Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

4 Makanan dari Daerah Lain yang Ngalahin Popularitas Makanan Daerah Sendiri

Muhammad Khairul Anam oleh Muhammad Khairul Anam
18 Juni 2020
A A
Nggak Habis Pikir Sama Orang yang Tidak Menghabiskan Makanan Hajatan terminal mojok.co

Nggak Habis Pikir Sama Orang yang Tidak Menghabiskan Makanan Hajatan terminal mojok.co

Share on FacebookShare on Twitter

Ketimbang makanan atau minuman yang lagi bernama kebarat-baratan yang lagi ngehits sekarang, saya lebih suka makanan tradisional/makanan khas daerah di Indonesia. Rasanya beda aja gitu. Mungkin gara-gara selama saya hidup makan makanan Indonesia terus kali yak, jadi lidahnya nolak kalo dikasih makanan yang kebarat-baratan.

Saya bahas begitu, kalian langsung komen begini jangan-jangan, “Iya enakan masakan tradisional lah, la wong makan-makanan ala barat enggak pernah.”

Ckckck seenaknya aja. Iya sih saya katrok, eh bukan katrok, tepatnya sih enggak punya duitan, tapi saya pernah kok mencicipi makanan hits kebarat-baratan yang kalian gandrungi itu. Dan emang beneran rasanya menurut saya kadang nggak karuan. Saya curiga sebenarnya kalian juga ngerasain hal yang sama, tapi menipu diri sendiri dengan bilang makanan itu enak soalnya harganya mahalll.

Ha sudahlah malah terpancing emosi saya. Oh iya, ngomong-ngomong soal makanan asli Indonesia itu beragam lo. Ada nih yang hobi membawa makanan daerah aslinya ke daerah lain yang mereka jadikan tempat untuk merantau. Sampai-sampai makanan yang mereka bawa mengalahkan makanan daerah aslinya. Atau malahan kadang anak cucunya yang tidak tahu, menganggap itu makanan asli daerahnya, padahal itu makanan dari daerah lain.

Sering saya waktu PPL menjumpai anak-anak menjawab pertanyaan apa saja makanan khas Solo? Tidak sedikit dari mereka yang menyebut makanan dari luar Solo. Mau tahu apa saja makanan yang sering anak-anak sebut itu? Makanan itu sekaligus mewakili perasaan saya dan teman-teman lainnya yang memang mengamini kalau makanan pendatang kadang lebih enak ketimbang makanan asli daerah saya sendiri.

1. Nasi Padang

Di kota saya yang sudah saya sebut di atas. Banyaknya warung makan nasi padang melebihi warung-warung makanan asli di kota saya. Hampir di setiap saya hendak pergi ngapeli kekasih saya, saya selalu menemukan etalase dengan tatanan piring di tumpuk dan ada stiker rumah padang, dan ada pula tulisan “Nasi padang murah” di bawahnya—di setiap pinggir jalan. Ciri khas warung nasi padang di kota saya seperti itu.

Lalu apa saya sudah pernah mencicipi? Jangan tanya wong saya sendiri suka makan, ya pasti sudah pernahlah. Biasanya saya suka dikasih rendang sapinya yang nendang. Nyam, nyam, bahas makanan begini bawaannya laper.

Oh iya, ada mitos lagi. Konon katanya nasi pandang itu kalau dibawa pulang lebih banyak porsinya ketimbang makan di tempat. Saya sih sudah pernah membuktikannya, memang benar porsinya lebih banyak. Apa filosofinya?

Baca Juga:

3 Makanan Tradisional yang Hampir Dilupakan Warga Magelang

4 Makanan Tradisional dari Jateng dan Jogja yang Nggak Diketahui Gen Z

Menurut keterangan dari teman saya, pada jaman dulu—jaman penjajah, hanya kolonial-kolonial Belanda yang diperbolehkan makan di warung-warung nasi padang. Terlebih lagi, para penjual nasi padang yang merupakan orang pribumi memberi harga mahal dan menyedikitkan porsinya.

Pribumi yang dipaksa kerja rodi hanya diperbolehkan membungkus makanan. Makanya acapkali ada pembeli asli pribumi, penjual akan melebihkan porsinya. Porsinya dua sampai tiga kali lipat dari porsi biasa. Hal itu bertujuan agar teman-temannya yang lain menjadi kenyang. Terlepas benar atau tidaknya, saya tidak tahu pasti, mungkin hanya orang padang yang mengerti akan hal ini.

2. Sate Ayam Madura

Madura memang dijuluki orang perantau. Karena di setiap wilayah di Indonesia selalu ada orang Madura. Biasanya nih, menurut survei saya sendiri di daerah saya tentunya, kebanyakan dari mereka berprofesi sebagai penjual sate ayam dan potong rambut. Mungkin ada yang berprofesi lain juga, ada yang jualan nasi goreng atau menjadi guru, tentara dokter atau yang lainnya.

Lah sate ayam Madura ini memang menjadi makanan favorit yang diidam-idamkan. Bahkan salah satu makanan yang banyak dicari di daerah saya. Enak juga sih rasanya kalau saya bisa menilai. Oh iya, biasanya mereka berpasangan. Yang perempuan biasanya jualan dengan memikul taplak memakai kepalanya, sedangkan yang laki-laki membawa gerobak berbentuk perahu dan bunyinya “klinting, klinting, klinting.”

3. Pempek Palembang

Pempek Palembang juga sudah merajai di daerah saya. dengan inovasinya yang beraneka ragam, makanan tersebut mampu menghipnotis elemen masyarakat di daerah saya. Cielah pakai eleman segala bahasanya.

Mulai dari pempek kapal selam, pempek biasa hingga yang lainnya. sebagai penikmat makanan, saya mengacungkan jempol pada makanan ini.

4. Siomay dan Batagor Bandung

Makanan ini bahkan sudah diakui menjadi makanan daerah saya karena beberapa orang asli daerah sini bisa membuatnya. Siomay dan batagor Bandung ini memang menyita perhatian bagi penikmat makanan. Apalagi seperti yang pernah saya bahas di tulisan lalu tentang 4 bahan makanan yang paling cocok dengan lidah orang jawa, semua makanan yang berbahan bakso menjadi favorit, salah satunya Siomay dan Batagor.

BACA JUGA Makanan yang Sering Menimbulkan Perdebatan di Medsos dan tulisan Muhammad Khairul Anam lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 18 Juni 2020 oleh

Tags: makanan khas daerahmakanan pendatangmakanan tradisional
Muhammad Khairul Anam

Muhammad Khairul Anam

Suka melamun dan merindukan calon istri

ArtikelTerkait

daun pisang

Banalitas Pedagang Makanan yang Tak Memakai Daun Pisang

9 Agustus 2019
Nasi Padang Menggusur Makanan Tradisional Indonesia (Pinerineks via Wikimedia Commons)

Makanan Tradisional Indonesia Bukan Tergusur Western Food, tapi Nasi Padang

1 Juli 2024
4 Makanan Tradisional dari Jateng dan Jogja yang Nggak Diketahui Gen Z

4 Makanan Tradisional dari Jateng dan Jogja yang Nggak Diketahui Gen Z

7 Oktober 2024
3 Makanan Tradisional yang Hampir Dilupakan Warga Magelang

3 Makanan Tradisional yang Hampir Dilupakan Warga Magelang

2 Maret 2025
6 Makanan Khas dari Daerah yang Rasanya Berubah ketika Dijual di Jakarta

6 Makanan Khas dari Daerah yang Rasanya Berubah ketika Dijual di Jakarta

19 Mei 2024
Makanan Khas Pulau Lombok yang Lombok Abis terminal mojok

Mengenal Ragam Makanan Khas Pulau Lombok yang Lombok Abis

24 Juni 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

29 November 2025
Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

30 November 2025
Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

1 Desember 2025
Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang Mojok.co

Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang

2 Desember 2025
Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka Mojok.co

Tidak seperti Dahulu, Jalanan di Solo Kini Menyebalkan karena Semakin Banyak Pengendara Nggak Peka

1 Desember 2025
Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.