Setiap hari, dari pagi hingga sore, kereta Ambarawa Ekspres melintasi Stasiun Cepu Blora. Stasiun Cepu yang dilewati kereta ini benar-benar sangat penting kehadirannya. Bahkan seperti yang pernah saya tulis di Terminal Mojok, peran stasiun ini nggak bisa dianggap sepele.
Bukan hanya Ambarawa Ekspres yang sering melintas di stasiun ini. Ada juga sejumlah kereta lain yang berhenti di Stasiun Cepu, seperti KA Gumarang, KA Harina, KA Sembrani, KA Argo Bromo Anggrek, KA Sancaka Utara, dan masih banyak lagi. Semua kereta ini menjadikan Stasiun Cepu sebagai titik transit paling strategis bagi para penumpangnya yang hendak bepergian antarkota.
Namun saya jadi berpikir, bagaimana jika dulu Belanda tidak menemukan minyak di Cepu dan stasiun ini nggak pernah dibangun? Apa yang akan terjadi? Berikut beberapa kemungkinan jika stasiun kereta di Cepu nggak pernah ada.
Waktu tempuh antarkota jelas akan lebih lama
Tanpa Stasiun Cepu Blora, orang-orang nggak bisa lagi naik kereta yang cepat dan nyaman. Mereka pasti bakal terpaksa cari alternatif transportasi lain, seperti bus atau kendaraan pribadi, yang jelas butuh waktu lebih lama. Akibatnya, banyak orang jadi malas dan enggan melakukan perjalanan antarkota, bahkan mungkin mengurangi aktivitas mereka karena perjalanan yang lebih capek dan memakan waktu.
Saya sendiri sudah hampir 7 tahun sering bolak-balik Cepu-Semarang. Kalau naik motor, waktu tempuh paling cepat sekitar 4 jam, itu pun harus bersaing dengan kemacetan para pengguna jalan lainnya. Ditambah lagi kalau harus lewat jalanan berlubang khas Pantura, sudah pasti rasanya bakal lebih malas karena perjalanan isinya misuh akibat jalan rusak.
Berbeda halnya jika naik kereta. Saya hanya butuh 2 jam, tanpa perlu bertarung dengan jalan rusak dan kemacetan. Dari segi biaya, ongkos pertalite Cepu-Semarang nggak jauh beda dibandingkan harga tiket kereta.
Perantau jadi malas mudik
Bagi para perantau seperti mahasiswa atau pekerja, Stasiun Cepu Blora bagaikan jembatan penghubung antara kampus atau tempat kerja dengan rumah. Mereka nggak perlu khawatir mengeluarkan biaya besar untuk sekadar bertemu dengan keluarga. Apalagi perjalanan antarkota yang bisa ditempuh dalam hitungan jam bikin mudik atau pulang pergi jadi jauh lebih mudah dan nggak memberatkan. Tanpa stasiun ini, pasti bakal banyak yang kesulitan mengatur waktu dan biaya untuk pulang, karena alternatif transportasi lain biasanya lebih mahal dan memakan waktu lebih lama.
Kalau Stasiun Cepu Blora nggak ada, bisa dipastikan mobilitas para mahasiswa dan perantau bakal terganggu. Mereka bakal kesulitan mencari transportasi yang lebih efisien dan terjangkau. Akibatnya, mereka mungkin hanya bisa mudik saat momen besar seperti Lebaran atau hari penting lainnya, karena keterbatasan waktu dan biaya untuk perjalanan sehari-hari. Sehingga tanpa akses transportasi yang mudah seperti kereta, dapat dipastikan rasa rindu kepada keluarga pun jadi lebih sulit untuk diwujudkan.
Cepu akan jadi kecamatan biasa aja tanpa Stasiun Cepu Blora
Saat ini, keberadaan stasiun menjadikan Cepu sebagai pusat aktivitas, karena akses transportasi yang mudah dan cepat menghubungkan warga dengan kota-kota besar seperti Surabaya dan Semarang. Namun tanpa stasiun tersebut, Cepu dapat dipastikan akan kehilangan salah satu elemen vital sebagai pendukung mobilitas penduduk dan perekonomian.
Keberadaan Stasiun Cepu Blora tak hanya berperan dalam menyediakan transportasi cepat, tetapi juga membuka peluang ekonomi, baik untuk usaha lokal maupun industri yang bergantung pada konektivitas antarkota. Tanpa akses transportasi yang efisien, akan ada banyak potensi pertumbuhan yang terhambat. Misalnya, sektor pariwisata, perdagangan, dan pendidikan yang selama ini berkembang berkat kemudahan transportasi.
Dengan hilangnya kemudahan transportasi, Cepu juga akan lebih sulit menarik investasi dan pengunjung luar daerah. Dalam jangka panjang, hal ini dapat memperlambat perkembangan wilayah dan menyebabkan ketertinggalan dibandingkan kecamatan lain yang memiliki akses transportasi lebih baik.
Itulah beberapa hal yang akan terjadi seandainya Stasiun Cepu Blora nggak pernah dibangun. Mobilitas warga bakal terganggu, dan pastinya hal ini bakal bikin jengkel semua orang.
Penulis: Dimas Junian Fadillah
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Stasiun Cepu Blora, Stasiun Kecil di Jalur Pantura Timur yang Nggak Bisa Disepelekan.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.




















