Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Featured

Musim Gowes sih Boleh Aja, tapi Jangan Menuh-Menuhin Jalan Juga kali!

Reni Soengkunie oleh Reni Soengkunie
9 Juni 2020
A A
gowes

Musim Gowes sih Boleh Aja, tapi Jangan Menuh-Menuhin Jalan Juga kali!

Share on FacebookShare on Twitter

Entah kenapa beberapa hari ini saya menemukan banyak sekali orang-orang yang lalu lalang menggunakan sepeda di jalanan. Saya kira hal itu hanya ada di daerah saya saja, tapi ternyata di beberapa daerah lain juga tengah ngetren kegiatan sepedaan alias gowes ini. Di linimasa media sosial saya juga dipenuhi beberapa foto-foto teman saya yang tengah memamerkan kegiatan gowesnya.

Menurut saya maraknya kegiatan gowes akhir-akhir ini bisa jadi ada kaitannya dengan agak melonggarnya beberapa peraturan terkait tentang covid 19. Di beberapa daerah memang sepertinya sudah meniadakan aturan PSBB, sehingga hal ini dimanfaatkan sebagian orang untuk keluar rumah setelah hampir tiga bulan terkurung di dalam rumah.

Nah, gowes ini bisa dibilang merupakan terobosan olahraga mandiri dan bisa tetap memenuhi aturan sosial distancing. Sepedaan ini sebenarnya merupakan olahraga yang menyehatkan dan bisa sekalian jalan-jalan melihat dunia luar. Olahraga ini juga terbilang praktis, asal kita punya sepeda, ada jalan, dan tentu saja ada kemauan maka kita bisa melakukannya sendirian tanpa seorang teman. Beda halnya dengan olahraga badminton, voli, bulutangkis, basket, dan lain-lain yang butuh lebih dari satu orang untuk melakukannya.

Tapi entah kenapa, belakangan ini orang-orang justru melakukan kegiatan gowes  secara bergerombol, minimal yah 3-4 orang. Kadang sering saya lihat orang gowes sampai 15-20an orang. Itu orang gowes sudah kayak orang pawai saja. Ramainya bukan main.

Saya tak mempermasalahkan orang gowes, toh itu olahrga juga. Saya juga tak keberatan kalaupun acara gowes ini dilakukan bareng-bareng alias berkelompok. Soalnya bagaimana pun juga acara gowes ini tentu bakalan lebih asyik kalau dilakukan bareng teman yang sehobi. Saya sendiri pernah juga kok gowes bareng teman-teman dan itu seru. Paling tidak yah kalau kita mau pingsan ada yang nolongin. Hehehe. Tapi yah itu, gowes mah gowes aja tapi mbokya jangan menuh-menuhin jalan gitu loh.

Saya sering kali mendapati beberapa pesepeda yang suka seenaknya sendiri saat gowes di jalan raya. Tak tanggung-tanggung mereka kadang berjajar dua sampai tiga sepeda hingga memenuhi jalan. Tanpa rasa bersalah mereka pun bersepeda sambil asyik tertawa atau mengobrol. Mereka pikir jalanan ini berasa kayak ruang tamu atau kafe gitu kali yah, sehingga dengan seenaknya mereka asyik mengobrol tanpa peduli dengan pengguna jalan lainnya.

Saya beberapa kali dibuat sebal karena hal ini. Mending kalau jalannya itu luas, ini sudah jalannya sempit, mereka berjajar, eh, malah asyik ngobrol. Gak tahu apa ada orang lagi buru-buru. Kalau ditegur langsung insyaf mah gak masalah ya, tapi sering kali saya mendapati para pesepeda yang malah nyolot tiap kali ditegur. Saat dibilangin naik sepedanya jangan berjajar, eh, yang ada malah kita disemprot dan dimaki-maki.

“Itu jalan masih luas, ribet amat sih!”

Baca Juga:

Memberantas Pengendara yang Merokok sambil Berkendara Itu Mudah, Tinggal Polisi Mau atau Tidak

Jalur Luna Maya, Rute Terbaik untuk Bersepeda di Kulon Progo

Ya ampun, itu jalan emang masih luas tapi itu jalan lawan arah, Bambang! Kadang saya gak habis pikir dengan orang-orang kayak gini. Sudah salah, eh malah galakan dia. Emang jalanan itu bukan milik nenek moyang saya, tapi jalanan ini kan juga bukan punya nenek moyang dia. Saya tahu kok, mungkin harga sepeda mereka itu mahal-mahal, bahkan mungkin lebih mahal dari motor saya. Tapi mbokya jangan gitulah. Tak jarang loh karena ulah pesepeda ini, jalanan di daerah saya itu sering dibuat macet.

Saya gak bilang semua para pesepeda itu berprilaku kayak gini yah, tapi kebanyakan yang saya jumpai itu rata-rata kayak gitu. Kemarin beberapa teman saya juga mengeluarkan makian di media sosialnya. Ternyata apa yang saya keluhkan selama ini tentang para penggowes tersebut juga dirasakan beberapa teman saya. Mereka mengaku juga merasa terganggu dengan kehadiran para penggowes yang tidak tertib akan lalu lintas. Kalau dalam bahasa Jawa, mereka itu ngegol-ngegoli. Disalib salah, diklakson malah dipelototin, ditegur malah ngajak ribut. Mana mereka mainnya keroyokan lagi. Wadaw.

Semoga kegiatan olahraga gowes yang awalnya bertujuan menyehatkan badan, bisa juga menyehatkan hati dan pikiran agar bijak dalam berkendara saat di jalan raya. Tak apa, mungkin gowes bersama teman-teman itu sangat menyenangkan hingga sebagian orang kadang lupa daratan. Tapi kita juga harus memperhatikan keselamatan diri dan orang lain saat di jalan raya. Salam gowes.

BACA JUGA Belajar Mobil atau Motor di Lapangan yang Sudah Jelas Dilarang Bisa Dihukum Pidana dan tulisan Reni Soengkunie lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 9 Juni 2020 oleh

Tags: Aturan lalu lintassepedatren bersepeda
Reni Soengkunie

Reni Soengkunie

Manusia yang suka mainan sama kucing, suka nonton video kucing, dan hobi ngobrol sama kucing. IG/Twitter: @renisoengkunie.

ArtikelTerkait

sunat mojok

5 Barang yang Sering Dibeli dengan Uang Sunat

14 Juli 2020
CCTV Tembus Pandang Bikin Saya Punya Konflik Batin Soal Privasi Kalau Bermesraan di Mobil

CCTV Tembus Pandang Bikin Saya Punya Konflik Batin Soal Privasi Kalau Bermesraan di Mobil

23 Maret 2020
Betapa Menyebalkannya Orang yang Merokok di dalam Mobil  merokok sambil berkendara

Memberantas Pengendara yang Merokok sambil Berkendara Itu Mudah, Tinggal Polisi Mau atau Tidak

3 Oktober 2024
Sudah Saatnya Sopir Bus Ugal-Ugalan Itu Ditertibkan, Nyawa Orang Lain Jelas Lebih Berharga ketimbang Harga Diri dan Setoran!

Sudah Saatnya Sopir Bus Ugal-Ugalan Itu Ditertibkan, Nyawa Orang Lain Jelas Lebih Berharga ketimbang Harga Diri dan Setoran!

3 Desember 2023
Susahnya Bersepeda di Jogja, Kota Pendidikan yang Harusnya Ramah Sepeda

Susahnya Bersepeda di Jogja, Kota Pendidikan yang Harusnya Ramah Sepeda

27 September 2023
Katanya Solo Kota Nyaman Bersepeda, Nyatanya Bersepeda di Sini Horor Juga

Katanya Solo Kota Nyaman Bersepeda, Nyatanya Bersepeda di Sini Horor Juga

22 Juni 2023
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi Mojok.co

Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi

29 November 2025
Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

Bengawan Solo: Sungai Legendaris yang Kini Jadi Tempat Pembuangan Sampah

2 Desember 2025
Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

1 Desember 2025
5 Hal yang Jarang Diketahui Orang Dibalik Kota Bandung yang Katanya Romantis Mojok.co

5 Hal yang Jarang Diketahui Orang di Balik Kota Bandung yang Katanya Romantis 

1 Desember 2025
Lamongan Megilan: Slogan Kabupaten Paling Jelek yang Pernah Saya Dengar, Mending Diubah Aja Mojok.co Semarang

Dari Wingko Babat hingga belikopi, Satu per Satu yang Jadi Milik Lamongan Pada Akhirnya Akan Pindah ke Tangan Semarang

30 November 2025
Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

2 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.