Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Kampus Pendidikan

Siapa Bilang SPMB Sekolah Swasta Itu Lebih Gampang daripada Sekolah Negeri? Sini Maju!

Dyan Arfiana Ayu Puspita oleh Dyan Arfiana Ayu Puspita
29 Juni 2025
A A
Siapa Bilang SPMB Sekolah Swasta Itu Lebih Gampang daripada Sekolah Negeri? Sini Maju!

Siapa Bilang SPMB Sekolah Swasta Itu Lebih Gampang daripada Sekolah Negeri? Sini Maju!

Share on FacebookShare on Twitter

Setiap kali musim pendaftaran peserta didik baru tiba, rumor dan asumsi liar mulai beterbangan. Salah satunya yaitu rumor yang menyebut bahwa pendaftaran SPMB sekolah swasta lebih gampang daripada sekolah negeri. Ini, sudah jadi semacam gosip tahunan dan makin menggila sejak sistem zonasi diberlakukan.

Bahkan, oleh akun IG @lovesuroboyo, pendaftaran sekolah negeri dan sekolah swasta dibandingkan dengan sangat provokatif. Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) sekolah swasta dinarasikan sebagai sebuah proses yang sederhana, seperti garis lurus, karena calon siswa tinggal daftar, bayar dan tunggu tanggal masuk sekolah. Sedangkan pendaftaran ke sekolah negeri digambarkan sebagai benang ruwet karena ada berbagai macam tahapan dan jalur pendaftaran.

Sebagai seorang guru yang mengajar di sekolah swasta, ditambah punya pengalaman mendaftarkan anak di sekolah swasta dan juga sekolah negeri, saya jadi merasa terpanggil untuk meluruskan. Hey, SPMB sekolah swasta itu nggak semudah itu ya kocak!

Sejarah awal narasi ‘mudah’ di sekolah swasta

Harus diakui, dulu sekolah swasta memang dinarasikan serba mudah. Mudah proses pendaftarannya, mudah dapat nilainya, dan yang paling sering diomongin: mudah lulusnya. Asalkan apa? Ya, betul. Asalkan ada uangnya. Duit dan sekolah swasta memang dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Semua tahu itu.

Ditambah lagi, ada sejarah panjang tentang sekolah swasta yang di era 90-an hingga 2000-an awal lebih dikenal sebagai “sekolah buangan”. Label itu diberikan karena sekolah swasta sering jadi pelabuhan terakhir bagi anak-anak yang tidak diterima di sekolah negeri, yang nilainya jeblok, atau yang dikeluarkan karena masalah kedisiplinan. Label “sekolah buangan” itu kemudian melekat selama berpuluh-puluh tahun, lalu diwariskan dari mulut ke mulut, tanpa banyak disaring, bahkan hingga saat ini.

Padahal, zaman sudah berubah. Hari ini, banyak sekolah swasta justru hadir bukan sebagai alternatif terakhir, tapi sebagai pilihan utama. Baik karena pendekatan pembelajarannya, nilai-nilai yang diusung, maupun kualitas pengajaran yang ditawarkan.

Sayangnya, masih ada saja orang yang persepsinya tertinggal di dekade lalu. Yaitu, mereka yang masih percaya bahwa selama ada duit, sekolah swasta akan membuka pintu selebar-lebarnya. Termasuk, untuk urusan penerimaan siswa baru.

Seribet-ribetnya SPMB sekolah negeri, masih lebih ribet SPMB sekolah swasta

Sekarang fokus ke persoalan penerimaan siswa baru.

Baca Juga:

Selain Gaji Kecil, Inilah 4 Sisi Gelap Menjadi Guru Sekolah Swasta yang Jarang Terekspos

Derita Jadi Lulusan PPG: Statusnya Saja Guru Profesional, tapi Cari Kerja Tetap Susah

Jujur saja, saya masih bingung bagian mana yang dianggap orang-orang “sulit” dalam proses SPMB sekolah negeri. Bikin akun? Ya ampun, nggak ada lima menit juga kelar. Masih lamaan nunggu lampu merah di Rawamangun. Lha wong tinggal klik-klik, isi data, trus selesai kok.

Susah karena harus verifikasi berkas? Aih… cuma bawa fotokopi dan dokumen asli ke sekolah, apa susahnya? Nggak sampai harus antre dari subuh juga, kan? Atau, susah karena jalurnya banyak? Lha, bukankah itu justru mempermudah? Ibaratnya, kita mau maju perang tapi sudah dikasih tahu duluan medan tempurnya kayak apa, dan musuh kita siapa. Kan malah kepenak. Jauh-jauh hari kita sudah bisa memetakan kekuatan, kira-kira mau lawan musuh yang mana.

Jadi, saya tanya lagi. Susahnya di mana SPMB sekolah negeri itu? Yang bilang susah paling orang-orang yang kurang sabar dengan proses. Pengennya serba instan kaya Indomie. Tetapi, kalau toh kalian masih bersikeras menyebut SPMB sekolah negeri itu ribet, yakinlah, seribet-ribetnya SPMB sekolah negeri masih lebih ribet SPMB sekolah swasta.

Sekolah swasta tidak banyak jalur, tapi seleksinya bikin frustasi

Mari kita buka fakta di lapangan. Banyak sekolah swasta, terutama yang reputasinya sudah terbangun, punya standar masuk yang tidak main-main. Mereka menerapkan seleksi berupa tes tertulis, psikotes, minat dan bakat, wawancara dan segambreng tes lainnya. Saking banyaknya, proses seleksi ini tak cukup selesai dalam 1 hari saja. Kawan saya saja sampai harus ambil cuti kerja untuk mengurus proses pendaftaran anaknya ke salah satu sekolah swasta berbasis Islam di Jawa Timur.

SPMB sekolah swasta ini makin bikin frustasi karena tidak hanya melibatkan calon murid, tapi juga orang tuanya. Orang tua akan diinterview untuk mengetahui kesesuaian antara pola asuh di rumah dengan visi sekolah. Kalau orang tua terdeteksi punya pola pikir yang bertentangan dengan nilai sekolah, ya, gagal.

Maklum, sekolah-sekolah ini percaya bahwa pendidikan bukan hanya tanggung jawab guru dan sekolah, tapi juga keluarga.

Ada pula sekolah swasta yang mewajibkan para pendaftar untuk mengikuti bimbingan belajar khusus yang diselenggarakan langsung oleh pihak sekolah. Tujuannya jelas, supaya anak-anak memahami format soal dan alur seleksi sejak awal. Bimbingan ini berlangsung selama beberapa hari, lengkap dengan materi latihan, simulasi ujian, bahkan evaluasi harian. Nah, loh. Apa nggak stres tuh?

Coba bandingkan dengan SPMB sekolah negeri. Prosesnya nyaris steril dari rasa deg-degan. Yang perlu disiapkan hanya dokumen-dokumen standar, seperti fotokopi kartu keluarga, rapor, surat keterangan lulus, dan dokumen lain sesuai jalur yang dituju. Sisanya tinggal pantau jurnal dari rumah. Kalau posisi tergeser oleh pendaftar lain, tinggal pindah jalur atau pindah sekolah sekalian. Mau pindah sampai berkali-kali pun, sok atuh lah, bebas. Tidak dibatasi. Kurang enak apa coba?

Gampang itu relatif, stereotip itu absolut

Pada akhirnya, menganggap bahwa masuk sekolah swasta itu gampang adalah bentuk penghakiman sepihak. Kalaupun memang ada sekolah swasta yang proses masuknya tidak terlalu rumit, percayalah, tetap ada harga yang harus dibayar. Dan harga itu tak selalu berbentuk uang, ya. Ia bisa berupa kualitas pengajaran yang tidak optimal, ekosistem belajar yang kurang kondusif, atau minimnya pendampingan terhadap karakter dan nilai-nilai.

Intinya, amatlah tidak adil jika SPMB sekolah swasta dilabeli “gampang” hanya karena tidak perlu buat akun dan tidak kenal sistem domisili. Sama tidak adilnya ketika orang merasa SPMB sekolah negeri itu “susah”, hanya karena malas membaca juknis yang sebenarnya sudah dijelaskan dengan sangat amat super duper rinci itu.

Penulis: Dyan Arfiana Ayu Puspita
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Sistem Pendaftaran Sekolah Negeri Memang Kudu Dibikin Ribet, Justru Nggak Boleh Dibikin Gampang!

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 29 Juni 2025 oleh

Tags: sekolah negerisekolah swastaSPMB
Dyan Arfiana Ayu Puspita

Dyan Arfiana Ayu Puspita

Alumnus Universitas Terbuka yang bekerja sebagai guru SMK di Tegal. Menulis, teater, dan public speaking adalah dunianya.

ArtikelTerkait

Selain Gaji Kecil, Inilah 4 Sisi Gelap Menjadi Guru Sekolah Swasta yang Jarang Terekspos

Selain Gaji Kecil, Inilah 4 Sisi Gelap Menjadi Guru Sekolah Swasta yang Jarang Terekspos

28 Oktober 2025
Orang Tua Lebih Memilih Sekolah Swasta meskipun Biayanya Mahal karena Memang Sebagus Itu, Sekolah Negeri Perlu Ngaca sekolah swasta gratis

3 Cara Ini Bisa Sekolah Negeri Lakukan agar Tidak Makin Tertinggal dari Sekolah Swasta, Serius Dikit!

29 Juli 2024
Guru Honorer Minggat, Digusur Negara dan Guru P3K (Unsplash)

Guru Honorer Newbie di Sekolah Negeri Siap-Siap Mampus dan Minggat. Serbuan P3K Sudah Menanti di Tahun Ajaran Baru

26 April 2024
Orang Tua Lebih Memilih Sekolah Swasta meskipun Biayanya Mahal karena Memang Sebagus Itu, Sekolah Negeri Perlu Ngaca sekolah swasta gratis

Sistem Pendaftaran Sekolah Negeri Memang Kudu Dibikin Ribet, Justru Nggak Boleh Dibikin Gampang!

25 Juni 2025
Fenomena Sekolah Kekurangan Murid, Apa yang Salah dari Sistem Pendidikan Kita Terminal Mojok

Fenomena Sekolah Kekurangan Murid, Apa yang Salah dari Sistem Pendidikan Kita?

30 Juli 2022
Bahagianya Punya Rumah Dekat Sekolah Negeri

Bahagianya Punya Rumah Dekat Sekolah Negeri

3 Mei 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Lamongan Megilan: Slogan Kabupaten Paling Jelek yang Pernah Saya Dengar, Mending Diubah Aja Mojok.co Semarang

Dari Wingko Babat hingga belikopi, Satu per Satu yang Jadi Milik Lamongan Pada Akhirnya Akan Pindah ke Tangan Semarang

30 November 2025
Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

2 Desember 2025
4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

1 Desember 2025
8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah (Unsplash)

8 Alasan Kebumen Pantas Jadi Kiblat Slow Living di Jawa Tengah

3 Desember 2025
Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

4 Desember 2025
Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi Mojok.co

Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi

29 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.