Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Media Sosial

Tim Ikan Asin vs Tim Mokondo, Istilah Baru dalam Perselisihan Selebritis Indonesia

Benediktus Nama Koro Kaha oleh Benediktus Nama Koro Kaha
30 Juni 2019
A A
galih ginanjar dan ikan asin

galih ginanjar dan ikan asin

Share on FacebookShare on Twitter

Sebenarnya secara pribadi saya agak malas menulis sesuatu tentang selebritis Indonesia. Jika ditanya kenapa maka jawabannya karena sebagian besar selebritis Indonesia mendapatkan uang dari hasil menipu rakyat. Bikin sensasi, masuk televisi lalu dibayar. Lah, lalu kita yang nonton dapat apa? Jawabannya dapat emosi jiwa. Sekalipun tidak berniat membahas, tetapi ada sesuatu yang mendesak saya untuk melanjutkan tulisan tentang Ikan Asin dan juga istilah yang belakangan baru saya dengar dan viral di media sosial, terutama Instagram, Mokondo. Jika ada yang belum tahu apa arti dari Mokondo silahkan googling karena makna kata tersebut sedikit menyimpang.

Lalu, apa hubungan antara Ikan Asin dan Mokondo? Jika kalian membaca tulisan saya sebelumnya berjudul ‘Pertempuran Ikan Asin Antara Hotman Paris dan Galih Ginanjar’ maka kalian sudah akan tahu untuk siapa istilah Ikan Asin ditujukan. Langsung saja, Ikan Asin ditujukan kepada Fairuz A Rafiq, mantan istri Galih Ginanjar.

Sementara itu, istilah Mokondo ditujukan kepada Galih Ginanjar bukan oleh mantan istri tetapi oleh netizen terutama kaum wanita. Pasti teman-teman tahu seperti apa kekuatan netizen jika sudah mulai berkoar-koar di media sosial. Sudah pasti Galih Ginanjar akan diamuk-amuk oleh massa di media sosial.

Apalagi beberapa waktu belakangan beredar video seorang wanita yang kesal dengan ungkapan ikan asin oleh Galih yang ditujukan kepada bagian intim mantan istrinya. Dalam videonya, wanita tersebut tampak sedang mencoba membuat masakan berbahan ikan asin. Penuh amarah, ia pun mengulek-ulek bahan-bahan yang digunakan untuk membuat ikan asin.

Video itu diunggah di akun Instagram Hotman Paris, salah satu lawan berat Galih Ginanjar. Wanita yang muncul dalam video itu beberapa kali menyebutkan kata mokondo yang sudah pasti ditujukan kepada pria dengan mulut tak teratur yakni Galih.

Cukup sampai di sini kita membahas tentang kekuatan netizen. Kini mari kita bersama-sama berbicara tentang mokondo. Istilah ini menarik karena menggambarkan sosok seorang pria yang tak punya skill atau pekerjaan tetap. Hidupnya hanya bergantung pada wanita yang ia jadikan istri. Pria semacam ini hanya bisa banyak bicara untuk mencari sensasi tanpa berpikir terlebih dahulu.

Jika apa yang ia ucapkan sudah ketahuan salahnya, mereka tak akan dengan mudah minta maaf melainkan akan terus maju seembari melakukan kesalahan-kesalahan baru. Semua ini tergambar jelas dalam diri Galih yang dicap sebagai mokondo oleh warganet.

Galih didapuk hanya bisa berkoar tentang bagian intim mantan istri yang mengeluarkan bau tak sedap namun dirinya sendiri tak punya perjuangan untuk memperbaiki hal tersebut. Jika saja ia adalah suami yang baik, sudah tentu ketika menghadapi kondisi tersebut Galih harus memberikan nasihat serta sedikit suntikan dana bagi sang istri untuk memperbaiki diri.

Baca Juga:

5 Kasta Ikan Asin yang Biasa Tersaji di Meja Makan

Working Mom Mending Tinggal di Perumahan agar Terhindar dari Tetangga Nyinyir

Bukan malah sebaliknya membicarakan hal-hal negatif mantan istri di depan kamera. Parahnya lagi, istri Galih yang sekarang pun malah mendukung perbuatan suaminya yang merendahkan wanita. Motif seperti ini tidak asing lagi bagi saya yang bertahun-tahun bekerja di industri hiburan. Sensasi tanpa prestasi, itulah yang sedang ditunjukkan oleh Galih dan sang istri, Kumalasari.

Pasangan suami istri itu gembar-gembor tentang kejelekkan orang lain karena mungkin saja pemasukan mereka berkurang. Mungkin saja  untuk menjaga agar nama mereka tetap eksis di dunia hiburan tanah air sekalipun tak ada prestasi yang patut dibanggakan dari keduanya.

Sepertinya misi rahasia pasangan suami istri itu bisa dibilang berhasil. Bagaimana tidak, keduanya muncul di berbagai stasiun televisi. Masyarakat dibohongi lagi dengan berita-berita sampah, sensasi-sensasi murahan yang tak layak tayang di televisi. Mereka yang dapat uangnya, penonton yang dapat bodohnya.

Andaikan saja industri televisi di Indonesia tidak mementingkan rating melainkan kualitas, sudah pasti orang-orang seperti ini tidak akan diberi tempat muncul di layar kaca. Tapi apa boleh buat, saya hanyalah penulis biasa yang tak mungkin bisa mengubah sistem pertelevisian Indonesia. Andai saja netizen bersatu melawan para artis penuh sensasi ini, mungkin pihak televisi akan mendengarkan.

By the way, yang tahu prestasi Galih Ginanjar dan Kumalasari mungkin bisa berikan komentar kalian di bawah.

Terakhir diperbarui pada 13 Januari 2022 oleh

Tags: fairuzgalih ginanjarGosiphotman parisikan asinkumalasarimokondoperceraian
Benediktus Nama Koro Kaha

Benediktus Nama Koro Kaha

ArtikelTerkait

Focus Gossiping Discussion: Mari Hidupkan Diskusi dengan Bergosip

Focus Gossiping Discussion: Mari Hidupkan Diskusi dengan Bergosip

26 November 2019
Perspektif Orang Ketiga dalam Prahara Rumah Tangga Orang Lain

Perspektif Orang Ketiga dalam Prahara Rumah Tangga Orang Lain

6 November 2019
akun gosip

Fenomena Akun Gosip di Media Sosial

18 Juni 2019

Duda Muda: Pencapaian Ramashok yang Begitu Dibanggakan

3 Juni 2021
Bad publicity is still publicity Holywings (Unsplash.com)

Alasan Bad Publicity is Still Publicity Tidak Lagi Berlaku Buat Holywings

25 Juni 2022
Julid Abadi, yang Fana Itu Kebaikan dan Keburukan MOJOK.CO

Julid Abadi, yang Fana Itu Kebaikan dan Keburukan

29 Oktober 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

5 Hal yang Jarang Diketahui Orang Dibalik Kota Bandung yang Katanya Romantis Mojok.co

5 Hal yang Jarang Diketahui Orang di Balik Kota Bandung yang Katanya Romantis 

1 Desember 2025
Angka Pengangguran di Karawang Tinggi dan Menjadi ironi Industri (Unsplash) Malang

Ketika Malang Sudah Menghadirkan TransJatim, Karawang Masih Santai-santai Saja, padahal Transum Adalah Hak Warga!

29 November 2025
Pengakuan Pengguna Tumbler Lion Star: Murah, Awet, dan Tidak Mengancam Masa Depan Karier Siapa pun

Pengakuan Pengguna Tumbler Lion Star: Murah, Awet, dan Tidak Mengancam Masa Depan Karier Siapa pun

29 November 2025
Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

1 Desember 2025
5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain Mojok.co

5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain

1 Desember 2025
Nggak Ada Gunanya Dosen Ngasih Tugas Artikel Akademik dan Wajib Terbit, Cuma Bikin Mahasiswa Stres!

Dosen yang Minta Mahasiswa untuk Kuliah Mandiri Lebih Pemalas dari Mahasiswa Itu Sendiri

5 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.