Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Media Sosial

Jamais Vu Saat Menjadi Pengguna LinkedIn

Seto Wicaksono oleh Seto Wicaksono
6 Juli 2019
A A
LinkedIn

LinkedIn

Share on FacebookShare on Twitter

Saat menjadi lulusan baru di tahun 2014, saya merasa lega karena pada akhirnya bisa menyusul beberapa teman yang sudah menjadi alumni lebih dulu. Setelah menyelesaikan revisi skripsi dan wisuda, akhirnya saya bisa lepas dari penat sewaktu mengerjakan skripsi. Dari mulai menyusun kerangka, mencari jurnal, pengambilan data, hingga kesimpulan sampai dengan banyaknya coretan saat bimbingan.

Saya pikir, penderitaan sudah selesai—berakhir—namun ternyata masih ada tuntutan sosial lain yang tak kalah mencekam dari pengerjaan skripsi, yakni segera mendapatkan pekerjaan sesaat setelah lulus. Khususnya bagi mereka yang memang fokus ingin meniti karir di suatu perusahaan.

Awalnya, saya terbilang pasif dalam menunggu informasi terkait lowongan kerja yang ada, hanya dari teman yang sudah lebih dulu bekerja. Lambat laun saya menyadari, cara tersebut tidaklah efektif karena tidak selalu teman saya membagikan info lowongan kerja. Sampai akhirnya, salah satu kerabat menyarankan saya untuk membuat akun di LinkedIn. Selain saya sudah memiliki akun Jobstreet pastinya.

Jujur saja saya belum familiar menggunakan aplikasi ini. Setelah saya cari tahu, ternyata LinkedIn itu semacam situs jejaring sosial namun memiliki segmentasi sendiri—lebih kepada profesional atau pencari kerja pada umumnya—ya, kurang lebih seperti CV atau portofolio dalam bentuk digital dan terbuka bagi siapa pun yang ingin melihat.

Sebagaimana situs jejaring sosial pada umumnya, LinkedIn pun bisa digembok. Kalau memang niat untuk mencari kerja apalagi ada penawaran dari koneksi di situs ini, saran saya, sih, tidak perlu digembok agar lebih mempermudah orang lain dalam mengecek kontak beserta info lain.

Awalnya saya berpikir, laiknya media sosial lain LinkedIn termasuk platform yang menghibur –nyatanya tidak. Jauh berbeda dengan Twitter yang banyak hiburan lewat cuitan netizen, tak terkecuali sindirian pun curhatan melalui threadnya, saya perhatikan melalui akun pribadi, LinkedIn justru lebih memuat postingan motivasi atau paling tidak bagaimana menjadi karyawan yang baik di suatu perusahaan, termasuk info terupdate perihal lowongan kerja.

Saya yang terbiasa aktif di Twitter, Instagram, atau medsos lain merasa asing ketika awal mula bermain LinkedIn . Pernah saya coba posting sesuatu dengan kalimat yang luwes sebagaimana biasa membuat cuitan, tetap ditanggapi dengan formal dengan sapaan “Pak”.

Sebetulnya hal tersebut baik, apalagi membuktikan bahwa masih banyak orang yang bermain di jejaring sosial dengan penggunaan dan pemilihan kata yang sopan juga menyampaikan dengan santun. Hampir semua yang menjadi koneksi saya di LinkedIn membuat postingan yang –menurut saya—bijak dan bagus untuk tambahan wawasan mengenai dunia kerja beserta hiruk-pikuk yang ada.

Baca Juga:

Cari Kerja Memang Susah, tapi Bertahan di Lingkungan Kerja Toxic Juga Nggak Ada Gunanya

3 Hal yang Sebaiknya Jangan Diunggah di LinkedIn kalau Tidak Ingin Menyesal

Lambat laun saya mengerti bagaimana cara aktif di LinkedIn . Yang jelas tidak ada thread seperti di Twitter, curhatan mengenai aib sendiri atau orang lain, cerita pengalaman menjadi sugar babby atau sugar daddy, bahkan cerita tentang misteri atau mistis yang pernah dialami. Paling terasa, sih, tidak pernah saya temukan –paling tidak sampai dengan saat ini—tagar 2019 ganti presiden.

Tidak pula seperti sebagian pengguna Facebook yang pada masanya menyebarkan berita hoax dan dihubungkan dengan politik. Apa-apa dan sedikit-sedikit politik. Di LinkedIn , apa-apa soal dunia kerja, sedikit-sedikit info soal lowongan pekerjaan. Paling kontras terasa adalah tidak ada yang pamer sedang liburan ke mana seperti di Instagram.

Seperti seseorang yang memasuki dunia baru, semuanya terasa kikuk saat belum terbiasa menggunakan aplikasi ini. Terasa asing karena tidak adanya sindiran, tidak ada hoax, tidak ada pula yang berdebat soal pilihan politik. Demikian yang sejauh ini saya pantau, semoga tetap seperti itu agar ada alternatif konten positif setelah terlalu banyak hal dari sisi negatif yang ditemui di banyak media sosial. Dalam kehidupan semua harus seimbang, toh?

Omong-omong, para pencari kerja apa tidak coba beralih ke LinkedIn saja dibanding mengeluh soal cari pekerjaan saat ini sulit apalagi sampai menyalahkan pemerintah. Ya, daripada menyalahkan pemerintah kenapa tidak menyalahkan diri sendiri yang belum memiliki akun jejaring sosial yang fokus pada dunia kerja juga tetap meluaskan pergaulan sosial sebagai salah satu cara untuk mendapatkan pekerjaan.

Terakhir diperbarui pada 20 Januari 2022 oleh

Tags: cari kerjajamais vuLinkedInLinkedIn indonesia
Seto Wicaksono

Seto Wicaksono

Kelahiran 20 Juli. Fans Liverpool FC. Lulusan Psikologi Universitas Gunadarma. Seorang Suami, Ayah, dan Recruiter di suatu perusahaan.

ArtikelTerkait

Dua Tipe HRD Saat Wawancara Kerja

7 Mei 2019
gaji kecil

Gaji Kecil dan Tak Pernah Cukup, Harus Bagaimana?

14 Agustus 2019
resign

Bagi Para Karyawan, Semua Akan Resign Pada Waktunya

19 Juni 2019
Penyebab Orang Lamongan Pantang Makan Lele Meskipun Jualan Pecel Lele terminal mojok.co

Ternak Lele adalah Kita yang Mulai Pragmatis

9 Oktober 2019
jurnalistik

Mahasiswa Jurnalistik yang Kalah dari Akun Media Sosial Bodong

16 Juni 2019
ngamen gratis

Tulisan “Ngamen Gratis” di Beberapa Tempat Makan yang Berpotensi Menyakiti Hati Seorang Pengamen

12 Juli 2019
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Angka Pengangguran di Karawang Tinggi dan Menjadi ironi Industri (Unsplash) Malang

Ketika Malang Sudah Menghadirkan TransJatim, Karawang Masih Santai-santai Saja, padahal Transum Adalah Hak Warga!

29 November 2025
Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang Mojok.co

Feeder Batik Solo Trans, Angkutan yang Bikin Iri Orang Magelang

2 Desember 2025
8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah (Unsplash)

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah

3 Desember 2025
Pengajar Curhat Oversharing ke Murid Itu Bikin Muak (Unsplash)

Tolong, Jadi Pengajar Jangan Curhat Oversharing ke Murid atau Mahasiswa, Kami Cuma Mau Belajar

30 November 2025
QRIS Dianggap sebagai Puncak Peradaban Kaum Mager, tapi Sukses Bikin Pedagang Kecil Bingung

Surat untuk Pedagang yang Masih Minta Biaya Admin QRIS, Bertobatlah Kalian, Cari Untung Nggak Gini-gini Amat!

5 Desember 2025
Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern Mojok.co

Alasan Saya Bertahan dengan Mesin Cuci 2 Tabung di Tengah Gempuran Mesin Cuci yang Lebih Modern 

5 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lagu Sendu dari Tanah Minang: Hancurnya Jalan Lembah Anai dan Jembatan Kembar Menjadi Kehilangan Besar bagi Masyarakat Sumatera Barat
  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.