Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Hidup di Patikraja Banyumas: Jauh dari Keramaian, Restoran yang Ada Cuma Rocket Chicken, tapi Suasananya Bikin Damai di Jiwa

Wahyu Tri Utami oleh Wahyu Tri Utami
22 Mei 2025
A A
Hidup di Patikraja Banyumas: Jauh dari Keramaian, Restoran yang Ada Cuma Rocket Chicken, tapi Suasananya Bikin Damai di Jiwa

Hidup di Patikraja Banyumas: Jauh dari Keramaian, Restoran yang Ada Cuma Rocket Chicken, tapi Suasananya Bikin Damai di Jiwa

Share on FacebookShare on Twitter

Tinggal di Patikraja Banyumas itu ibarat jadi karakter minor di film-film: nggak banyak yang tahu, jarang disorot, tapi selalu muncul pas momen penting. Kecamatannya ada, warganya ada, tapi sering dianggap “jauh banget” oleh teman-teman dari pusat kota Purwokerto yang merasa dunia berakhir di Rita Supermall atau GOR Satria.

Setiap saya bilang rumah saya di Patikraja, reaksi orang selalu mirip kayak habis denger kabar harga BBM naik lagi. “Loh, jauh banget ya?”, “Naik ojek berapa itu?”, “Kok mau sih tinggal di sana?” Kalimat-kalimat khas yang bikin saya pengin jawab, “Ini rumah, bukan warung kopi. Bukan soal ‘mau’ atau ‘nggak mau’.”

Restoran kekinian? Hah? Yang mana?

Coba tanya ke anak-anak Purwokerto kota, restoran hits di daerah mereka mungkin ada di samping kanan-kiri rumah atau minimal di seberang jalan. Ada Wizzmie, Gacoan, Fore, dan entah apa lagi yang baru buka. Sementara di radius 1 km dari rumah saya, satu-satunya tempat makan yang punya neon sign dan logo franchise adalah… Rocket Chicken.

Nggak salah sih, Rocket Chicken itu penyelamat hidup. Tapi kalau tiap kali “jajan di luar” rasanya kayak deja vu, lama-lama lidah ini jadi kenal suara tepukan ayamnya sebelum masuk mulut. Kadang pengin mie pedas viral yang level pedasnya bisa bikin asam lambung kumat, tapi apa daya, ongkir ojolnya lebih mahal dari makanannya.

Mau jajan pakai aplikasi? Mikir dulu. Ongkir dari pusat kota ke Patikraja kadang lebih nyakitin daripada omongan mantan. Seringnya begini: buka aplikasi, lihat menu, ngiler, lihat ongkir, tutup aplikasi, lanjut rebahan sambil ngelus perut.

Rumah paling jauh sejak SMP sampai kuliah

Dari zaman SMP sampai kuliah, status saya tetap sama: yang rumahnya paling jauh. Pulang pergi sekolah, saya biasa naik angkot dengan kode F1 yang melayani rute Patikraja-Kebondalem. Ini adalah angkot yang paling jarang ada karena jarak tempuhnya paling jauh.

Apalagi ketika kuliah di Unsoed, saya harus naik angkot dua kali. Teman-teman kalau bikin acara kumpul, ujung-ujungnya pasti ngomong, “Jangan jauh-jauh ya, kasihan kamu.”

Dan iya, saya memang kasihan. Tapi bukan karena jauhnya, melainkan karena kadang ngerasa kayak NPC di game yang spawn-nya jauh banget dari pusat kota. Kalau ada acara dadakan, saya harus gercep berangkat duluan kayak peserta Amazing Race.

Baca Juga:

3 Alasan Saya Lebih Senang Nonton Film di Bioskop Jadul Rajawali Purwokerto daripada Bioskop Modern di Mall

Jogja Sangat Layak Dinobatkan sebagai Ibu Kota Ayam Goreng Indonesia!

Udah gitu, kalau pulang malam dikit, harus mikir dua kali. Selain jauh, perjalanan ke Patikraja Banyumas juga harus berjibaku dengan truk-truk pengangkut pasir. Tapi ya begitulah, lama-lama jadi terbiasa. Jauh bukan halangan. Malah bikin saya punya stok cerita lebih banyak daripada anak-anak kota.

Damainya Patikraja menenteramkan jiwa

Hidup di Patikraja Banyumas yang jauh dari pusat keramaian ternyata bikin saya jadi saksi hidup ketenangan. Bangun pagi, yang terdengar bukan suara truk atau klakson, tapi suara ayam tetangga, kadang diselingi ibu-ibu senam sehat jantung. Di sore hari, angin sepoi-sepoi dan langit yang masih bisa kelihatan jingga tanpa terhalang gedung kafe dua lantai.

Nggak ada suara motor knalpot brong atau gerombolan bocah TikTok-an di pinggir jalan. Mau tidur siang? Bisa. Mau buka jendela sambil minum kopi dan baca buku? Bisa. Hidup kayak di novel-novel indie, minus pasangan yang suka nulis puisi.

Kadang saya pikir, mungkin ini yang disebut blessing in disguise. Orang kota pusing cari tempat healing, saya tinggal buka pintu rumah. Jalan kaki dikit langsung disuguhi pemandangan sawah, udara bersih, dan suasana adem yang bukan sekadar fasilitas, melainkan sudah jadi bagian hidup di Patikraja.

Patikraja: jauh di Google Maps, tapi dekat di hati

Tinggal di Patikraja Banyumas ngajarin saya satu hal penting: bahwa hidup enak itu bukan soal dekat dari tempat viral, tapi dekat dari rasa cukup. Biar pun nggak ada kopi yang diseduh barista dengan apron kulit, di sini ada warung kopi pinggir jalan yang sedia teh panas dan gorengan dua ribuan. Dan kadang, itu lebih ngena.

Biar pun kalau mau nonton bioskop harus naik motor setengah jam, saya tetap bisa nonton hidup orang di masjid, di warung, atau di sawah. Semua ada ceritanya, semua punya irama sendiri.

Jadi, iya, saya warga Patikraja. Iya, rumah saya jauh. Iya, Rocket Chicken doang yang bercahaya di radius satu kilometer. Tapi saya tetap cinta tempat ini. Karena di dunia yang makin ramai dan bising, Patikraja adalah ruang sunyi yang nggak pernah saya tahu saya butuh, sampai saya tinggal di sini. 

Penulis: Wahyu Tri Utami
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Biar Kalian Nggak Bingung, Saya Kasih Tahu Bedanya Purwokerto dan Banyumas

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 22 Mei 2025 oleh

Tags: banyumasPatikrajapurwokertorocket chicken
Wahyu Tri Utami

Wahyu Tri Utami

Pembaca buku, penonton film, penulis konten. Sesekali jadi penyelam andal (di internet, bukan di air).

ArtikelTerkait

Getuk Goreng Haji Tohirin, Makanan Khas Sokaraja yang Melegenda

Getuk Goreng Haji Tohirin, Makanan Khas Sokaraja yang Melegenda

1 Desember 2022
Lagi di Purwokerto 8 Kosakata Ngapak Ini Wajib Kamu Kuasai (Unsplash.com)

Lagi di Purwokerto? 8 Kosakata Ngapak Ini Wajib Kamu Kuasai

16 Oktober 2022
Inilah Serba-serbi Cerita Kuliah di Unsoed Purwokerto: Jadi Cucu Jenderal dan Nggak Boleh Foto Depan Patung Kuda, dan Bisa Healing ke Baturraden

Inilah Serba-serbi Cerita Kuliah di Unsoed: Jadi Cucu Jenderal dan Nggak Boleh Foto Depan Patung Kuda

12 Oktober 2023
4 Hal yang Bikin Purwokerto Nggak Beda Jauh dengan Jogja Terminal Mojok

4 Hal yang Bikin Purwokerto Nggak Beda Jauh dengan Jogja

29 Mei 2022
ngapak umpatan misuh jogja solo banyumas mojok

Dalam Menyederhanakan dan Meningkatkan Kadar Umpatan, Orang Ngapak Lebih Orisinal

28 Oktober 2020
Karanganyar Nggak Kalah dari Purwokerto Daerah Terbaik di Jawa Tengah (Unsplash)

Karanganyar Nggak Kalah dari Purwokerto: Daerah Terbaik di Jawa Tengah

26 Februari 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Nggak Ada Gunanya Dosen Ngasih Tugas Artikel Akademik dan Wajib Terbit, Cuma Bikin Mahasiswa Stres!

Dosen yang Minta Mahasiswa untuk Kuliah Mandiri Lebih Pemalas dari Mahasiswa Itu Sendiri

5 Desember 2025
Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi Mojok.co

Saya Pengguna Setia Transjakarta dan Setuju kalau Tarifnya Naik asal 4 Hal Ini Terpenuhi

29 November 2025
5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain Mojok.co

5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain

1 Desember 2025
Malang Nyaman untuk Hidup tapi Bikin Sesak Buat Bertahan Hidup (Unsplash)

Ironi Pembangunan Kota Malang: Sukses Meniru Jakarta dalam Transportasi, tapi Gagal Menghindari Banjir

5 Desember 2025
5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru Mojok.co

5 Tips Agar Kantong Nggak Jebol Dikeroyok Diskon Natal dan Tahun Baru

2 Desember 2025
Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

Sudah Saatnya Bandara di Indonesia Menjadi Ruang untuk Mempopulerkan Makanan Khas Daerah

3 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.