Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Nggak Semua Orang Jawa Timur Ngomong Kasar dan Suka Misuhan

Ahmad Zulfiyan oleh Ahmad Zulfiyan
5 April 2020
A A
orang jawa timur

Nggak Semua Orang Jawa Timur Ngomong Kasar dan Suka Misuhan

Share on FacebookShare on Twitter

Sebagai warga asli Jawa Timur (Jatim) yang tinggal di perantauan, saya sering menemukan pandangan salah kaprah orang-orang terhadap kami. Mereka pikir, semua orang Jatim itu kasar, nggak bisa ngomong pelan, dan suka misuh. Padahal, kenyataannya nggak seperti itu.

Tak hanya saat tinggal di Jakarta, saat di Jogja pun saya mengalami hal yang sama. Bagi mereka, orang Jawa Timur sudah pasti punya sifat temperamental. Suka ngegas. Kalau bicara mirip orang marah. Saat ngobrol seperti ngajak berantem. Kalau ada orang Jawa Timur yang bicaranya halus, bahkan sampai suaranya susah didengar, mereka ‘takjub’. Seolah salah banget kalau ada orang Jawa Timur yang punya sifat seperti itu.

Saya tidak sendirian. Ketika ngobrol dengan teman sesama orang Jawa Timur, kami punya pengalaman serupa. Kami dipaksa membawa label yang mereka sematkan, kemana pun kami melangkah. Seolah semua orang sudah punya label masing-masing. Kalau orang Jawa Timur ya kasar. Orang Jogja ya halus.

Saat saya tinggal di Jakarta, saya pernah ngobrol dengan teman sesama orang Jawa Timur memakai Bahasa Jawa. Eh, diketawain sama teman saya yang biasa pakai kata ‘lo’ dan ‘gue’. Bahkan, pas sekarang tinggal di Jogja yang notabene sama-sama pakai Bahasa Jawa, kami masih kena risak.

Generalisasi semacam itu selain menyebalkan, juga membahayakan. Jawa Timur itu luas, bro, sis. Penduduknya juga banyak. Mengacu data Kependudukan BPS Jatim (2017), penduduknya berjumlah 39 jutaan jiwa, hampir seperlima dari jumlah penduduk Indonesia.

Penduduk sebanyak itu tersebar di sembilan kota dan 29 kabupaten. Masing-masing kota/kabupaten punya ciri khas masing-masing. Jangan salah paham dulu. Suku di Jawa Timur itu nggak cuma Jawa. Ada Osing yang ada di Banyuwangi, Tengger di daerah Gunung Bromo dan Semeru, dan Madura di Pulau Madura. Orangnya pun beda-beda.

Soal bahasa, jangan dikira di Jawa Timur nggak ada kromo inggil, ya. Kamu kira cuma orang Jogja saja yang bisa? Kami juga punya dan kami bisa! Tidak menggunakan kromo inggil setiap hari bukan berarti kami tidak sopan. Masa kami harus bicara pakai kromo inggil saat ngobrol dengan teman sebaya?

Selain itu, Jawa Timur punya beragam dialek. Kalau kamu ke daerah eks Karesidenan Kediri (Kota dan Kabupaten Kediri, Kota dan Kabupaten Blitar, Tulungagung, Trenggalek, dan Nganjuk), kamu akan menemui orang-orang yang punya dialek hampir sama dengan orang Jogja dan Solo Raya.

Baca Juga:

Apa pun Kejahatan di Surabaya, Orang Madura Selalu Dijadikan Kambing Hitam

5 Hal yang Bikin Orang Jawa Timur Culture Shock Saat Berkunjung ke Bulukerto Wonogiri

Kalau kamu ke Surabaya, Sidoarjo, Malang, dan sekitarnya, kamu akan dengar orang Jatim bicara Boso Suroboyoan atau Boso Ngalam. Orang Madura juga punya dialeknya sendiri yang sangat khas, bahkan sering digunakan sebagai gimik penjual sate di film-film.

Pun, orang yang tinggal di daerah Tengger punya dialek khas yang konon merupakan turunan dari Bahasa Kawi. Begitupula Suku Osing di Banyuwangi yang dialeknya punya kemiripan dengan Bahasa Bali di Pulau Dewata.

Memang dialek yang digunakan di beberapa daerah di Jatim cenderung lebih kasar dibanding daerah lain. Tapi bukan berarti temperamen, bukan? Lagipula, kami sangat beragam. Tidak adil sekali memandang orang Jawa Timur semuanya kasar.

Kata ‘jancuk’ yang sering kami gunakan pun tak selamanya punya makna negatif. ‘Jancuk’ itu istilah yang bisa merekatkan tali persaudaraan, lho. Kami biasa aja tuh panggil teman dekat dengan sebutan jancuk biar lebih akrab. Pas lagi bahagia, kami juga sering teriak jancuk untuk meluapkan rasa senang.

Orang Jawa Timur sebanyak itu tentu punya sifat dan kepribadian yang beragam. Ada yang lemah lembut bak bidadari, ada yang sekali bicara bisa bikin kamu keki. Nggak perlu takut pas orang Jawa Timur bicara dan menurutmu itu kasar. Beberapa dari kami memang punya gaya bicara seperti itu. Tapi kami punya hati selembut sutera, kok.

Kalau kamu nggak ngapa-ngapain, nggak mungkin lah kami marah-marah sampai nodong celurit ke muka kamu. Tapi kalau kamu berbuat jahat ke kami, bisa jadi akan lain cerita. Intinya, perlakukan orang lain seperti halnya kamu ingin diperlakukan, lah. Nggak enak kan orang Tegal disindir mulu karena ngapak? Begitu juga kami.

BACA JUGA Misuh dan Pergaulan Anak Muda atau tulisan Ahmad Zulfiyan lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 5 April 2020 oleh

Tags: ngomong kasarorang jawa timurpisuhanstereotip
Ahmad Zulfiyan

Ahmad Zulfiyan

Ahmad Zulfiyan adalah pelajar sepanjang hayat. Tertarik pada isu sosial dan pendidikan.

ArtikelTerkait

4 Stereotip Mahasiswa Unair dari Masyarakat terminal mojok.co

4 Stereotip Mahasiswa Unair dari Masyarakat

25 Desember 2021
stereotip polisi baru

4 Stereotip yang Kerap Tersemat pada Polisi Baru

18 Oktober 2021
Mematahkan Stereotip soal Orang Kidal yang Beredar di Indonesia terminal mojok

Mematahkan Stereotip Orang Kidal yang Beredar di Indonesia

8 Agustus 2021
Meluruskan Anggapan Keliru Warga Ibu Kota Terhadap Surabaya terminal mojok

Meluruskan Anggapan Keliru Warga Ibu Kota Jakarta Terhadap Surabaya

12 Oktober 2021
iri dengan orang madura

Akui Saja, Kita Ini Iri dengan Madura

16 September 2019
Menampik Label bahwa Anak Dosen Selalu Cerdas Seperti Orang Tuanya_ Nggak Mesti, Lho! terminal mojok

Menampik Label bahwa Anak Dosen Selalu Cerdas seperti Orang Tuanya: Nggak Mesti, lho!

15 September 2021
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Madiun, Kota Kecil yang Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya Mojok.co

Madiun, Kota Kecil yang Sudah Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya

2 Desember 2025
Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

3 Desember 2025
Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang Mojok.co

Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang

5 Desember 2025
Pengajar Curhat Oversharing ke Murid Itu Bikin Muak (Unsplash)

Tolong, Jadi Pengajar Jangan Curhat Oversharing ke Murid atau Mahasiswa, Kami Cuma Mau Belajar

30 November 2025
Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

Menambah Berat Badan Nyatanya Nggak Sesederhana Makan Banyak. Tantangannya Nggak Kalah Susah dengan Menurunkan Berat Badan

29 November 2025
Video Tukang Parkir Geledah Dasbor Motor di Parkiran Matos Malang Adalah Contoh Terbaik Betapa Problematik Profesi Ini parkir kampus tukang parkir resmi mawar preman pensiun tukang parkir kafe di malang surabaya, tukang parkir liar lahan parkir

Rebutan Lahan Parkir Itu Sama Tuanya dengan Umur Peradaban, dan Mungkin Akan Tetap Ada Hingga Kiamat

2 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.