Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kuliner

Bagi Beberapa Orang Indonesia, Tidak Tergolong Makan Jika Belum Menyantap Nasi

Seto Wicaksono oleh Seto Wicaksono
25 Juni 2019
A A
makan nasi

makan nasi

Share on FacebookShare on Twitter

Setiap harinya, dari masa sekolah hingga kuliah saya selalu dibiasakan sarapan. Sebab, bagi Ibu saya hal itu penting agar ada energi dalam menjalani kegiatan sehari-hari dan metabolisme tubuh terjaga—tidak gampang sakit—serta konsentrasi tetap terjaga saat belajar.

Sarapan ala Ibu pun tergolong sehat dan tidak neko-neko, dua helai roti dioles mentega dengan meses juga segelas susu. Jika sedang lupa membeli roti tawar, Ibu membeli roti di warung yang dulu harganya satu bungkus masih 500-an dengan isian kelapa. Sampai akhirnya Bapak berkata, “sarapannya roti terus, emang kenyang? Kayak orang bule aja, sana sarapan nasi uduk”.

Sebetulnya, Ibu pun berpikiran hal yang sama. Seringkali jika saya sarapan bubur, tidak lama kemudian Ibu meminta saya kembali makan nasi dan lauk yang tersedia di dapur dan juga berkata hal yang sama, “bubur ga bikin kenyang, makan nasi juga sana.” Saya tidak habis pikir karena bubur juga kan dari nasi yang sebelumnya berwujud beras lalu dimasak, tapi kenapa bisa-bisanya beberapa orang berkata demikian.

Memang, harus diakui di lingkungan sekitar kita masih banyak yang menganggap jika tidak dengan nasi, tandanya belum makan. Meskipun sebelumnya sudah makan makanan mengandung karbohidrat. Entah mie telur, mie instan, roti, kentang, ubi dan singkong, selama wujudnya bukan nasi orang tua saya menganggap hal tersebut tidak bisa dikategorikan sudah makan.

Sekalipun berwujud lontong atau ketupat, Ibu tetap menganggap hal tersebut bukanlah makan—hanya sebagai camilan saja. Bukannya mau sok kebarat-baratan, tapi kenyang itu sumbernya tidak hanya dari nasi, kan. Apalagi ditambah dengan potensi diabetes lebih tinggi jika dikonsumsi berlebih, tentu alternatif lain dalam mengonsumsi karbohidrat bisa diterapkan.

Toh, jika utamanya ingin merasa kenyang, dengan makan singkong pun bisa merasa kenyang dan masih mendapat asupan energi. Maka rasanya bukan suatu masalah jika saya mencoba menerapkan sarapan tanpa melulu bergantung kepada bahan makanan ini.

Sekalipun memakan nasi untuk sarapan lengkap dengan lauk lain, saya gampang merasa begah dan makan siang menjadi terlambat karena kenyangnya sarapan di pagi hari masih tersisa. Itu kenapa saya lebih memilih sarapan secukupnya, walau hanya dengan roti, kue, buah, atau jus sekali pun.

Dari sekian banyak teman saya, ada satu orang yang tidak bisa memakan nasi sama sekali. Usut punya usut, saat kecil jika makan nasi selalu merasa mual hingga akhirnya dia trauma. Oleh karena itu, hingga sekarang dia mencari alternatif lain seperti mie ayam, gado-gado, dan lain-lain untuk dijadikan menu makan siang –paling tidak, ada contoh bahwa tidak perlu menyantap nasi untuk dapat dikatakan sudah makan sampai merasa kenyang.

Baca Juga:

Komentar Jelek Pejabat Bikin Hidup Orang Indonesia Tambah Suram

Budaya Indonesia yang “Diklaim” oleh Malaysia dengan Bantuan Upin dan Ipin

Meskipun begitu, saya pernah bergantung kepada nasi, bahkan saat kuliah nasi menjadi “pertahanan terakhir” jika uang saku sudah menipis. Dalam kondisi tersebut saya pernah memakan gorengan dengan porsi nasi yang lebih banyak tujuannya agar kenyang. Laiknya anak kos profesional lain, melahap mie sudah menjadi hal biasa. Lagi-lagi, dengan ditambahkannya nasi kemudian menjadi pembeda tingkat rasa kenyang.

Pikir saya waktu itu, sih, masa bodo dengan omongan orang yang melarang memakan mie instan bersamaan dengan nasi, toh bagi anak kosan seperti saya kala itu terpenting adalah kenyang dan bisa makan—bertahan sampai dengan kiriman uang bulanan dari orang tua datang—daripada tidak makan sama sekali padahal ada yang bisa dikonsumsi.

Ketika kiriman sudah datang, bolehlah sesekali makan menu yang memanjakan perut seperti pizza, burger, pasta, dan makanan “wah” lainnya bagi anak kosan, yang pasti selain nasi dan mie instan apalagi gorengan. Sesekali bolehlah kebule-bulean selama tidak boros dan menyisikan uang untuk konsumsi harian juga mingguan, sekaligus agar ada bahan postingan di Instagram. Saya juga mau lho bisa pamer sedang makan enak seperti teman-teman yang lain. hehe.

Sebelum menutup tulisan ini, ada juga cerita tentang teman saya yang setiap pagi terbiasa sarapan nasi uduk lengkap dengan telur, bihun, gorengan, kerupuk, juga teh manis sebagai minuman pelengkap. Ibu mungkin akan bangga jika melihat bagaimana teman saya sarapan, karena menurut beliau menu tersebut sudah memenuhi syarat dan kategori makannya orang Indonesia.

Terakhir diperbarui pada 13 Januari 2022 oleh

Tags: Budaya Indonesiahidup sehatkebudayaanmakan nasiorang indonesiapola makan sehat
Seto Wicaksono

Seto Wicaksono

Kelahiran 20 Juli. Fans Liverpool FC. Lulusan Psikologi Universitas Gunadarma. Seorang Suami, Ayah, dan Recruiter di suatu perusahaan.

ArtikelTerkait

3 Alasan Orang Jepang Betah Kerja di Indonesia

3 Alasan Orang Jepang Betah Kerja di Indonesia

2 Januari 2023
Sebelum Nyinyirin Orang Indonesia yang Ngomong Pakai Bahasa Inggris, Baca ini Dulu Aja!

Sebelum Nyinyirin Orang Indonesia yang Ngomong Pakai Bahasa Inggris, Baca ini Dulu Aja!

30 Oktober 2019
susahnya menjalankan gaya hidup sehat mojok.co

Fakta: Lingkungan Kita Tidak Suka kepada Orang dengan Gaya Hidup Sehat

6 Agustus 2020
makan banyak

Dilema Orang yang Makan Banyak Tapi Tetap Kurus

30 Agustus 2019
Apa Jadinya kalau Orang Indonesia Nggak Suka Sambal?

Apa Jadinya kalau Orang Indonesia Nggak Suka Sambal?

9 Juni 2023
Kenapa Orang Indonesia Susah untuk Diajak Jalan Kaki Terminal Mojok

Kenapa Orang Indonesia Susah untuk Diajak Jalan Kaki?

10 Juni 2022
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

4 Hal tentang Untidar Magelang yang Belum Diketahui Banyak Orang Mojok.co

4 Hal tentang Untidar Magelang yang Belum Diketahui Banyak Orang

29 November 2025
Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

1 Desember 2025
5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

2 Desember 2025
Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang Mojok.co

Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang

5 Desember 2025
Madiun, Kota Kecil yang Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya Mojok.co

Madiun, Kota Kecil yang Sudah Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya

2 Desember 2025
Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern Mojok.co

Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern 

5 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.