Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Mengenal Kampung Madras, Little India di Kota Medan

Irfa Yani oleh Irfa Yani
29 Agustus 2020
A A
film india sinetron india siksaan penulis review sinopsis zoom in zoom out medan mojok.co

film india sinetron india siksaan penulis review sinopsis zoom in zoom out medan mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Sebagian besar orang mungkin akan beranggapan bahwa Medan adalah sebuah kota yang identik dengan suku Batak. Tetapi anggapan itu mungkin akan sedikit terpatahkan jika kalian memiliki kesempatan untuk berkunjung langsung ke kota ini.

Beberapa waktu lalu, saya secara tidak sengaja berkenalan dengan seorang warga asli Makassar. Sedikit berbincang tentang kota tempat tinggal saya. Saya sedikit terkesima saat ia berpendapat bahwa Medan merupakan kota yang cukup menarik dengan komposisi warga dari berbagai macam suku dan agama. Dan hebatnya bisa hidup damai berdampingan, ucapnya. Sesuatu yang biasa saja sebenarnya menurut saya, tetapi ternyata menjadi istimewa jika diperhatikan dari sisi lain.

Saya sudah mengalami sendiri kalau urusan keberagaman itu. Dulu saat masih SMA, bahkan dalam satu kelas kami terdiri lengkap dari 5 agama dan berbagai macam suku. Suku asli Melayu dan Batak, suku pendatang seperti Aceh, Padang, Sunda, Jawa dan teman-teman keturunan Tionghoa, Pakistan, Arab dan India semua berbaur menjadi satu. Bisa dikatakan salah satu wujud nyata Bhinneka Tunggal Ika.

Bahkan setahu saya juga, ada satu sekolah multikulturalisme di Medan. Sekolah itu benar-benar menerapkan dan mengembangkan nilai-nilai toleransi dan kemajemukan. Terbukti dengan didirikannya rumah-rumah ibadah lengkap untuk semua agama di sekolah tersebut. Belum lagi di kampus tempat saya kuliah dulu. Beberapa tahun lalu juga pihak rektorat menyediakan bangunan asrama khusus untuk ditinggali mahasiswa dari daerah Papua. Hal itu semakin menambah keberagaman yang ada.

Ngomong-ngomong soal suku, ada salah satu tempat yang dikenal dengan sebutan Little India-nya Kota Medan. Di tempat itu, mayoritas warganya merupakan pendatang dari India Tamil yang sudah tinggal dan menetap bertahun-tahun di sana. Little India berlokasi di Kampung Madras, yang berada tidak terlalu jauh dari pusat Kota Medan tepatnya di sepanjang Jalan. K.H. Zainul Arifin. Kalau berada di tempat ini, bakalan merasakan sensasi berkunjung ke Negara India. Walaupun saya belum pernah berkunjung langsung ke India.

Sebenarnya Kampung Madras dulu lebih dikenal dengan sebutan Kampung Keling. Tetapi kemudian diubah karena warga keturunan India yang menetap di sana mengganggap sebutan itu terasa sangat merendahkan. Oleh sebab itu, sejak tahun 2008 Pemkot Medan, DPD Sumatera Utara, bersama warga India di Medan sepakat untuk mengganti nama Kampung Keling menjadi Kampung Madras.

Lokasi yang wajib kamu kunjungi saat berplesir ke Little India ini tentu saja Kuil Shri Mariamman, kuil Hidu tertua di Medan. Kuil ini sudah berumur ratusan tahun, yang sudah dibangun sejak tahun 1884. Selain dijadikan tempat beribadah umat Hindu, juga dibuka untuk umum bagi para wisatawan yang ingin menyaksikan langsung kentalnya budaya India di sini.

Di tempat ini kalian bisa berburu foto-foto epic karena bangunannya menarik yang terdiri dari banyak hiasan berupa patung dewa-dewa dengan beragam corak warna. Tidak ada pungutan biaya masuk di kuil ini. Hanya saja kita harus menghormati orang-orang yang sedang beribadah. Seperti melepaskan alas kaki ketika masuk, kemudian menjaga suara agar yang beribadah. Tidak jarang saya melihat wisatawan mancanegara datang berkunjung ke tempat ini.

Baca Juga:

Sebagai Orang Surabaya, Saya Pikir Jalanan Medan Sudah Paling Barbar, Ternyata Jalan Jamin Ginting Jalur Karo Lebih Tidak Beradab

Pengalaman Saya Berkunjung ke Medan Nggak Sesuai dengan Ekspektasi, Benar-benar Bikin Kaget!

Kalau sedang beruntung datang di saat perayaan Deepavali atau Dewali atau disebut juga Festival Cahaya, kalian akan disuguhi dengan pemandangan ornamen-ornamen lampu dengan aneka rupa dan warna yang dipasang dideretan ruko (rumah toko) milik warga India Tamil, khususnya pemeluk agama Hindu. Festival ini merupakan festival paling populer bagi warga keturunan India di sini. Biasanya diperingati pada bulan Oktober hingga November setiap tahunnya.

Meskipun mayoritas beragama Hindu, tapi ada juga warganya yang beragama Islam. Sehingga terdapat  Masjid Ghaudiyah tidak jauh dari kuil yang memiliki desain arsitektur kental dengan nuansa India.

Setelah puas berkeliling, saatnya mencicipi suguhan makanan khas India yang dijual di sekitar kuil. Biasanya akan ramai pada saat malam hari. Martabak kuah kari, martabak telur khas India, Nasi Briani serta roti canai, jadi menu andalan wisata kuliner di Kamping Madras ini.

Jika sedang berkunjung ke Medan, jangan lupa mampir ke sini untuk menikmati langsung pengalaman berada di India. Karena posisinya berada tidak jauh daripusat kota, jadi mudah untuk dijangkau.

BACA JUGA Kuliah Capek-Capek Kok Cuma Jadi Ibu Rumah Tangga, Lha Emang Kenapa? 

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 29 Agustus 2020 oleh

Tags: little indiamadrasMedan
Irfa Yani

Irfa Yani

Jarang minum es.

ArtikelTerkait

Takengon Aceh yang Serba Lambat Bikin Kaget Orang Medan yang Terbiasa “Barbar” Mojok.co

Takengon Aceh yang Serba Lambat Bikin Kaget Orang Medan yang Terbiasa “Barbar”

15 September 2025
bahasa medan Kata 'Apa' dalam Konteks Bahasa Medan Itu Sakti dan Serbaguna terminal mojok.co

Jangan Asal Manggil Uwak di Medan

12 Maret 2021
Bika Ambon, si Manis Legit yang Ternyata Berasal dari Medan

Bika Ambon, si Manis Legit yang Ternyata Berasal dari Medan

30 Agustus 2022
Perbedaan Rumah Makan Padang Jogja vs Medan yang Bikin Kaget: Rasanya Manis dan Penyajiannya Prasmanan, kek Mana Ini? warung padang murah, warung makan padang

Perbedaan Rumah Makan Padang Jogja vs Medan yang Bikin Kaget: Rasanya Manis dan Penyajiannya Prasmanan, kek Mana Ini?

6 Agustus 2024
mati lampu

Di Medan, Mati Lampu di Bulan Puasa Adalah Keniscayaan

17 Mei 2019
Bus ALS Medan-Jember, Bus dengan Perjalanan Terlama yang Jadi Penyelamat Mahasiswa Sumatra

Bus ALS Medan-Jember, Bus dengan Rute Perjalanan Terpanjang yang Jadi Penyelamat Mahasiswa Sumatra

25 Juli 2023
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Air Terjun Tumpak Sewu Lumajang, Tempat Terbaik bagi Saya Menghilangkan Kesedihan

4 Aturan Tak Tertulis agar Liburan di Lumajang Menjadi Bahagia

17 Desember 2025
Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

Keluh Kesah Mobil Warna Hitam. Si Cakep yang Ternyata Ribet

19 Desember 2025
Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

Ngemplak, Kecamatan yang Terlalu Solo untuk Boyolali

15 Desember 2025
3 Alasan Berkendara di Jalanan Jombang Itu Menyebalkan

3 Alasan Berkendara di Jalanan Jombang Itu Menyebalkan

14 Desember 2025
Mio Soul GT Motor Yamaha yang Irit, Murah, dan Timeless (Unsplash) yamaha mx king, jupiter mx 135 yamaha vega zr yamaha byson yamaha soul

Yamaha Soul Karbu 113 cc: Harga Seken 3 Jutaan, tapi Konsumsi BBM Bikin Nyesek

17 Desember 2025
Lumajang Bikin Sinting. Slow Living? Malah Tambah Pusing (Unsplash)

Lumajang Sangat Tidak Cocok Jadi Tempat Slow Living: Niat Ngilangin Pusing dapatnya Malah Sinting

19 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik
  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka
  • Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.