Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus

Alasan Saya Dulu Memilih Kuliah di UM Malang dan Nggak Memilih Universitas Brawijaya

Iqbal AR oleh Iqbal AR
26 September 2025
A A
3 Hal yang Wajar di Kampus UM, tapi Nggak Lumrah di Kampus Lain di Malang Mojok.co alasan daftar UM

3 Hal yang Wajar di Kampus UM, tapi Nggak Lumrah di Kampus Lain di Malang (um.ac.id)

Share on FacebookShare on Twitter

“Kenapa kuliah di UM? Nggak keterima di UB, ya?”

Pertanyaan menyebalkan macam ini beberapa kali mendarat di telinga saya dari beberapa orang yang pernah menanyakannya. Awalnya saya biasa aja, bahkan cuek, dengan pertanyaan macam ini. Tapi lama kelamaan, pertanyaan ini terdengar pahit banget. Bukan karena saya nggak diterima di UB, tapi alasan daftar UM ya karena dari awal saya memang maunya kuliah di UM Malang, dan saya nggak pernah pengin masuk UB sama sekali.

Bisa masuk Universitas Brawijaya (UB) memang jadi impian banyak orang. Nggak hanya orang Malang, tapi orang luar Malang juga punya impian tersebut. Sementara itu, Universitas Negeri Malang (UM) nggak terdengar seperti kampus yang diimpikan banyak orang. Maksudnya, UM ini nggak jadi top of mind orang-orang kalau bicara kampus di Malang. Padahal UM nggak kalah bagus dari UB. Mungkin hanya saya, dan sebagian orang, yang memang sedari awal beneran pengin kuliah di UM. Entahlah.

Tapi sebagai alumni mahasiswa UM, yang dulu kerap dapat pertanyaan kenapa kuliah di UM dan sering dianggap nggak keterima di UB, saya pengin menjelaskan alasan daftar UM.

Jurusan yang saya inginkan adanya di UM Malang

Sejak kelas 3 SMA, saya sudah mantap pengin kuliah di jurusan Sastra Indonesia (spesifiknya Sastra Indonesia murni), dan saya nggak mau kuliah di luar Malang. Dengan situasi seperti itu, pilihan terbaiknya ya cuma satu, kuliah di Sastra Indonesia UM. Sastra Indonesia UM ini nggak cuma jadi yang terbaik di Malang, tapi juga di Jawa Timur, bahkan di Indonesia. So, pilihan saya sejak awal sudah jelas: kuliah Sastra Indonesia di UM.

Sebenarnya nggak cuma UM yang punya Sastra Indonesia. Kampus-kampus lain seperti UMM, UNISMA, dan UB juga punya Sastra Indonesia. Masalahnya, Sastra Indonesia di UMM, UNISMA, dan UB cuma ada yang pendidikan, sementara saya penginnya Sastra Indonesia murni. Jadi, saya nggak menoleh ke kampus lain selain UM.

Bahkan, ketika akan masuk kuliah, saya menulis pilihan kedua saya setelah Sastra Indonesia adalah Ilmu Sejarah. Dan saya memilihnya Ilmu Sejarah UM, bukan di UB, juga bukan kampus-kampus yang lain. Intinya, sejak awal memang jurusan yang saya inginkan (dan yang terbaik) cuma ada di UM.

UM terkesan lebih merakyat ketimbang UB

Mungkin ini terdengar seperti melanggengkan stereotip, tapi memang begitu kenyataannya. UM ini memang lebih merakyat ketimbang UB. Kayak lebih sederhana, lebih napak tanah, lebih lowkey gitu, lah. Cocok banget dengan energi saya. Maksudnya, selama 4,5 tahun kuliah di UM, saya itu nyaman-nyaman aja, dan nggak merasa iri dengan cerita-cerita dari kampus-kampus tetangga. Ya ini salah satu alasan daftar UM paling vital sih menurut saya.

Di UM itu orang-orangnya terkesan lebih guyub, lebih srawung, dan lebih egaliter aja rasanya. Nggak ada gap yang memisahkan antara satu orang dengan yang lain. Kayak nggak ada gengsi-gengsian juga gitu. Sementara kalau menengok ke kampus tetangga, ke kampus UB, rasanya kampus ini terlalu “mewah” gitu. UB ini kelihatan kayak kampus yang hedon, dan mahasiswanya pun begitu. Dan yang seperti itu jelas nggak cocok buat saya.

Baca Juga:

4 Hal yang Bakal Saya Rindukan setelah Lulus dari UM Malang

3 Hal yang Lumrah di UB Malang, tapi Nggak Wajar di Kampus Lain

Mungkin ini perasaan saya saja, atau mungkin ini sebatas sentimen saya saja. Tapi coba kalian buktikan sendiri, deh. Coba kalian amati kampus UM, lalu amati kampus UB. Maka kalian akan paham bahwa UM terkesan lebih merakyat ketimbang UB.

Biaya hidup di kampus yang lebih murah

Dulu, kalau bicara biaya kuliah, UB memang terkenal sebagai kampus yang mahal, dan UM Malang adalah kampus yang murah. Tapi sekarang, kedua kampus ini sama mahalnya. Benar-benar nggak ada bedanya. Tapi, kalau soal biaya hidup (kos, makan) UM harus diakui masih lebih murah ketimbang UB. “UM dan UB kan dekat banget, bukannya sama aja, ya?” Eits, tunggu dulu. Sini tak jelasin.

Kita mulai dari kantin yang ada di dalam kampus. Kalau ini, UM jelas lebih murah. Di UM, semasa saya kuliah tahun 2016-2020, saya sudah bisa makan nasi pecel, minum teh hangat, dan merokok sebatang hanya dengan modal 10 ribu saja. Di UB mana dapat segitu?

Kalau Di UB, 10 ribu paling cuma bisa makan doang. Bahkan, saya pernah mengajak teman saya akan UB ke Kantin Pak Japan di Fakultas Sastra, dia kaget dengan harga teh hangat yang cuma 1000 rupiah.

Selain kantin, warung makan di sekitar UM juga bisa lebih murah ketimbang warung makan di sekitar UB. Selain tempat makan, kos-kosan juga sama. Kos-kosan yang ada di sekitar UM bisa dibilang sedikit lebih murah ketimbang kos-kosan yang ada di sekitar UB. Ya selisih 50-70 ribu untuk fasilitas yang sama, kan, lumayan, ya. Makanya nggak salah saya memilih UM.

Nggak melihat kampus lain selain UM sebagai pilihan

Ini adalah jawaban untuk pertanyaan di awal tulisan ini, mengenai alasan daftar UM. Ya karena memang saya penginnya masuk UM. Saya nggak mempertimbangkan kampus-kampus lain sebagai pilihan. Bahkan UB sekalipun. Karena memang cuma UM yang bisa menampung apa yang saya inginkan, yaitu kuliah di Sastra Indonesia murni.

Makanya saya sampai sebel dengan pertanyaan di awal tulisan ini. Kalau cuma tanya alasan saya memilih UM, sih, saya masih oke. Tapi kalau sudah diikuti dengan apakah karena nggak diterima di UB, saya sebel banget itu. Emangnya kenapa kalau kuliah di UM? Dan kenapa harus UB juga? Kenapa apa-apa harus UB, sih?

Maksudnya, nggak semua orang yang kuliah di UM Malang itu karena nggak diterima di UB. Ada yang memang sedari awal sudah mengincar UM, penginnya di UM, atau memang adanya jurusan tertentu ya cuma di UM. Makanya, daripada melontarkan pertanyaan ini ke mahasiswa UM, pertanyaan ini akan lebih valid kalau dilontarkan ke mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM).

“Kenapa kuliah di UMM? Karena nggak keterima di UB, kan?”

Penulis: Iqbal AR
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Jadi Alumni UM Itu Enak: Kebanggaannya Tanpa Beban, Biasa Saja, dan Sak Madyane 

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 26 September 2025 oleh

Tags: ranking universitas di MalangSastra Indonesia UMUM Malanguniversitas brawijayaUniversitas Negeri di Malang
Iqbal AR

Iqbal AR

Penulis lepas lulusan Sastra Indonesia UM. Menulis apa saja, dan masih tinggal di Kota Batu.

ArtikelTerkait

Kalau Kalian Merasa Tidak Berguna, Ingat Masih Ada Smart Gate System UM Malang yang Lebih Sia-sia Mojok.co

Kalau Kalian Merasa Tidak Berguna, Ingat Masih Ada Smart Gate System UM Malang yang Lebih Sia-sia

10 September 2025
Sipejar UM Malang yang Sering Error Adalah Bukti Bahwa UM Tak Pernah (Bisa) Belajar dari Kesalahan, Malah Rajin Mengulanginya di Kemudian Hari

Sipejar UM Malang yang Sering Error Adalah Bukti Bahwa UM Tak Pernah (Bisa) Belajar dari Kesalahan, Malah Diulangin Lagi

6 Juni 2025
Plis ya, Kampus di Malang Itu Banyak, Nggak Cuma Universitas Brawijaya doang!

Plis ya, Kampus di Malang Itu Banyak, Nggak Cuma Universitas Brawijaya doang!

27 November 2022
Pengalaman Pertama Masuk Universitas Negeri Malang (UM) Setelah Kebijakan Smart Gate Diberlakukan: Jujur, Belum Terasa “Smart”-nya

Pengalaman Pertama Masuk Universitas Negeri Malang (UM) Setelah Kebijakan Smart Gate Diberlakukan: Jujur, Belum Terasa “Smart”-nya

5 Agustus 2025
3 Hal yang Membuat Saya Tidak Bisa Melupakan Malang (Unsplash)

3 Hal yang Membuat Saya Tidak Bisa Melupakan Malang dan Selalu Bikin Kangen

28 April 2025
universitas brawijaya

Cerita Hantu Legendaris di Universitas Brawijaya

17 Oktober 2019
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

30 November 2025
Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

3 Desember 2025
Ketika Warga Sleman Dihantui Jalan Rusak dan Trotoar Berbahaya (Unsplash)

Boleh Saja Menata Ulang Pedestrian, tapi Pemerintah Sleman Jangan Lupakan Jalan Rusak dan Trotoar Tidak Layak yang Membahayakan Warganya

3 Desember 2025
Malang Nyaman untuk Hidup tapi Bikin Sesak Buat Bertahan Hidup (Unsplash)

Ironi Pembangunan Kota Malang: Sukses Meniru Jakarta dalam Transportasi, tapi Gagal Menghindari Banjir

5 Desember 2025
4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Tetap Menyenangkan Mojok.co

4 Aturan Tak Tertulis Berwisata di Jogja agar Liburan Tetap Menyenangkan

30 November 2025
Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

Rekomendasi 8 Drama Korea yang Wajib Ditonton sebelum 2025 Berakhir

2 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.