indonesia untuk anaknya.

Alhasil, ketika ujian semua baru kelimpungan. Murid bingung mendeskripsikan sebuah benda dan situasi secara tepat. Juga kesusahan saat diminta membuat naskah lamaran pekerjaan. Belum lagi mumet mengklasifikasikan suatu paragraf, apakah deduktif atau induktif. Dan jangan suruh mencari gagasan utama atau kesimpulan suatu cerita, bakal puyeng mendadak. Jika sudah begitu, strategi andalan akan diluncurkan: mengarang bebas.

Akibat menggampangkan dan meremehkan pelajaran Bahasa Indonesia ini, saya menemukan beberapa teman yang merasa terjebak kuliah di Jurusan Bahasa Indonesia. Mereka mengambil Jurusan Bahasa Indonesia bukan karena tertarik mendalami, melainkan karena berprasangka kuliah di Jurusan Bahasa Indonesia pasti lebih mudah daripada jurusan lain. Mikir simpelnya, sepanjang nggak ada hitung-hitungannya, pasti gampang lulus dan segera dapat gelar sarjana.

Faktanya? Eng ing eng. Ada banyak hal yang harus dipelajari dari nol. Pelajarilah turunan ilmu linguistik, seperti sintaksis, fonologi, fonetik, morfologi, semantik, dan pragmatik, pusingnya nggak kalah dari belajar Matematika.

Baca Juga:

Tolong, Jadi Pengajar Jangan Curhat Oversharing ke Murid atau Mahasiswa, Kami Cuma Mau Belajar

Jangan Bilang Gen Z Adalah Generasi Anti Guru, Siapa pun Akan Mikir Berkali-kali untuk Jadi Guru Selama Sistemnya Sekacau Ini

Tendensi menggampangkan Bahasa Indonesia menciptakan satu keadaan yang bikin sedih. Saya bahkan menemukan banyak lulusa Jurusan Bahasa Indonesia yang tidak tahu cara membedakan “di” yang dipisah dan yang digabung.

#2 Tidak tahu bahwa pelajaran Bahasa Indonesia itu pelik

Saat mempelajari ilmu pasti seperti Matematika, kita bisa tenang-tenang saja mencontek anak yang pintar Matematika saat ujian. Jawaban dan caranya pasti plek-ketiplek. Guru yang mengoreksi dijamin nggak bakalan curiga.

Kalau Bahasa Indonesia, apalagi soalnya esai? Wasalam. Jika ada perintah mendeskripsikan tempat wisata yang kamu ketahui, nggak mungkin bisa nyontek teman, kan?

Ujian yang kelihatan sederhana seperti soal pilihan ganda pun tidak semudah itu untuk dikerjakan. Katakanlah soal yang meminta kita mencari gagasan utama dan kesimpulan suatu cerita—bagi saya ini jenis soal paling sulit. Udah soalnya panjang-panjang, eh jawaban di pilihan ganda mirip semua. Bikin mau nangis.

Padahal mencari gagasan utama dan kesimpulan adalah keahlian penting di kehidupan. Jika sudah menguasainya, niscaya jadi mudah paham maksud sebuah buku, berita, atau esai. Ketidakmampuan seseorang membedakan mana berita, opini, penelitian, esai populer, cerpen, novel, dan novelet pun berakar dari kegagalan belajar Bahasa Indonesia. Coba kalau khatam, pasti nggak gampang kemakan hoaks.

Dua spekulasi di atas belum memasukan miskonsepsi tentang Bahasa Indonesia lain yang juga populer. Semisal, menganggap Bahasa Indonesia semata soal belajar cerpen, novel, puisi. Percayalah, studi ini melampaui hal-hal yang sudah disebut tadi.

Foto milik USAID Indonesia via Wikimedia Commons

BACA JUGA Sisipan Iklan di Sinetron Indonesia Bikin Alur Cerita Jadi Nggak Nyambung dan tulisan Siti Halwah lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 23 September 2020 oleh

Tags: bahasa indonesiaguruMata PelajaranSekolahujian
Siti Halwah

Siti Halwah

menulis untuk eksis

ArtikelTerkait

Toyota Sienta, Mobil yang Nggak Cocok untuk Antar Anak ke Sekolah

Toyota Sienta, Mobil yang Nggak Cocok untuk Antar Anak ke Sekolah

23 April 2022
Rasa Sesal yang Dulu Saya Rasakan ketika Kuliah Bahasa Indonesia di Universitas Indonesia (Unsplash)

Rasa Sesal yang Dulu Saya Rasakan ketika Kuliah Bahasa Indonesia di Universitas Indonesia

26 Oktober 2022
Katanya Mahir Berbahasa Inggris, Saat Gunakan Mesin ATM Kok Tetap Pakai Bahasa Indonesia?

Katanya Mahir Berbahasa Inggris, Saat Gunakan Mesin ATM Kok Tetap Pakai Bahasa Indonesia?

4 November 2019
4 Ketololan yang Biasa Dilakukan di Perayaan Ulang Tahun Teman Saat Sekolah. Kalau Diingat Rasanya Bikin Malu!

4 Ketololan yang Biasa Dilakukan di Perayaan Ulang Tahun Teman Saat Sekolah. Kalau Diingat Rasanya Malu!

29 Oktober 2023
rasis

Rasis: Akibat dari Sekolah yang Belum Tuntas

20 Agustus 2019
Ironi Mahasiswa Jurusan Pendidikan: Buangan dan Tidak Ingin Menjadi Guru Mojok.co

Orang Pintar Kuliah Jurusan Pendidikan Dianggap Menyia-nyiakan Potensi, Cara Kerja Otakmu Itu Bagaimana?

12 Agustus 2024
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi Mojok.co

Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi

29 November 2025
5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain Mojok.co

5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain

1 Desember 2025
Pengajar Curhat Oversharing ke Murid Itu Bikin Muak (Unsplash)

Tolong, Jadi Pengajar Jangan Curhat Oversharing ke Murid atau Mahasiswa, Kami Cuma Mau Belajar

30 November 2025
5 Hal yang Jarang Diketahui Orang Dibalik Kota Bandung yang Katanya Romantis Mojok.co

5 Hal yang Jarang Diketahui Orang di Balik Kota Bandung yang Katanya Romantis 

1 Desember 2025
4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang Mojok.co

4 Hal yang Membuat Orang Solo seperti Saya Kaget ketika Mampir ke Semarang

3 Desember 2025
Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

Alasan Orang Solo Lebih Hafal Jalan Tikus daripada Jalan Utama

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.