Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Featured

3 Lagu Iwan Fals yang Kalau Diciptakan Sekarang, Pasti Rame kayak Tilik

Ananda Bintang oleh Ananda Bintang
31 Agustus 2020
A A
lagu iwan fals yang bisa saja dikritik feminisme mata indah bola pingpong pesawat tempur maaf cintaku lirik mojok.co

lagu iwan fals yang bisa saja dikritik feminisme mata indah bola pingpong pesawat tempur maaf cintaku lirik mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Waktu film Tilik ramai diperbincangkan lintas media sosial, saya rada heran: kok bisa ya? Untuk ukuran film pendek, pembahasan film Tilik ini bisa dibilang cukup lama. Kucumbu Tubuh Indahku saja nggak sampe serame dan selama ini. Ya, meskipun Tilik nggak sampe diboikot sih.

Banyak yang mempermasalahkan tafsiran film ini. Ada yang yang mengaitkannya berlawanan dengan semangat feminisme, ada juga ikut ribut dengan mengimbau orang lain agar jangan ribut. Hahaha.

Saya pikir semua respons tersebut sah-sah saja sih. Karya kan bebas diapresiasi pemirsa. Kan orang Indonesia emang gitu, kalau ada sesuatu viral di media sosial, semua orang mendadak jadi begawan. Ahlinya ahli. Terus lama-lama kritiknya udah nggak fokus lagi sama karyanya.

Keramaian Tilik yang terutama dianggap bermasalah karena ada tafsir yang menganggapnya misoginis bikin saya berandai-andai. Gimana ya kalau karya-karya zaman dulu diciptakan di masa sekarang? Kok kayaknya berpotensi seramai Tilik ya.

Yang saya maksud di sini adalah karya-karya Iwan Fals. Habis, beberapa lagu cinta (yang politis?) milik Bang Iwan sepertinya nggak akan cocok dengan standar zaman sekarang. Lagu mana saja yang saya maksud? Ini dia.

Lagu Iwan Fals #1 Pesawat Tempur

Sewaktu nonton review Soleh Solihun tentang album Iwan Fals, saya ikut mengiyakan, “Eh, bener juga ya.” Soleh bilang, semisal lagu “Pesawat Tempur” diciptakan sekarang, lagu ini bisa menyinggung perempuan. Soalnya bisa dibilang lagu ini tuh lagu tentang catcalling. Coba deh baca lirik yang ini.

Waktu kau lewat aku sedang mainkan gitar
Sebuah lagu yang kunyanyikan tentang dirimu
Seperti kemarin kamu hanya lemparkan senyum
Lalu pergi begitu saja bagai pesawat tempur

Hey, kau yang manis, singgahlah dan ikut bernyanyi
Sebentar saja
, Nona
Sebentar saja, hanya sebentar
Rayuan mautku tak membuat kau jadi galak
Bagai seorang diplomat ulung, engkau mengelak

Baca Juga:

Kalau Peterpan Reuni Nanti, Andika dan Vokalis Bayaran Wajib Menyanyikan 5 Lagu yang Paling Membekas di Ingatan Fans Ini

10 Rekomendasi Lagu Karaoke yang Bikin Suasana Pecah dan Suara Fals Termaafkan

Haduh, udah ngerayu tanpa consent, si perempuan masih bersikap sopan dengan cuma mengelak pula.

Kalau saja aku bukanlah penganggur
Sudah kupacari kau
Jangan bilang tidak, bilang saja iya
Iya lebih baik daripada kau menangis

Lah, dia yang ngerayu, dia yang kepedean. Mungkin akan ada yang merespons begitu.

Oh ya andai kata dana perang buat diriku
Tentu kau mau singgah
, bukan hanya tersenyum
Kalau hanya senyum yang engkau berikan
Westerling pun tersenyum

Lhaaa, kok si Nona dicap matre? Hanya mau mendekat jika si lelaki punya duit?

Kata Soleh, lagu ini bisa dibilang paling komplet dibanding semua lagu Iwan Fals. Soalnya mulai dari masalah pengangguran, peperangan, kekuasaan, sampai menggoda perempuan disebut semua dalam lagu ini. Mungkin inilah jeniusnya Iwan Fals, meskipun saya yakin lagu ini akan didebat kalau diciptakan sekarang.

Lagu Iwan Fals #2 Mata Indah Bola Pingpong

Lagu ini sebenernya cukup provokatif, di samping banyak metafora romantis untuk memuji seorang perempuan. Berikut reaksi-reaksi yang kayaknya bakal terjadi di setiap baitnya kalau lagu ini diciptakan sekarang.

Jangan marah kalau kugoda
Sebab pantas kau digoda
Salah sendiri kau manis

Wajar saja kalau kuganggu
Sampai kapan pun kurindu

“Loh kok mewajarkan seorang laki-laki menggoda seorang perempuan hanya karena si perempuan manis? Ngawur banget ini,” seseorang bisa berkata begitu.

Atau, “Nggak lah, yang harusnya menentukan kepantasan digoda atau nggaknya ya si objek godaannya.” Disusul dengan keluarnya kata-kata mutiara itu: “Please educate yourself!”

Engkau baik
Engkau cantik
Kau wanita

“Ih, menilai wanita kok cari baik dan cantiknya doang!”

Kau betina
Bukan gombal
Aku yang gila

Nah loh, sampe ada kata betina. Bisa jadi santapan buas SJW nih.

Mata indah bola pingpong
Masihkah kau kosong?
Bolehkah aku membelai
Bibirmu yang aduhai

Akhirnya, ada selarik lirik yang bener. Meski dari tadi berpotensi bikin feminis marah, Iwan Fals ternyata memberlakukan consent di lagu ini dengan bertanya sebelum bertindak, “Boleh nggak aku membelai bibirmu yang aduhai?”

Tapi, kalau sekarang ada laki-laki asing ujug-ujug nanya gitu ke perempuan, jatohnya tetep nggak sopan sih.

Lagu Iwan Fals #3 Maaf Cintaku

Lagu ini adalah tentang pujian (lagi!) kepada perempuan, namun dibungkus dengan cara yang tidak menyenangkan.

Ingin kuludahi mukamu yang cantik
Agar kau mengerti bahwa kau memang cantik
Ingin kucongkel keluar indah matamu
Agar engkau tahu memang indah matamu

Wadaw. Pertama, ngapain si cewek harus disadarin bahwa dia cantik? Kedua, bisa nggak pakai cara-cara penyadaran yang penuh empati dan halus?

Harus kuakui bahwa aku pengecut
Untuk menciummu juga merabamu
Namun aku tak takut untuk ucapkan
Segudang kata cinta padamu

Oh, jadi meski dia nggak berani bilang cinta, dia menyimpan obsesi buat grepe-grepe. Ih!

***

Saya nggak lagi menghujat lagu-lagu cinta Iwan Fals. Menurut saya, memang pada masanya, tindakan-tindakan kepada perempuan sebagaimana disebut di atas masih dinormalisasi. Mungkin karena di masa itu, informasi nggak sebanyak dan seterbuka sekarang. Ya, tahu sendirilah Orba kayak apa. Apalagi setelah gerakan perempuan progresif ikut dipukul habis selama tragedi ’65-’68.

Ketimbang bikin ide aneh-aneh kayak mari boikot lagu lama Iwan Fals karena isinya nggak sesuai dengan standar moral masa kini, kita dudukkan saja lagu-lagu ini sebagai catatan sejarah masa pada suatu masa di Indonesia, perempuan itu diharuskan pasif serta laki-laki harus agresif. Imajinasi karakter gender demikian juga bisa ditemukan dalam film-film masa itu. Tugas kita sekarang tinggal jangan mengulangi lagi aja.

Hidup kesetaraan gender!

BACA JUGA Empat Lagu Dangdut Koplo yang Cocok Jadi Bahan Kontemplasi dan tulisan Ananda Bintang lainnya. 

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 31 Agustus 2020 oleh

Tags: Feminismegenderiwan falslaguLirik LaguPerempuan
Ananda Bintang

Ananda Bintang

ArtikelTerkait

Puisi Letto di Video Klip 'Permintaan Hati' Terkesan Jahat dan Maksa terminal mojok.co

Puisi Letto di Video Klip ‘Permintaan Hati’ Terkesan Jahat dan Maksa

28 Februari 2021
7 Playlist Lagu yang Selalu Ada dalam Mobil Dinas Pelat Merah Terminal Mojok

7 Playlist Lagu yang Selalu Ada dalam Mobil Dinas Pelat Merah

4 Januari 2022
feminisme

Belajar Menjadi Feminis Dari Ibu yang Tidak Tahu Apa Itu Feminisme

27 September 2019
jubah batman

Jubah Batman dan Meme yang Tidak Ada Gunanya

6 Mei 2019
5 Lagu Indonesia dengan Lirik Paling Ikonik

5 Lagu Indonesia dengan Lirik Paling Ikonik

17 September 2022
panduan memahami toxic masculinity feminin maskulin ketimpangan gender mojok.co

Panduan Memahami Toxic Masculinity, Waham yang Merugikan Laki-laki dan Perempuan

6 September 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

QRIS Dianggap sebagai Puncak Peradaban Kaum Mager, tapi Sukses Bikin Pedagang Kecil Bingung

Surat untuk Pedagang yang Masih Minta Biaya Admin QRIS, Bertobatlah Kalian, Cari Untung Nggak Gini-gini Amat!

5 Desember 2025
5 Hal yang Jarang Diketahui Orang Dibalik Kota Bandung yang Katanya Romantis Mojok.co

5 Hal yang Jarang Diketahui Orang di Balik Kota Bandung yang Katanya Romantis 

1 Desember 2025
4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

1 Desember 2025
4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop Mojok.co

4 Alasan Saya Lebih Memilih Ice Americano Buatan Minimarket ketimbang Racikan Barista Coffee Shop

4 Desember 2025
Ketika Warga Sleman Dihantui Jalan Rusak dan Trotoar Berbahaya (Unsplash)

Boleh Saja Menata Ulang Pedestrian, tapi Pemerintah Sleman Jangan Lupakan Jalan Rusak dan Trotoar Tidak Layak yang Membahayakan Warganya

3 Desember 2025
Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

4 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.