Sebagai warga ber-KTP Kabupaten Malang, saya sudah terbiasa dengan hiruk-pikuk perkotaan. Namun setelah merantau ke Banyuwangi, khususnya Kecamatan Kalibaru, saya justru menemukan kenyamanan dan ketenangan.
Sebelumnya saya tinggal di Banyuwangi Kota, pusat keramaian yang membuat pengeluaran membengkak karena gaya hidup dan transportasi. Setelah pindah ke Kalibaru, saya merasa lebih nyaman. Inilah beberapa alasan mengapa Kalibaru membuat saya betah.
Suhu udara dingin, tidak perlu repot pakai AC di rumah
Tinggal di kecamatan kecil seperti Kalibaru Banyuwangi memberikan saya ketenangan dan kedamaian yang sulit ditemukan di kota besar. Suhu di sini juga cenderung dingin, terutama pada malam hari. Hal ini disebabkan letak Kalibaru di dataran tinggi, bersama dengan wilayah Glenmore hingga Wadung. Intensitas hujan di kecamatan ini juga lebih tinggi dibandingkan kecamatan lain, membuat udara semakin segar dan lingkungan terasa lebih asri. Warga di Kalibaru hampir tidak membutuhkan AC.
Keunikan Kalibaru semakin terasa karena berbatasan langsung dengan kawasan Gumitir, yang merupakan jalur utama penghubung antara Kabupaten Banyuwangi dan Kabupaten Jember. Jalan nasional provinsi yang melewati Kalibaru menyajikan pemandangan alam yang indah dengan deretan perbukitan hijau. Air yang ada masih banyak yang berasal dari sumber mata air, jelas terasa lebih segar dari tempat lain.
Tinggal di Kalibaru Banyuwangi bikin saya lebih produktif di dapur
Sebagai seorang perantau yang terbiasa tinggal di kota, memasak bukan bagian dari keseharian saya. Hidup di kota membuat saya lebih memilih membeli makanan di luar daripada repot memasak sendiri. Selain lebih praktis, pilihan menu di kota juga lebih beragam dan harganya masih cukup terjangkau.
Namun semua berubah ketika saya harus pindah ke Kecamatan Kalibaru Banyuwangi. Di sini, pilihan makanan didominasi oleh cita rasa khas masyarakat setempat, terutama yang berasal dari suku Madura. Masakan dengan rasa asin yang lebih kuat dari selera saya membuat saya kesulitan menemukan makanan yang benar-benar cocok di lidah. Satu-satunya solusi adalah memasak sendiri. Selain bisa menyesuaikan selera, dengan masak sendiri saya juga merasa lebih produktif, sehat, dan tentu saja hemat.
Minimarket adalah solusi hiburan saya saat berbelanja di sini
Bagi saya, minimarket seperti Indomaret, Alfamart, dan Basmalah Mart menjadi solusi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sekaligus mencari hiburan sederhana. Tidak perlu khawatir kalap saat belanja.
Selain berbelanja, saya sering menjadikan minimarket sebagai tempat ngadem. Berjalan menyusuri lorong-lorong rak, melihat berbagai produk baru, mencari barang diskon, dan menikmati buah potong segar yang langsung bisa dimakan tanpa repot mengupas. Aktivitas ini mungkin terdengar sederhana, tetapi cukup menyenangkan dan bisa mengurangi stres saya setelah seharian bekerja.
Di Kalibaru, tidak ada toko grosir besar seperti di Kecamatan Genteng atau Banyuwangi Kota. Alternatifnya, toko kelontong di pasar masih menjadi pilihan bagi banyak orang untuk belanja murah. Namun minimarket tetap menawarkan kenyamanan tersendiri, ruangan yang bersih, ber-AC, dan sistem pembayaran yang lebih praktis. Selama ada minimarket, hidup terasa lebih aman.
Meski kecamatan kecil, di Kalibaru Banyuwangi sudah ada bank dan ATM setor tunai
Meskipun Kalibaru merupakan kecamatan kecil di Banyuwangi, fasilitas perbankan di sini lumayan membantu. Terdapat dua bank besar, yaitu BRI dan Bank Jatim, yang masing-masing memiliki ATM untuk memudahkan transaksi keuangan.
Menariknya lagi, BRI di Kalibaru juga menyediakan ATM setor tunai, sehingga nasabah bisa menyetor uang tanpa harus mengantri panjang di teller. Ini sangat membantu, terutama mengingat antrean di bank sering dipenuhi oleh anak-anak SD penerima PIP yang sedang mencairkan dana bantuan mereka.
Tersedia juga ATM Bersama dan ATM BCA di dalam Indomaret, yang semakin melengkapi fasilitas transaksi perbankan bagi masyarakat setempat. Dengan adanya berbagai pilihan ATM dan layanan keuangan ini, warga Kalibaru tidak perlu repot pergi ke Banyuwangi Kota hanya untuk melakukan transaksi perbankan. Kehadiran fasilitas ini benar-benar memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi masyarakat, baik untuk keperluan pribadi maupun bisnis.
Kecamatan Kalibaru Banyuwangi punya dua pasar tradisional yang sangat membantu warga memenuhi kebutuhan sehari-hari
Di Kalibaru, keberadaan dua pasar tradisional sangat membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pasar pagi buka mulai pukul 02.00 hingga 07.00, dengan harga sayur dan ikan laut yang jauh lebih murah dibanding pasar biasa. Karena waktu operasionalnya yang singkat, pembeli biasanya datang lebih awal agar tidak kehabisan stok terbaik.
Sementara itu, pasar siang mulai beroperasi dari pukul 08.00 hingga 14.00. Di sini, harga barang lebih stabil seperti di pasar umum pada umumnya. Meskipun tidak semurah di pasar pagi, pasar siang tetap menjadi pilihan bagi mereka yang tidak sempat berbelanja lebih awal.
Saya pribadi lebih suka berbelanja di pasar pagi untuk stok masakan selama seminggu karena selain lebih murah, kualitas sayurnya lebih baik. Namun jika kesiangan atau hanya perlu membeli beberapa kebutuhan tambahan, pasar siang tetap menjadi solusi praktis.
Transportasi ke kota lebih mudah dengan kereta lokal dari sini
Kecamatan Kalibaru Banyuwangi memiliki keuntungan sebagai salah satu titik pemberhentian kereta lokal dan antarkota, menjadikannya akses transportasi yang sangat mudah bagi warga yang sering bepergian. Bagi saya yang kerap keluar kota atau ingin mengunjungi Banyuwangi Kota, keberadaan kereta ini sangat membantu karena tidak perlu repot berkendara sendiri.
Ada berbagai pilihan kereta yang bisa digunakan, baik kereta lokal maupun antarkota. Jika waktunya tepat, saya lebih memilih naik kereta lokal Pandanwangi dengan harga tiket hanya Rp8.000. Sangat murah dan jauh lebih hemat dibandingkan naik bus yang lebih mahal atau menggunakan motor yang memakan biaya bensin lebih banyak.
Selain itu, perjalanan dari Kalibaru ke Banyuwangi memakan waktu sekitar 2 jam. Dibandingkan harus lelah mengendarai motor sejauh itu, naik kereta jelas menjadi pilihan yang lebih nyaman, terutama bagi saya yang tidak lagi muda. Dengan naik kereta, perjalanan menjadi lebih santai, hemat, dan tentunya lebih aman.
Itulah beberapa alasan mengapa saya betah di Kecamatan Kalibaru Banyuwangi. Saat ingin menyegarkan pikiran, saya lebih memilih berjalan santai menyusuri sawah, menikmati udara segar tanpa perlu mengeluarkan banyak biaya. Di sini, saya benar-benar merasakan esensi slow living, hidup yang lebih tenang dan sederhana.
Penulis: Nuruma Uli Nuha
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA 8 Nama Desa di Banyuwangi yang Unik dan Nyeleneh.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.




















