Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Bahasa Jawa Sangat Peduli pada Jatuhnya Umat Manusia

Prabu Yudianto oleh Prabu Yudianto
7 Agustus 2020
A A
Bahasa Jawa Sangat Peduli pada Jatuhnya Umat Manusia MOJOK.CO

Bahasa Jawa Sangat Peduli pada Jatuhnya Umat Manusia MOJOK.CO

Share on FacebookShare on Twitter

Beberapa hari yang lalu saya melihat orang jatuh dari kursi gara-gara mau dilabrak ayam jago. Random banget. Setelah menolong, saya malah kepikiran. “Ah, dia njlungup? njungkel? atau nggeblag?” Otak saya tiba-tiba penuh. Setelah sadar, ternyata, Bahsa Jawa sangat peduli pada jatuhnya umat manusia.

Bahasa Jawa, sebagai produk budaya, ternyata sangat kaya. Hanya perkara jatuh saja, banyak pilihan kata yang bisa kita pilih sesuai karakter jatuhnya.

Dan saya melihat, aneka ragam istilah jatuh dalam Bahasa Jawa ini istimewa. Saya jarang menemukan keaneka ragaman yang serupa dalam bahasa lain seperti Inggris dan Indonesia. Mungkin Anda menemukan keaneka ragaman yang serupa dalam Bahasa Sunda atau Minang. Tapi saya pikir, tidak banyak bahasa yang memiliki aneka ragam kata untuk sebuah peristiwa seperti Bahasa Jawa.

Bicara Bahasa Indonesia, jatuh ya disebut jatuh. Paling banter ditambahi imbuhan sesuai peristiwa. Misal jatuh tersungkur, jatuh kepeleset, jatuh terjungkal, dan lain sebagainya. Memang, kita bisa menghilangkan kata jatuh dan tidak kehilangan maknanya. Toh, banyak kata di atas yang merupakan serapan bahasa daerah termasuk Bahasa Jawa.

Nah, Bahasa Jawa menyediakan berbagai istilah berdasarkan karakter jatuh yang dialami. Saya sebagai penutur terbiasa menggunakan kata berbeda untuk kejadian jatuh yang juga berbeda. Dan saya sendiri tidak menyadari kekayaan bahasa ini. Semua mudah terucap tanpa harus berpikir dulu.

Untuk jatuh secara umum, orang Jawa menggunakan kata tibo. Tibo ini bisa digunakan dalam berbagai situasi. Misal gelase tibo (gelasnya jatuh), montore tibo (motornya jatuh), dan lain sebagainya. Penggunaan kata tibo ini memang mirip dengan penggunaan kata jatuh. Bisa ditambahi penjelasan seperti tibo mengarep (jatuh ke depan). Namun, orang Jawa tidak suka bertele-tele hanya untuk berkata jatuh ke depan.

Jika jatuh ke depan, orang Jawa punya ragam kata. Jika jatuhnya seperti terdorong dan menabrak sesuatu, maka disebut nyungsep. Misal nyungsep ke semak-semak. Jika jatuhnya terlempar dari sebuah objek akan disebut njlungup. Jika jatuh sampai mukanya meluncur di lantai, akan disebut nyosop. Nah, ini baru bicara tentang jatuh ke depan. Bagaimana dengan jatuh ke belakang?

Jatuh terjungkal ke belakang disebut njungkel. Njungkel juga bisa digunakan untuk jatuh ke depan asal dalam keadaan terjungkal. Tapi, njungkel bisa dikembangkan jika terjatuh sampai berbunyi. Jatuh yang berbunyi ini disebut nggeblag. Kata nggeblag ini berdasarkan suara saat terjatuh yang dipukul rata dengan suara “blag!”

Baca Juga:

Dilema Warga Brebes Perbatasan: Ngaku Sunda Muka Tak Mendukung, Ngaku Jawa Susah karena Nggak Bisa Bahasa Jawa

10 Kosakata Pemalang yang “Ajaib” hingga Bikin Bingung Banyak Orang

Tidak berhenti sampai perkara jatuh ke depan dan ke belakang, Bahasa Jawa punya kata untuk kejadian jatuh yang lain. Jatuh terseret ketika kecelakaan motor disebut ngglangsar. Jatuh hingga tergesek sesuatu seperti dinding, disebut nggasruk. Jatuh secara vertikal seperti jatuh dari puncak gedung disebut ciblok. Kata ciblok juga sering dipakai untuk objek mati seperti buah-buahan yang jatuh dari pohon.

Bahkan, jatuh dalam posisi tengkurap seperti renang juga punya istilah sendiri. Orang Jawa akan menyebutnya sebagai ndlosor. Jatuh ke samping juga punya istilah sendiri yaitu nglimpang. Untuk jatuh dengan benturan keras, disebut nggledag. Nggledag bisa digunakan untuk berbagai posisi jatuh. Syaratnya, harus terbentur keras terutama bagian kepala.

Bila Anda perhatikan, setiap kata di atas menggunakan awalan ‘n’. Awalan ini mengubah kata dasar menjadi kata kerja. Seperti njungkel, kata ini memiliki kata dasar jungkel. Karena sedang dikerjakan, maka ditambahan awalan ‘n’. Dalam tata Bahasa Jawa, awalan kata ini disebut ater-ater.

Saya kagum dengan ragam kata jatuh ini. Budaya Jawa sangat mengakomodir hal sepele seperti jatuh ini. Mau jatuh seperti apa, Bahasa Jawa telah menyiapkan berbagai kata yang tepat, ringkas, dan mudah diucapkan. Ringkasnya variasi jatuh ini juga membantu kita untuk segera memahami sebuah tragedi jatuhnya umat manusia.

Dan kebetulan sekali. Saat sedang menulis artikel ini, saya hampir njungkel dari kursi karena mulai mengantuk. Untung saya tidak ngglebag.

BACA JUGA Ontran-Ontran Yogyakarta dan tulisan Dimas Prabu Yudianto lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 7 Agustus 2020 oleh

Tags: Bahasa Jawabudaya jawajatuhJawa
Prabu Yudianto

Prabu Yudianto

Penulis kelahiran Yogyakarta. Bekerja sebagai manajer marketing. Founder Academy of BUG. Co-Founder Kelas Menulis Bahagia. Fans PSIM dan West Ham United!

ArtikelTerkait

Kuliner Palembang Memang Sedap, tapi Nggak Semua Lidah Orang Cocok Mojok.co

Kuliner Palembang Memang Sedap, tapi Nggak Semua Lidah Orang Cocok

16 November 2024
Culture Shock Orang Jawa yang Merantau ke Sulawesi

Culture Shock Orang Jawa yang Merantau ke Sulawesi

18 Juni 2022
Jangan Ajak Orang Sulawesi Makan Ini ketika di Jawa, Mereka Nggak Doyan Mojok.co

Jangan Ajak Orang Sulawesi Makan Ini ketika Kulineran di Jawa, Mereka Nggak Doyan

26 Desember 2023
Kamus Sopan Santun Saat Berada di Jalanan Jawa terminal mojok.co

Kamus Sopan Santun Saat Berada di Jalanan Jawa

3 Januari 2022
sabda palon naya genggong jayabaya ramalan sosok mojok

Menguak Kebenaran Sosok Sabda Palon dan Naya Genggong

29 September 2020
Hargai Orang yang Belajar Bahasa Jawa, dong. Jangan Sedikit-sedikit Dibilang Nggak Pantas terminal mojok.co

Hargai Orang yang Belajar Bahasa Jawa, dong. Jangan Sedikit-sedikit Dibilang Nggak Pantas

30 November 2020
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Betapa Merananya Warga Gresik Melihat Truk Kontainer Lalu Lalang Masuk Jalanan Perkotaan

Gresik Utara, Tempat Orang-orang Bermental Baja dan Skill Berkendara di Atas Rata-rata, sebab Tiap Hari Harus Lawan Truk Segede Optimus!

30 November 2025
Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

2 Desember 2025
Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

Brakseng, Wisata Hidden Gem di Kota Batu yang Menawarkan Ketenangan

2 Desember 2025
Ketika Warga Sleman Dihantui Jalan Rusak dan Trotoar Berbahaya (Unsplash)

Boleh Saja Menata Ulang Pedestrian, tapi Pemerintah Sleman Jangan Lupakan Jalan Rusak dan Trotoar Tidak Layak yang Membahayakan Warganya

3 Desember 2025
4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Tetap Menyenangkan Mojok.co

4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Liburan Tetap Menyenangkan

30 November 2025
Malang Nyaman untuk Hidup tapi Bikin Sesak Buat Bertahan Hidup (Unsplash)

Ironi Pembangunan Kota Malang: Sukses Meniru Jakarta dalam Transportasi, tapi Gagal Menghindari Banjir

5 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.