Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Nusantara

Derita yang Saya Rasakan Selama Tinggal di Perbatasan Ngawi-Sragen: Mau Pesan Ojol, Malah Disarankan Bertapa

Putri Ardila oleh Putri Ardila
13 Mei 2025
A A
Derita yang Saya Rasakan Selama Tinggal di Perbatasan Ngawi-Sragen: Mau Pesan Ojol, Malah Disarankan Bertapa

Derita yang Saya Rasakan Selama Tinggal di Perbatasan Ngawi-Sragen: Mau Pesan Ojol, Malah Disarankan Bertapa (unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Saya nggak tahu dosa apa yang saya lakukan di kehidupan masa lalu, sampai-sampai ditakdirkan tinggal di perbatasan Ngawi dan Sragen. Sebuah tempat di mana Google Maps pun suka bingung: ini masih Jawa Timur atau udah nyebrang ke Jawa Tengah? Bahkan Pak RT sini saja kadang nulis surat keterangan domisili sambil mikir, “Ini masuk Ngawi, ya? Atau Sragen? Apa pensiun jadi RT aja sekalian?”

Hidup di perbatasan itu bukan cuma soal garis administrasi yang bisa digeser-geser. Tetapi lebih hidup ke wilayah tak bertuan. Rasanya kayak numpang hidup di pojokan rumah orang, nggak punya kamar, cuma punya keset.

Nggak ada ojol di perbatasan Ngawi dan Sragen

Masalah pertama yang bikin saya kadang ingin teleportasi adalah ojol. Bukan karena nggak punya aplikasinya, bukan juga karena nggak tahu cara pesan. Tapi karena satu alasan sederhana—ojol nggak bisa masuk. Iya, ojol cuma mitos di sini. Kayak mantan yang katanya “masih temenan”, tapi udah setahun nggak ada kabar.

Aplikasi ojol kalau dibuka di tempat saya, titik penjemputannya suka ngawur. Kadang mental ke Ngawi, kadang nyasar ke Sragen, kadang malah nyantol di tengah sawah yang di peta disebut “Jalan Raya”. Driver-nya? Kosong. Nol besar. Bahkan kalau ada yang online, saya curiga itu akun pesugihan. Sudah ngilang, muncul, lalu ngilang lagi tanpa jejak.

Pernah saya nekat pesan makan karena lapar bukan main. Driver-nya nyangkut di jalan besar, nggak berani masuk gang. “Maaf, Mas, saya nunggu di pertigaan aja ya,” katanya. Pertigaan yang dimaksud itu jaraknya satu kilometer. Saya samperin sambil bawa payung, ngelewatin sawah, dikira orang hilang sama petani.

Mencari Alfamart bak mencari cinta sejati: butuh perjuangan

Belum sembuh trauma ojol, muncul penderitaan baru: jarak ke Alfamart. Di kota, Alfamart itu seperti jamur di musim hujan. Belok dikit, nemu. Jalan lurus, ketemu lagi. Tetapi di perbatasan Ngawi dan Sragen ini? Mencari Alfamart itu seperti mencari cinta sejati. Ada, tapi jauh dan butuh perjuangan. Kadang saya mikir, kalau saya tinggal di kota, pasti udah bisa jadi member platinum karena sering numpang pipis.

Jadi jangan heran kalau warga sini belanja kebutuhan sekaligus banyak. Karena untuk beli sabun, sampo, dan pasta gigi saja butuh bensin dan tekad baja. Makanya saya sering beli sabun batang isi tiga biar awet kayak hubungan orang yang LDR tapi saling percaya. Walau jarang dipakai, penting buat ketenangan batin.

Dan kalau kamu berpikir, “Ya udah, nongkrong aja, healing,” sini saya peluk dulu. Di daerah perbatasan Ngawi dan Sragen ini, konsep healing hanya sebatas ide. Tempat nongkrong? Nggak ada. Yang ada cuma warung kopi dengan kursi plastik dan kopi yang kalau ditiup berbuih. Itu pun tutup jam tujuh malam. Kalau pengin nongkrong lebih lama, solusinya cuma satu: jadi panitia ronda.

Baca Juga:

Sendang Kun Gerit, Wisata Hidden Gem di Ujung Sragen

Sragen Dianggap Badut Jawa Tengah, padahal Punya Potensi yang Amat Hebat, tapi yang Terkenal Justru Hal Buruknya

Tinggal di perbatasan Ngawi dan Sragen bikin warga emosi sekaligus bingung

Sinyal pun nggak kalah bikin emosi. Di tempat saya, sinyal itu bukan soal provider, tapi soal posisi badan. Harus berdiri dekat pohon jambu, agak miring dikit, dan jangan banyak gerak. Kalau mau video call, ya duduk manis di atas genteng. Pernah saya ikut rapat online, baru buka mic, eh, koneksi mutus. Teman saya bilang, “La, kamu ngilang lagi, padahal tadi kamu baru ngomong ‘aku setuju—’ terus putus.”

Dan yang lebih lucu: pemerintah daerah sering bilang wilayah ini “strategis”. Ya, strategis kalau kamu mau menghilang. Soalnya akses minim, sinyal minim, transportasi minim, tapi ekspektasi masyarakat maksimal. Bahkan perbaikan jalan suka dilempar-lempar. Kabupaten A bilang itu wilayah Kabupaten B, Kabupaten B bilang itu masih Kabupaten A. Warga? Bingung, sambil naik motor zig-zag menghindari lubang.

Saya juga sering bingung sendiri tiap disuruh isi formulir online. Kolom alamat nggak cukup buat nulis dengan jujur. Saya harus memilih Ngawi atau Sragen. Padahal aslinya lebih tepat ditulis “belakang warung Bu Tumirah, setelah pohon mangga yang sebelahnya ada kandang kambing.” Tapi ya mana mungkin form resmi nerima deskripsi beginian.

Hidup di perbatasan bikin saya banyak belajar

Lucunya, hidup di perbatasan Ngawi dan Sragen ini bikin saya terlatih jadi serba bisa. Mau nggak mau, saya jadi mandiri. Tukang sayur susah lewat, akhirnya menanam sayur sendiri. Ojol nggak bisa masuk, akhirnya belajar masak. Tempat nongkrong nggak ada, akhirnya ruang tamu dijadiin kafe dadakan. WiFi nggak nyampe, akhirnya satu RT iuran beli pemancar sinyal.

Akan tetapi satu yang paling penting: hidup di sini mengajarkan saya untuk rendah hati. Karena sehebat-hebatnya teknologi, Google, GoFood, dan Grab, mereka semua tetap kalah sama ibu-ibu penjual sayur yang naik sepeda sambil teriak, “Wortel dua ribu, tomat seribuuu!” Itu baru bisa masuk gang kami.

Jadi, buat kamu yang tinggal di kota dan suka ngeluh karena ojol telat 10 menit, sinyal lemot, atau Alfamart nggak nyediain plastik—mari sini, saya ajak tinggal seminggu di perbatasan Ngawi dan Sragen. Kamu akan tahu bahwa hidup itu bukan cuma soal kenyamanan, tapi juga kemampuan bertahan hidup sambil tetap bisa ketawa-ketiwi.

Karena ya… mau gimana lagi? Hidup di perbatasan, kadang emang rasanya kayak jadi figuran di film besar. Nggak masuk opening, nggak ikut closing, tapi tetap berdiri di tengah-tengah. Sepi, tapi penting.

Penulis: Putri Ardila
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Panduan Mengenalkan Kabupaten Ngawi pada Masyarakat Awam yang Buta Jawa Timur.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 13 Mei 2025 oleh

Tags: ngawisragen
Putri Ardila

Putri Ardila

Mbak-mbak mata minus (katanya sih) penulis yang sering curhat lewat naskah, karena curhat langsung takut Disebut baperan.

ArtikelTerkait

Panduan Mengenalkan Kabupaten Ngawi Jawa Timur pada Masyarakat Awam yang Buta Jawa Timur

Panduan Mengenalkan Kabupaten Ngawi pada Masyarakat Awam yang Buta Jawa Timur

25 Januari 2024
Cerita Pahit 25 Tahun Hidup di Kabupaten Ngawi yang Aneh  Mojok.co

Cerita Pahit 25 Tahun Hidup di Kabupaten Ngawi yang Aneh 

9 Mei 2025
Keresahan Saya Selama Tinggal di Kecamatan Gemolong Kabupaten Sragen

Sragen Itu Bukan Kota Mati, Kota Ini Ramenya Minta Ampun dan yang Utama, Punya Bioskop!

1 Juni 2025
Boyolali Utara , Bagian Boyolali yang Sama Sekali Nggak Mirip Boyolali, Malah Mirip Sragen

Boyolali Utara, Bagian Boyolali yang Sama Sekali Nggak Mirip Boyolali, Malah Mirip Sragen

8 Februari 2024
Tanpa Tol Ngawi, Perjalanan Warga Timur Jateng Bisa Jadi Mimpi Buruk

Tanpa Tol Ngawi, Perjalanan Warga Timur Jateng Bisa Jadi Mimpi Buruk

22 Juni 2025
bus rute jakarta-sragen

3 Rekomendasi Bus Rute Jakarta-Sragen buat Kalian yang Pengin Mudik

24 Desember 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

1 Desember 2025
Betapa Merananya Warga Gresik Melihat Truk Kontainer Lalu Lalang Masuk Jalanan Perkotaan

Gresik Utara, Tempat Orang-orang Bermental Baja dan Skill Berkendara di Atas Rata-rata, sebab Tiap Hari Harus Lawan Truk Segede Optimus!

30 November 2025
Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang Mojok.co

Alasan Orang Surabaya Lebih Sering Healing Kilat ke Mojokerto daripada ke Malang

5 Desember 2025
7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

7 Fakta Surabaya yang Bikin Kota Lain Cuma Bisa Gigit Jari

30 November 2025
5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain Mojok.co

5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain

1 Desember 2025
Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

Dosen yang Cancel Kelas Dadakan Itu Sungguh Kekanak-kanakan dan Harus Segera Bertobat!

3 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.