Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup

Konsep Kota Pensiun Adalah Bom Waktu dan Cuma Akal-akalan Pebisnis Properti

Prabu Yudianto oleh Prabu Yudianto
24 April 2025
A A
Konsep Kota Pensiun Adalah Bom Waktu dan Cuma Akal-akalan Pebisnis Properti

Konsep Kota Pensiun Adalah Bom Waktu dan Cuma Akal-akalan Pebisnis Properti

Share on FacebookShare on Twitter

Mimpi kota pensiun tidak lebih dari kampanye bisnis properti. Bukan untuk memanjakan dan memanusiakan kelompok pensiun, namun menguras kantong mereka untuk terus konsumtif

“Aku mau pensiun di Jogja,” ujar kawan saya. Sambil mengernyitkan dahi, saya hanya geleng-geleng kepala. Untuk apa pensiun di Jogja? Apakah untuk pensiun kita harus bermigrasi? Apakah kita tidak bisa pensiun di tempat tinggal saat ini? Ataukah ini hanya promosi semata?

Otak yang sudah penuh dengan urusan pekerjaan, jadi makin riuh. Konsep kota pensiun hari ini tidak masuk akal. Lebih dari itu, saya melihat ancaman. Sebuah bom waktu yang pada saatnya menjadi kekacauan. Mungkin malah sudah meledak diam-diam di balik mimpi slow living dan masa tua bahagia.

Sudah sewajarnya kita menikmati successful aging. Tapi bukan dengan migrasi dan membawa potensi bahaya ke sebuah tempat. Setiap orang berhak bahagia saat pensiun di mana saja!

Kampanye kota pensiun dan bisnis properti

Tidak perlu teori konspirasi untuk mengetahui proyek di balik kota pensiun. Sudah pasti ini urusan bisnis properti. Iming-iming menikmati masa tua di surga dunia akan berlanjut dengan tawaran properti.

Bisnis kota pensiun memang menguntungkan bagi dunia properti. Pada usia senja, orang cenderung sudah kenyang dengan nilai fungsional. Estetika dan budaya menjadi nilai yang dicari. Untuk bisnis properti, nilai ini jelas mendatangkan profit besar.

Hunian tidak lagi dinilai dari harga per meter. Tidak lagi dihitung dari biaya material dan pengerjaan. Konstruksi bangunan tidak lagi menentukan harga. Namun kecocokan dan emosional konsumen. Apabila sebuah komoditas mulai menyematkan value tambahan ini, sudah pasti harganya meroket.

Maka wajar jika konsep kota pensiun makin riuh. Setiap daerah menawarkan diri untuk menemani masa tua Anda. Terutama daerah “murah” dan asri. Sebut saja Jogja, Solo, Purwokerto, dan lain sebagainya.

Baca Juga:

Suzuki Karimun Wagon R Boleh Mati, tapi Ia Mati Terhormat

5 SMK Unggulan di Klaten yang Menawarkan Jurusan dengan Prospek Karier Cerah

Tapi apa ancaman dari kampanye kota pensiun? Maaf, tapi saya akan membuka mata Anda. Jangan menyesal ketika realitas tidak seindah mimpi yang fana.

Bom gentrifikasi dan segregasi

Anda jangan bosan menemukan kata “gentrifikasi” dalam artikel saya, karena isu ini adalah masalah nyata. Apalagi kota pensiun adalah daya tarik besar masuknya kelompok ekonomi makmur.

Karena kota pensiun cenderung suburban, maka akan kontras dengan pendatang yang masuk. Untuk bisa memutuskan tinggal di kota pensiun, maka ekonomi orang itu harus lebih tinggi dari daerah tujuan. Apalagi properti yang ada lebih mahal dari daya beli warga lokal.

Masuknya kelompok makmur akhirnya mendorong pembangunan fasilitas umum dan masuknya investasi lain. Sialnya, semua bukan untuk diakses warga lokal. Tapi untuk dinikmati kelompok makmur yang kini menguasai properti.

Selain gentrifikasi, segregasi sosial menjadi masalah yang ikut menyertai kota pensiun. Datangnya kelompok pensiun (dan makmur) tadi cenderung lebih eksklusif. Potensi gesekan budaya mungkin bisa diatasi. Tapi akan muncul pagar antara warga lokal dan pendatang ini. Baik pagar imajiner atau pagar nyata pemisah pemukiman.

Segregasi ini bisa berdampak pada ketidakstabilan sosial. Diawali dari gegar budaya, berakhir dengan hilangnya identitas lokal. Belum lagi potensi warga lokal yang makin tersudut. Bahkan demonisasi warga lokal akibat kelompok baru yang lebih dominan dalam hierarki sosial.

Seperti ini skenarionya: warga pendatang akan masuk sebagai kelompok eksklusif. Anggap saja dalam satu perumahan. Mereka punya budaya yang senada, sebagai pensiunan dengan ekonomi lebih baik dari warga lokal. Belum lagi pendidikan dan jabatan profesonal.

Kultur yang mereka bawa sebelumnya akan berbenturan dengan budaya lokal. Terutama benturan budaya kota dengan pedesaan. Maka muncul kesan, “warga lokal udik dan tidak terpelajar.” Berlanjut dengan stigma negatif lain yang akhirnya diamini bersama.

Baca halaman selanjutnya

Beban sumber daya yang ditanggung warga lokal

Halaman 1 dari 2
12Next

Terakhir diperbarui pada 25 April 2025 oleh

Tags: bisnis propertigentrifikasihighlightkota pensiunpilihan redaksi
Prabu Yudianto

Prabu Yudianto

Penulis kelahiran Yogyakarta. Bekerja sebagai manajer marketing. Founder Academy of BUG. Co-Founder Kelas Menulis Bahagia. Fans PSIM dan West Ham United!

ArtikelTerkait

Membayangkan Opah Hilang dari Kehidupan Upin Ipin (Upin Ipin Fandom)

Membayangkan Kehidupan Upin Ipin setelah Opah Meninggal dan Menghilang dari Kehidupan Kak Ros

1 Januari 2024
Karyawan Di-Blacklist HRD se-Indonesia: Cuma Gimik atau Beneran? Terminal Mojok.co

Karyawan Di-Blacklist HRD se-Indonesia: Cuma Gimik atau Beneran?

16 Mei 2022
Purwokerto Bakal Menghadapi Petaka 100 Ribu Mahasiswa (Unsplash)

100 Ribu Mahasiswa Bakal Menjadi Petaka Bagi Purwokerto di Masa Depan, Jika….

15 Oktober 2023
15 Kosakata Bahasa Sunda yang Susah Diartikan ke Bahasa Indonesia. Orang Sunda Juga Bingung Menjelaskannya

15 Kosakata Bahasa Sunda yang Susah Diartikan ke Bahasa Indonesia. Orang Sunda Juga Bingung Menjelaskannya

25 November 2023

Jogja Rasa Ubud Sampai Korea Adalah Marketing Wisata Paling Goblok

20 September 2021
8 Varian Indomie yang Sebaiknya Dicoba Minimal Sekali Seumur Hidup Terminal Mojok

8 Varian Indomie yang Sebaiknya Dicoba Minimal Sekali Seumur Hidup

26 Juli 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

8 Aturan Tak Tertulis Tinggal Surabaya (Unsplash)

8 Aturan Tak Tertulis di Surabaya yang Wajib Kalian Tahu Sebelum Datang ke Sana

1 Desember 2025
Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang Mojok.co

Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang

3 Desember 2025
5 Hal yang Jarang Diketahui Orang Dibalik Kota Bandung yang Katanya Romantis Mojok.co

5 Hal yang Jarang Diketahui Orang di Balik Kota Bandung yang Katanya Romantis 

1 Desember 2025
Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang (Unsplash)

Desa Ngidam Muncar, Desa Terbaik di Kabupaten Semarang dengan Pesona yang Membuat Saya Betah

4 Desember 2025
4 Hal Sepele tapi Sukses Membuat Penjual Nasi Goreng Sedih (Unsplash)

4 Hal Sepele tapi Sukses Membuat Penjual Nasi Goreng Sedih

29 November 2025
Video Tukang Parkir Geledah Dasbor Motor di Parkiran Matos Malang Adalah Contoh Terbaik Betapa Problematik Profesi Ini parkir kampus tukang parkir resmi mawar preman pensiun tukang parkir kafe di malang surabaya, tukang parkir liar lahan parkir

Rebutan Lahan Parkir Itu Sama Tuanya dengan Umur Peradaban, dan Mungkin Akan Tetap Ada Hingga Kiamat

2 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lagu Sendu dari Tanah Minang: Hancurnya Jalan Lembah Anai dan Jembatan Kembar Menjadi Kehilangan Besar bagi Masyarakat Sumatera Barat
  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.